Korban Pembakaran Ketua Geng Motor Terancam Cacat Permanen

Korban Pembakaran Ketua Geng Motor Terancam Cacat Permanen

CIREBON – Kondisi luka bakar yang diderita oleh Irfan (14) warga Blok Siwajik Tengah, RT 08 RW 04, Desa Kalitengah, Kecamatan Tengahtani, akibat ulah sadis tiga orang tersangka yang mengaku anggota bobotoh Cirebon suporter salah satu kesebelasan di Jawa Barat, yakni Bagus Diarso (26) alias Indung, Rosadi (24) alias Blending dan Riyan Prasetiyo (23), terancam cacat permanen pada kulit wajahnya. Luka bakar yang diderita korban sebesar 36 persen, kondisi paling parah adalah luka bakar di bagian leher dan wajah. Di beberapa bagian tubuh kulit Irfan nampak mengelupas dan melepuh. Menurut Iwan Gunawan (47) orang tua korban, Irfan sudah menjalani serangkaian pengobatan, bahkan tim dokter pun telah melakukan operasi kecil untuk mengangkat lapisan kulit luar yang mati (menghitam). “Kemarin (27/6) sudah dioperasi, diangkat kulit-kulit yang hitamnya,” ujarnya kepada Radar Cirebon, kemarin (28/6). Rupanya bukan karena kondisi anaknya saja yang membuatnya pusing, ia yang hanya bekerja serabutan bingung memikirkan biaya yang harus dikeluarkan selama anaknya dirawatl. Pasalanya, Irfan tidak terdaftar dalam program BPJS. “Saya sih sudah bikin SKTM dan mengajukan jamkesmas, nggak tahu di ACC tidak sama pihak rumah sakit,” imbuhnya. Sampai dengan saat ini, Irfan masih belum bisa beranjak dari ranjang perawatan. Hal tersebut karena Irfan belum bisa beraktifitas normal akibat parahnya luka bakar yang dideritanya. “Nggak bisa digerakan, miring sedikit saja sakit,” tutur Irfan kepada Radar Cirebon. Diberitakan sebelumnya, tiga tersangka penganiayaan dan percobaan pembunuhan dengan membakar hidup-hidup terhadap Irfan (14), telah ditangkap Tim Kendali Anti Bandit (Tekab) Polres Cirebon Kota (Ciko) dan Unit Reskrim Polsek Kedawung di tempat berbeda, Minggu (26/6) malam lalu. Ketiganya adalah Bagus Diarso (26) alias Indung, Rosadi (24) alias Blending dan Riyan Prasetiyo (23). Dalam kasus tersebut, ketiganya mempunyai peran masing-masing. Rosadi dan Riyan menganiaya korban sebelum insiden pembakaran, sementara Bagus berperan menyiramkan cairan bensin dan menyulut api dari korek api. Anehnya, motif ketiga pelaku karena kesal dengan para korban. Korban dinilai tak kompak saat rencana nonton bareng sepeda bola berantakan. Bahkan, ketiga pelaku menolak disebut geng motor dan malah mengklaim diri sebagai suporter sepakbola meski tak mengerti soal sepak bola. Dari hasil pemeriksaan, selain Irfan ada empat korban lainnya yakni Rahman, Pasya, Andika dan Dani juga turut disiram dengan bensin. Namun keempat korban ini berhasil melarikan diri sebelum api sempat dinyalakan tersangka. ”Saya kenal mereka, bahkan sering ketemu. Pas mukulin kita, dia (tersangka, red) ngomong katanya kita gak solid. Jadi harus dikasih pelajaran,” tutur korban Irfan. Sementara itu, Kapolsek Kedawung Kompol Nanang Suhendar SH mengatakan, dari hasil pemeriksaan diketahui pelaku dan korban bukanlah anggota geng motor, melainkan mereka berasal dari komunitas suporter sepak bola. “Sebelum kejadian mereka ada rencana kumpul-kumpul. Tapi karena salah satunya gak datang, acaranya berantakan. Dugaan sementara motifnya karena ketua komunitas ini kesal kepada para korban,” ujarnya. Terpisah, Pembina Bobotoh Cirebon Yan Kurniawan mengatakan, dia tidak mengenal para tersangka. Dia pun mengaku sudah berbicara langsung kepada para tersangka didampingi Kapolsek Kedawung saat berada di Mapolsek Kedawung. “Saya sudah tanya, mereka ngaku suporter sepakbola. Katanya komunitas suporter selalu ramai. Tapi ditanya stadion, nama pemain, jadwal pertandingan Persib pun mereka tidak tahu. Jadi mereka siapa saya juga tidak tahu,” jelasnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: