Pejabat Eselon II Saling Incar Kursi di Mutasi
KEJAKSAN – Mutasi yang disebut akan ada rotasi eselon II (dua) didalamnya, membuat bahagia sebagian pejabat eselon II. Pasalnya, kursi yang selama ini menjadi incaran semakin mendekati kenyataan. Meskipun saat melakukan assessment tidak semuanya mengakui secara terbuka, namun banyak yang menginginkan jabatan tertentu. Alasannya beragam, mulai karena merasa sesuai dengan kompetensi, nyaman dan ingin mendapatkan tantangan. Mengincar kursi jabatan tidak hanya dalam makna mencari tempat yang lebih baik menurut pandangan umum. Karena adapula beberapa pejabat eselon II justru meminta ditempatkan menjadi kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang menurut pandangan umum lebih kurang menarik. Informasi yang dihimpun Radar Cirebon, aksi saling mengincar kursi semakin terbuka setelah dilakukan assessment. Dalam tes yang dilakukan selama dua hari itu, ada tes tertulis dengan format membuat ide pemikiran tentang kompetensi yang dimiliki. Pelaksana dari perguruan tinggi yang ditunjuk untuk assessment tersebut, mencantumkan pula daftar isian untuk tiga kursi yang sesuai dengan keinginan. Jawabannya beragam. Ada yang menuliskan lillahi ta’ala atau menyerahkan semua kepada ketentuan Allah SWT. Ada jawaban terserah pimpinan. Ada juga yang menuliskan dengan jelas dan tegas beberapa SKPD yang diinginkan karena merasa sesuai dengan kompetensi. “Macam-macam jawabannya. Kadang lucu mengetahui itu,” ucap sumber Radar di lingkungan Pemkot Cirebon itu, Rabu (13/7). Assessment benar-benar memberikan gambaran kualitas dari pejabat eselon II di lingkungan Pemkot Cirebon. Setidaknya, sedikit banyak kemampuan mereka sesuai dengan tes telah disampaikan. Meskipun, assessment atau pemetaan tidak sepenuhnya memberikan gambaran nyata tentang kualitas dan kompetensi pejabat tersebut. “Tes banyak teori. Padahal, seringkali praktik berbeda dengan teori,” ucap salah satu pejabat eselon II usai tes assessment yang dilakukan beberapa hari sebelum Idul Fitri itu. Terlepas dari itu semua, hasil assessment menjadi salah satu acuan dan tolak ukur kemampuan pejabat dalam memimpin. Setidaknya, Walikota Cirebon Drs Nasrudin Azis SH memiliki gambaran dari hasil assessment tersebut. “Saya mempunyai gambaran. Saya ingin mutasi digelar Juli ini,” ucapnya. Hal senada disampaikan Sekretaris Daerah Kota Cirebon Drs Asep Dedi MSi. Dikatakan pria berkacamata itu, assessment untuk memetakan pejabat sesuai dengan kompetensinya. Hasil assessment menjadi salah satu pertimbangan dalam melakukan rotasi jabatan untuk kursi eselon dua. (ysf)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: