Begini Pola Wabah Kaki Gajah Menjangkit
KUNINGAN - Meski bisa disembuhkan, penderita kaki gajah bakal mengalami kecacatan seumur hidup. Agar tidak terjangkit, perlu upaya pencegahan dini. Sejak 2014 ditemukan 41 penderita wabah kaki gajah ditemukan di Kabupaten Kuningan, Dinas Kesehatan (dinkes) setempat membagikan obat anti gajah kepada warga. Namun, sejak 6 Oktober hingga kini kembali ditemukan 9 penderita. Rencananya, Oktober mendatang, dinkes kembali membagikan obat anti kaki gajah kepada warga dari usia 2 sampai 70 tahun untuk dikonsumsi. Karena kaki gajah berpotensi menjangkit segala usia dan jenis kelamin. Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinkes Dedik Purnaman menjelaskan, kaki gajah atau istilah dalam kedokteran disebut filariasis, merupakan penyakit infeksi yang bersifat menahun. Penyebabnya cacing filaria yang menularkan melalui gigitan nyamuk. Filariasis ditularkan dari seseorang yang dalam darahnya terdapat anak cacing (mikrofilaria). Dalam 1 hingga 2 minggu kemudian mikrofilaria berubah menjadi larva. Lantas ditularkan kepada orang lain sewaktu nyamuk menggigitnya. Meskipun jumlah penderita di Kuningan hanya 50 orang, namun satu perkawinan larva akan cepat berkembang biak. Karena dalam sehari menghasilkan 8.000 larva di dalam tubuh manusia. Apabila dibiarkan bertahun-tahun, maka seluruh warga Kuningan bisa tertular. Penyakit ini ditularkan cacing filaria melalui gigitan nyamuk. Terutama nyamuk rawa atau yang bersarang di tempat-tempat kotor. Meski kaki gajah tidak mematikan, penyakit ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Karena itu, wabah kaki gajah jangan dianggap sepele. “Intinya harus meningakatkan pola hidup sehat, mau DBD (demam berdah) mau kaki gajah,” tandas Dedik. Untuk diketahui, kaki gajah dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, kantong buah zakar, payudara dan kelamin wanita. Baik laki-laki, perempuan, anak-anak maupun orang tua berpotensi terserang kaki gajah. (mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: