Pantura Etalase Warung Dadakan dan Posko Mudik
KEDAWUNG - Satu tahun sekali jalur pantai utara jawa (pantura) punya hajat besar. Iring-iringan kendaraan pemudik melintasinya. Layaknya tengah punya hajat besar, sepanjang jalur pantura pun sibuk menyambut para pemudik. Area sepanjang bahu jalan pantura pun bak etalase, dengan berjejernya warung dadakan dan posko-posko mudik untuk rest area. Seorang pemilik warung dadakan di jalur pantura, Hendra (52) mengungkapkan arus mudik baginya sudah seperti hajat besar setiap tahun. Dia selalu tidak absen menggelar warung dadakan di Jalan By Pass Kedawung. Pria asal Tengah Tani ini, membuka warung ketoprak dan soto untuk para pemudik selama 24 jam. Trotoar pun, disulap menjadi lapak berjualan dengan tenda dan juga alas tikar yang disediakan untuk area istirahat pemudik. \"Saya tidur di sini juga, karena warung buka dua puluh empat jam,\" sebutnya kepada Radar, Senin (4/7). Arus mudik menjadi kesempatan bagi warga untuk mengais rezeki. Maklum, dirinya juga mengejar target untuk kehidupan sehari-hari dan juga Idul Fitri. Mudik menjadi kesempatan baginya untuk mendulang rezeki dari pemudik yang melintasi pantura setahun sekali. \"Kalau pilih enak atau tidak itu ya, enakan dagang di hari-hari biasa, kalau di sini gak kuat panasnya,\" ucapnya. Menurutnya, arus mudik atau tidak, hal itu tidak berpengaruh terhadap besar kecilnya omzet penjualan. Hanya saja, kemungkinan lakunya bisa jadi lebih besar saat mudik. Dia yang sehari-hari mangkal di Pasar Plered, mengaku bisa menghabiskan ketoprak dari pukul 17.00 WIB hingga 20.00 WIB. \"Kalau mudik gak tentu, kadang hanya laku beberapa porsi saja, nunggu yang datang,\" ungkapnya. Sebagai pengusaha mikro dia memang mesti tangguh dan sabar. Hal ini ia sudah jalani bertahun-tahun. Hanya saja, di saat mudik tahun ini, memang ada sedikit penurunan ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Apalagi penyebabnya kalau bukan karena adanya Tol Cipali. Kendaraan yang masuk pantura terbagi, sehingga jumlahnya berkurang. \"Kalau mudik bedanya, harga satu porsi tadinya hanya Rp8000 kalau lagi mudik bisa mahal Rp10.000 sampai Rp15 ribu. Karena bahan bakunya juga di pasar sudah naik,\" ungkapnya mengemukakan alasan. Rupanya, langkah itu juga diikuti oleh pedagang lain, Kurniwan (30). Pria ini juga memanfaatkan kesempatan keramaian arus mudik untuk menambah pundi-pundi pemasukan buat keperluan Idul Fitri. \"Lumayan buat tambahan untuk keluarga dan anak-anak,\" sebutnya. Dalam memakai lapak berjualan di trotoar, dia mengaku tidak memerlukan izin apapun dari pihak aparat setempat. Begitu juga untuk uang kebersihan. Dia hanya perlu modal seadanya seperti gerobak, meja, tenda ataupun tikar. \"Biasanya ramai sore, karena pada istirahat, kalau malam kadang-kadang kalau ada lampu sih bisa lebih ramai,\" ungkapnya. (jml)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: