Sssstt…Ini Mitos Nyai Dewi Sri Kuning dari Padarek

Sssstt…Ini Mitos Nyai Dewi Sri Kuning dari Padarek

KUNINGAN - Fenomena aneh munculnya tumbuhan jamur di dekat makam keramat Nyai Dewi Sri Kuning di Desa Padarek, Kecamatan Kramatmulya, seolah menggugah kembali ingatan warga setempat tentang mitos desa tersebut yang diceritakan oleh para orang tua mereka secara turun temurun.   Seperti diceritakan Lurah Dusun Manis Ejon, Nyai Dewi Sri Kuning konon dahulunya adalah seorang janda kembang yang meninggal dunia karena korban rayuan manis laki-laki. Namun sebelum meninggal dunia, dia mengucapkan sumpah atau kutukan bagi wanita yang tinggal di Desa Padarek yang gagal membina rumah tangga maka tidak akan menemukan cintanya untuk yang kedua kali.   \"Entah benar atau tidak mitos tersebut, namun banyak kejadian warga kami yang berstatus janda hingga bertahun-tahun bahkan sampai mati tidak menemukan jodoh atau menikah lagi. Sekalipun dia berwajah cantik dan memiliki harta melimpah, selalu sulit untuk menemukan jodoh lagi,\" ujar Ejon.   Namun demikian, lanjut Ejon, apabila seorang janda ingin terbebas dari kutukan tersebut harus menjalani dua hal. Yang pertama meninggalkan Desa Padarek, atau mendatangi makam keramat Nyai Dewi Sri Kuning dan meminta agar kutukan untuk dirinya dicabut.   Terlepas dari kebenaran mitos tersebut, Ejon mengatakan, sudah sejak lama keberadaan makam Nyai Dewi Sri Kuning kerap banyak dikunjungi warga terutama dari luar Desa Padarek bahkan luar Kuningan. Mereka kerap melakukan ritual tertentu yang oleh warga setempat pun tidak pernah dilakukan.   \"Dulu masih sering ada warga dari luar Kuningan seperti Cirebon hingga Bandung yang datang malam-malam berziarah ke makam ini. Biasanya mereka datang ke sini karena tujuan tertentu, seperti minta enteng jodoh atau ingin kaya,\" kata Ejon.   Namun seiring perkembangan zaman dan rumah-rumah penduduk pun semakin banyak, berangsur-angsur para peziarah tersebut mulai berkurang. Bahkan kini bisa dibilang, sudah tidak ada lagi warga yang datang ke makam Nyai Dewi Sri Kuning tersebut kecuali seorang sepuh warga setempat bernama Encu yang setiap hari membersihkan makam dan mencabuti rumput-rumput di sekelilingnya.   \"Pak Encu yang setiap hari membersihkan makam ini dengan sukarela. Bisa dilihat, meski hanya satu makam, namun sekelilingnya terlihat bersih dan tertata rapi,\" ujar Ejon. (taufik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: