Tetap Waspada Meski Puncak Mudik sudah Lewat

Tetap Waspada Meski Puncak Mudik sudah Lewat

JAKARTA - Hampir satu juta kendaraan telah meninggalkan Jakarta, hulu dari arus mudik terbesar, menuju kampung halaman. Hari ini (4/7), sejumlah ruas diperkirakan akan lengang. Meski demikian, kewaspadaan di jalan tetap tak boleh diturunkan. Seluruh otoritas kini fokus pada upaya menurunkan jumlah kecelakaan. Direktur Keselamatan Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Eddy Gunawan menuturkan, puncak arus mudik telah usai pada Minggu malam. Dengan demikian, volume kendaraan menuju Jawa Tengah dan Jawa Barat diperkirakan menurun tajam. Meski demikian, Eddy meminta seluruh pemudik untuk selalu dalam keadaan waspada. Dia mengimbau pemudik tidak terlena dengan kondisi jalanan lengang hingga langsung tancap gas. Sebab, dalam kondisi demikian, risiko kecelakaan bisa cukup besar. ”Pengguna jalan harus selalu waspada. Mengemudi dengan batas kecepatan wajar. Kalau demikian, harusnya bisa mengurangi kecelakaan,” katanya kemarin. Sementara data Korlantas Polri menunjukkan jumlah kecelakaan kembali bertambah, pada H-4 terdapat 92 kecelakaan dengan korban meninggal 2 orang. Lalu, korban luka berat ada 16 orang dan 107 orang luka ringan. Bila ditambah dengan data sebelumnya, maka dari H-7 hingga H -4 terdapat 216 kecelakaan dengan korban meninggal dunia 44, luka berat 80 korban dan 307 korban luka ringan. Kabag Operasional Korlantas Polri Kombespol Benyamin menyebutkan, bila dilihat dari jumlah korban, kemungkinan besar akan menurun dibanding tahun lalu  yang selama arus mudik terdapat 3.049 kecelakaan dan korban meninggal dunia mencapai 626 jiwa. ”Kami berupaya maksimal melakukan pengaturan jalan dengan berbagai cara. Namun, semuanya perlu bekerjasama, petugas tidak bisa bekerja sendiri, pengendara harus juga mengambil peran,” katanya. Tentunya, ada upaya agar perjalanan mudik bisa lebih lancar di setiap jalur yang dilalui. Petugas sudah disiagakan dan berbagai tindakan untuk setiap pelanggaran juga telah diterapkan. ”Pada intinya, bila semua tumplek blek di jalanan, yang utama adalah kesadaran para pengemudi,” terangnya. Bila pengemudi lebih bersabar dengan kecepatan terkendali dan mematuhi semua aturan. Maka, kecelakaan akan dapat dihindari dan jalan akan lebih lancar. ”Kalau terjadi kecelakaan, kelancaran jalan juga akan terpengaruh,” paparnya. BREBES EXIT MACET PARAH Hingga Minggu malam, kepadatan masih terjadi di sejumlah ruas jalan tol Jakarta-Brebes. Menurut informasi NTMC Polri, arus lalu lintas di tol Palimanan terpantau ramai lancar. Laju kendaraan mulai tersendat di gerbang exit GT Kanci. Akibat transaksi pembayaran, antrean terjadi sepanjang 2 km. Kondisi lebih parah terjadi di antrian keluar GT Pejagan Tol Kanci-Pejagan. Data dari national traffic manajemen system (NTMC) Korlantas Polri menyebutkan, kemacetan masih belum sirna dari Tol Kanci Pejagan. Kendaraan mengular hingga 18 km dari gerbang Tol Pejagan. Hampir di sepanjang jalan pantura Brebes hingga Kota Tegal dan Kabupaten Tegal macet panjang. Bahkan, untuk menuju ke Kabupaten Tegal dari wilayah Limbangan, Brebes, membutuhkan waktu sekitar 15 jam. Padahal biasanya, perjalanan ditempuh hanya 20 menit. \"Saya di Brebes Exit Tol jam tujuh malam (hari Sabtu), dan sampai di Tegal jam 10 pagi (hari Minggu). Badan rasanya pegel-pegel semua,\" tutur Budiman (39), salah satu pemudik yang sedang beristirahat di SPBU Muri Kramat, Kabupaten Tegal, Minggu (3/7). Menurut Budiman, perjalanan itu tersendat lantaran kendaraan pemudik dari Jakarta dan Jawa Barat menumpuk di Brebes Exit (Brexit) tol. Di situ, kata Budiman, kendaraan sama sekali tidak bisa bergerak selama sekitar 12 jam. Kemudian setelah keluar tol Brebes Timur, laju kendaraan juga tidak bisa lancar. Walau bisa jalan, tapi hanya sekitar 5 km/jam. \"Kami terjebak macet di Brebes Exit Tol. Mobil sama sekali tidak bisa bergerak,\" keluh pemudik yang hendak menuju ke Blitar ini.(jpg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: