Mayat Robert Hall Ditemukan Tanpa Kepala

Mayat Robert Hall Ditemukan Tanpa Kepala

JAKARTA - Pengejaran kelompok Abu Sayyaf terus dilakukan oleh pemerintah Filipina menjelang kembalinya perhatian publik internasional. Dalam perkembangan, otoritas Mindanao Barat, Filipina, akhirnya bisa menemukan tubuh dari mayat Robert Hall, sandera Abu Sayyaf yang dipenggal bulan lalu. Pemerintah Filipina pun mengaku siap bernegosiasi untuk sisa sandera meski otoritas militer bersikeras memerangi gerakan separatis tersebut. Menurut lansiran dari situs berita Inquirer, jenazah tanpa kepala yang diduga Robert Hall ditemukan di Sulu Sabtu lalu. Lebih tepatnya, jasad itu digali di Desa Kamuntayan Utara, Kota Talipai, pada 11:35  waktu setempat. Lokasi penguburan mendiang Robert Hall didapat dari informasi masyarakat lokal. ’’Tubuhnya dibawa ke markas pasukan gabungan di Desa Busbus, Jolo, untuk dokumentasi. Setelah itu, akan diserahkan ke Kepolisian Filipina Soco, otoritas TKP,’’ jelas Juru Bicara Markas Komando Mindanao Barat Filemon Tan. Hall merupakan sandera yang disandera bersama almarhum John Ridsdel.  Setelah Ridsdel dipenggal karena uang tebusan tak cukup, Robert juga menjadi korban. Dari kelompok sandera yang diculik di Davao September 2015 lalu, baru warga Filipina Marites Flor yang dibebaskan. Perempuan yang juga menjadi tunangan Hall dibebaskan 24 Juni lalu. Sedangkan, sisa sandera dari kasus penculikan itu tinggal warga Norwegia Kjartan Sekkingstad.   Namun, masih banyak juga yang belum tentu nasibnya di tangan sempalan Abu Sayyaf lainnya. Selain tujuh anak buah kapal (ABK) TB Charless. Ada juga pengamat burung dari Eropa Ewold Horn yang sudah bertahun-tahun ditahan oleh Abu Sayyaf. Untuk membebaskan tawanan tersebut, Penasehat Presiden terkait isu perdamaian Jesus Dureza mengatakan dia siap membuka jalur diskusi menyelamatkan Sekkingstad. Dia mengaku hal tersebut untuk merespon Abu Rami, pria yang mengaku juru bicara Abu Sayyaf, yang meminta berbicara empat mata dengan pemerintah. ’’Saya diberitahu bahwa dia siap berbicara dengan siapa saja untuk pembebasan sandera. Dan hal itu tidak melibatkan tebusan. Saya sudah memberikan nomor kontak yang aman dan menunggu dia menghubungi saya,’’ jelasnya dalam lansiran situs The Philippine Star. Namun, di saat yang sama, pihak angkatan senjata Filipina masih bersikap keras untuk memberantas Abu Sayyaf. Dalam lansiran situs GMA Network, Eduardo Ano, kepala angkatan darat Filipina, mengaku menargetkan tahun ini sebagai tenggat waktu menetralkan aksi Abu Sayyaf. ’’Ini akan menjadi misi kami setelah mendengar pesan dari kepala angkatan bersenjata (Ricardo Visaya),” ungkapnya. Dia sendiri mengatakan akan ada operasi 24 jam sehari untuk melawan Abu Sayyaf. Dalam hal ini, pihaknya bakal berusaha untuk terus menyempitkan area kekuasaan Abu Sayyaf. Sekaligus mengawasi perarian Sulu agar tak ada lagi sandera yang menguatan posisi tawar mereka. ’’Kami akan bergerak dengan tegas, Sehingga tak ada cara selain mereka bertatap muka dengan kami,’’ terangnya. (bil)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: