MotoGP, Peluang Rossi Juara Dunia Tipis

MotoGP, Peluang Rossi Juara Dunia Tipis

ASSEN - Balapan GP Belanda Minggu malam (26/6) seharusnya menjadi balapan krusial bagi Valentino Rossi untuk terus menghidupkan peluangnya merebut juara dunia ke-10 nya musim ini. Hasil nol poin akibat kecelakaan di lap 17 (3 balapan kedua) ditambah 20 poin (runner-up) yang didapat Marquez semakin menyulitkan rider Italia itu untuk menggapai juara. Padahal musim ini paket motor YZR-M1 begitu tangguh dan mendominasi di awal musim. Kini, posisi Rossi di urutan tiga klasemen pembalap. Jaraknya 42 poin di belakang Marc Marquez. Nyaris dua kali kemenangan (50 poin). Atau dengan hitungan kotor Rossi harus menang dua kali dan Marquez tidak finis dua kali untuk bisa mengunggulinya. Dengan 10 sesi tersisa semuanya masih mungkin terjadi. Namun ketenangan dan kematangan Marquez musim ini bakal membuatnya usaha Rossi mendekat, rasanya mustahil. \'\'Sejak saat ini situasinya menjadi sulit. Jarak dengan Marquez sudah cukup jauh,\'\' ucap Rossi dikutip Autosport. Tiga pekan ke depan MotoGP bakal libur. Seri berikutnya akan kmebali ke Sachsenring, Jerman 17 Juli nanti. Di Sirkuit ini, Marquez diprediksi akan lebih kuat dari pembalap manapun. Tiga tahun terakhir rider 23 tahun itu tak terkalahkan di sana. Tentu kondisi tahun ini sulit ditebak lantaran paket regulasi ECU standar dan ban Michelin mengubah peta kekuatan para rider top. Rossi misalnya, menang dua sirkuit yang notbene adalah kandang pembalap-pembalap Spanyol. Catalunya dan Jerez. Artinya, paket regulasi baru ini sebenarnya menguntungkan Rossi karena dari semua pembalap yang ada di grid hanya Rossi yang akrab dengan Michelin. Sedangkan urusan ECU semua pembalap merasakan efek yang sama. Dari 10 balapan di paruh kedua musim 2016. Hanya 2-3 sirkuit yang membuka peluang kemenangan untuk Rossi. Misalnya San Marino, karena cocok dengan Yamaha dan merupakan balapan kandangnya. Namun dalam lima tahun terakhir, justru Lorenzo yang berjaya di sana dengan merengkuh tiga kemenangan. Rossi menang sekali di 2014 dan Marquez meraja tahun lalu. Kedua adalah Australia. Rossi selalu senang dengan Phillip Island. Dia pernah lima tahun beruntun menang di GP Australia itu pada awal karirnya di kelas premium (2001-2005). Lalu lima tahun berikutnya tak pernah absen di podium. Pada 2014 setahun setelah kembali ke Yamaha dia kembali memenangi balapan di Island. Meski tahun kemarin harus finis keempat, musim 2016 bakal menjadi balapan hebat untuknya. Terakhir adalah Malaysia. Sepang seperti rumah bagi banyak rider. Uji coba pra musim selalu datang ke sirkuit negeri jiran tersebut. Sejak berlaga di kelas 500 cc Rossi sudah menyukai trek berkarakter cepat ini. Tujuh kali The Doctor menang di Malaysia. Tahun lalu Malaysia menjadi sirkuit yang bakal dikenang baik Rossi maupun Maquez. Perseteruan keduanya sejak di GP Australia memuncak di Sepang. Rossi yang merasa diganggu oleh Marquez melakukan tindakan tidak sportif dengan sengaja memperlambat motornya di jalur balap Marquez. Keduanya bersenggolan Marquez terjatuh. Rossi yang memimpin klasemen saat itu harus diusir start dari belakang di seri terakhir Valencia. Akibatnya, juara dunia yang sudah di depan mata hilang, dicuri Lorenzo di balapan pemungkas tersebut. Pengalaman pahit tersebut rupanya juga menggodok mental Marquez. Tahun ini, dia tak lagi hobi bertarung untuk sekedar memperebutkan kemenangan di setiap seri balapan. Dia lebih memikirkan juara di akhir musim. Kalau posisinya di klasemen aman, rider Spanyol itu tidak akan gegabah mengambil risiko besar yang bisa berbuntut kehilangan poin. Dengan selisih 22 poin dari Lorenzo dan 42 dari Rossi, kendali kini ada di tangan Marquez. Masa kritis memang belum terlewati. Namun dengan membalap lebih tenang dan “mencari aman” Marquez bisa merebut juara dunianya yang ketiga tahun ini. Tim Repsol Honda sepertinya juga mengerti potensi RC213V musim ini jika disandingkan dengan YZR M1. Seperti di Assen  Minggu. Begitu hujan turun sebelum lomba dimulai Marquez mengatakan bahwa timnya hanya berpesan singkat: \'\'Plis, selesaikan balapan ini. Yang penting finis,\'\' begitu harapan timnya tanpa meminta lebih seperti dilansir Crash. Marquez juga tak terbebani dengan target tersebut dan membalap dengan nothing to lose. Bahkan ketika Jack Miller menyalipnya di lap-lap terakhir, Marquez seperti tak bereaksi kebablasan. Setelah Rossi jatuh, tidak ada lagi yang perlu dirisaukan. \'\'Balapan hari ini (Minggu) sangat  krusial untuk menambah poin atau justru kehilangan banyak poin. Aku beruntung karena mentalku mendukungku membalap dengan tenang,\'\' pungkasnya. (cak)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: