Pemalsu Vaksin, Kades: Opik Tidak Tercatat Warga Sidaraja, Kuningan
KUNINGAN - Kepala Desa (Kades) Sidaraja, Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan, Tjasta membenarkan foto tersangka pemalsu vaksin yang beredar di internet adalah Opik. Tjasta juga mengamini jika Opik merupakan anak bungsu mantan kades Sidaraja terdahulu. Meski demikian, Opik tidak tercatat sebagai warga Desa Sidaraja sejak merantau ke Jakarta selepas SMA. \"Pernah saat saya masih menjabat sebagai Kaur Ekbang dulu, Opik datang ke desa untuk mengurus membuat surat keterangan mencari kerja. Nah, saat musim pilkades nama dia tidak masuk dalam hak pilih karena memang tidak tercatat sebagai warga sini,\" terang Tjasta, Rabu (29/6). Tjasta menjelaskan, Opik merupakan anak bungsu dari lima bersaudara pasangan Emon Abdurahman (alm) dan Zaenab. Opik lahir tahun 1976 dan mengenyam pendidikan di SD Negeri 1 Sidaraja. Setelah SMP di Ciawigebang, Opik melanjutkan SMA Negeri 1 di Kecamatan yang sama hingga lulus tahun 1994. Setelah lulus SMA, Opik merantau ke Jakarta dan kabarnya menikah dengan orang Bekasi. \"Bahkan di rumah orang tuanya pun diadakan selamatan pernikahan Opik. Namun, hanya sederhana mengundang keluarga dekat saja,\" kata Tjasta. Setelah kepergiannya ke kota besar, kata Tjasta, tak pernah ada lagi kabar tentang Opik. Hanya sesekali pulang ke rumah orang tuanya saat Lebaran. \"Saya juga beberapa kali bertemu saat ziarah ke makam. Masih suka menyapa dan sopan orangnya,\" kata Tjasta. Kabar tertangkapnya Opik sebagai pelaku pemalsuan vaksin, diakui Tjasta sangat mengejutkan. Termasuk seluruh warga Desa Sidaraja. \"Saya pun tahunya dari internet, saat melihat fotonya ternyata benar Opik anak bungsu Kuwu Emon. Hanya saja sekarang pangling, penampilannya berubah karena memelihara jenggot dan kumis,\" ujar Tjasta. Dia tak menyangka, Opik yang selama ini dikenal ramah, pendiam dan anak mantan kades ternyata bisa melakukan perbuatan tak terpuji. Selama ini Opik di kenal warga sebagai perantau yang sukses. Namun, tak ada yang mengetahui persis usaha apa yang dilakoninya. Bahkan ibunda Opik pun, Tjasta meyakini tidak mengetahui usaha yang dijalani anaknya selama ini. \"Saya merasa prihatin dan menyayangkan opik yang lahir dari keluarga baik-baik terjerat kasus berat seperti ini,\" kata Tjasta. Tjasta mengaku tidak mengetahui apakah usaha Opik mempunyai andil besar mendongkrak perekonomian keluarganya. Hingga bisa membangun rumah yang tergolong besar untuk ukuran warga Desa Sidaraja. Yang pasti, kata Tjasta, pembangunan rumah itu dilakukan secara bertahap selama beberapa tahun. Hingga akhirnya kini berdiri megah. (taufik)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: