Sebulan Rata-rata 715 Temuan Uang Palsu

Sebulan Rata-rata 715 Temuan Uang Palsu

KESAMBI - Bank Indonesia mengimbau masyarakat untuk mewaspadai uang palsu menjelang lebaran. Di tengah momentum hari-hari besar adalah peluang terbesar bagi pengedar uang palsu untuk melancarkan aksinya. Karena perputaran uang mengalir cepat seiring meningkatnya kebutuhan konsumsi masyarakat. Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan (KPw) Cirebon, M Abdul Majid Ikram mengatakan, biasanya pengedar uang palsu menjadikan masyarakat kecil sebagai target. Sebab, banyak masyarakat awam tentang uang palsu. “Biasanya pedagang di pasar tradisional serta pedagang-pedagang yang berada di daerah pinggiran atau jauh dari perkotaan. Mari kita teliti saat menerima uang,\" ujar Abdul, kepada Radar. Menurut catatan BI KPw Cirebon, sejak awal tahun 2016 hingga bulan Juni, jumlah uang palsu yang ditemukan sebanyak 3.170 lembar dengan rata-rata temuan 715 lembar per bulan. Untuk mengantisipasi beredarnya uang palsu, Bank Indonesia gencar melakukan sosialisasi kepada para pedagang serta masyarakat luas. \"Kami merekrut Mitra SP dari berbagai pasar tradisional di Ciayumajakuning yang diberikan edukasi tentang keaslian uang,\" katanya. Ia mengimbau kepada masyarakat yang ingin melakukan penukaran uang, disarankan di tempat yang resmi. Serta untuk menguji keaslian uang untuk selalu melakukan langkah 3D (Dilihat, Diraba dan Diterawang). Begitu juga kepada masyarakat untuk tidak memperlakukan uang Rupiah seperti dilipat, diremas, dibasahi atau di straples. \"Untuk yang ingin bertransaksi dengan jumlah banyak, disarankan jangan tunai, lebih baik transfer,\" sarannya. Semenatra itu, untuk rangka membantu masyarakat agar tidak tertipu dengan uang palsu, Ikatan Pedagang Pasar (IPP) Pasar Kramat membantu Bank Indonesia melakukan sosialisasi identifikasi uang asli dan uang palsu. Pengurus IPP Pasar Kramat, Tuti mengaku mendapatkan tugas sosialisasi dengan harapan dapat menekan peredaran uang palsu. Apalagi, selama Ramadan dan Idul fitri ditengarai peredaran yang palsu semakin marak. “Kita beri pengetahuan standar ke masyarakat, yang paling sederhana dilihat, diraba dan diterawang,” tuturnya. Tuti mengungkapkan, sejak awal Ramadan di Pasar Kramat sudah ditemukan sekitar 26 lembar uang palsu beredar. Untuk itu, IPP gencar mengajak masyarakat untuk bisa membedakan antara uang asli dengan uang palsu.  Sebab, peredaran uang palsu sangat merugikan pedagang. (mik/abd)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: