Tiga Saksi Ungkap Keganjilan Sikap Jessica
JAKARTA- Sidang kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin melalui kopi beracun dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso kembali digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, kemarin (20/7). Agenda sidang meminta keterangan terhadap saksi dari pihak Restoran Olivier, dan kembali melihat rekaman closed circuit television (CCTV). Sebanyak tiga karyawan pihak restoran dimintai keterangan. Tiga saksi itu Aprilia Cindy (25) sebagai repsesionis restoran, Marlon Alex Napitupulu (32) selaku server pelayan restoran, dan Agus Triyono (27) seorang pelayan restoran. Mereka dimintai keterangan secara bergantian oleh majelis hakim, jaksa penuntut umum (JPU), dan penasehat hukum terdakwa. Dengan dibarengi dengan pemutaran rekaman CCTV. Saksi Sindy Aprilia mengatakan dirinya berada di lokasi ketika tragedi itu terjadi, Sabtu (6/1). Ketika itu dirinya yang menerima reservasi tempat yang dilakukan oleh Jessica. Jesicca datang dan melakukan reservasi tempat sekitar pukul 15.30. Saat itu Jessica hanya memesan tempat anti asap rokok. Setelah itu Jessica langsung meninggalkan lokasi. Jessica kembali sekitar pukul 15.54. Ketika Jessica datang, dirinya langsung mengantarkannya ke area anti asap rokok. Saat itu, hanya meja nomor 54 yang kosong. Di mana meja itu berada di pojok sebelah kanan restoran. Jessica pun setuju. Lalu dirinya mengantar Jessica ke meja yang dimaksud. Keterangan tersebut seperti yang rekaman CCTV restoran. “Ketika di meja Jessica langsung menaruh tiga buah paperbag. Kemudian Jessica pergi untuk memesan minuman Es kopi Vietnam, serta dua minuman cocktail. Yakni Old Fashioned dan Sazerac,” ucap dia. Dirinya mengaku tidak mengetahui dan melihat kalau Jessica menaruh racun sianida di dalam minuman milik korban bernama Wayan Mirna Salihin. Setelah Cindy, keterangan saksi dilanjutkan oleh Marlon Alex Napitupulu. Marlon mengatakan masih cukup hafal sikap yang dilakukan oleh Jessica saat itu. Yakni ketika itu sikap Jessica dinilai berbeda dengan konsumen restoran lainnya. Atau mengalami keganjilan. Keganjilan itu di antaranya dari pemesanan minuman yang dilakukan oleh Jessica. Selain memesan Es kopi Vietnam, Jessica memasan dua minuman cooktail. Yakni Old Fashioned dan Sazerac. Satu dari keduanya merupakan minuman yang mengandung kadar alkohol. Meskipun kadar alkohol itu berdosis sedikit dan dengan campuran buah-buahan. Dan menimun Old Fashioned itu biasanya dipesan oleh laki-laki. Keanehan yang kedua, Jessica terlebih dahulu melakukan pelunasan pembayaran menu yang dipesannya. Hal itu dinilai sangat tidak wajar. Sebab, selama bekerja 1 tahun, tidak pernah ada yang melakukan hal tersebut. Biasanya, konsumen hanya melakukan DP sebesar 25 persen dari harga pesanan. “Jessica membayar di depan dengan alasan ingin mentraktir kedua temannya itu,” ujar Marlon. Kemudian seperti yang ada di dalam rekaman CCTV, Jessica meminta tolong untuk difoto. Setelah itu Jessica bolak-balik di arena tempat pemesanan makanan dan pembayaran. Seperti yang terlihat di dalam rekaman CCTV, Jessica terlihat binggung. Setelah itu, Jessica pun kembali ke meja 54, untuk menunggu kedua temannya itu datang. “Setelah itu saya tidak mengetahui lagi sikap yang dilakukan oleh Jessica selama menunggu temannya. Sebab, tidak lama melayani Jessica, saya istirahat selama satu jam,” paparnya. Kemudian kesaksian ketiga oleh Agus Triyono. Agus merupakan saksi kunci. Sebab dalam insiden tersebut Agus berperan sebagai penyaji minuman Es kopi Vietnam. Minuman itu disajikan di hadapan Jessica di atas meja nomor 54. Sekitar pukul 16.20 Agus mengantarkan minuman pesanan Jessica, termasuk Es kopi Vietnam. Saat itu Jessica meminta Agus untuk menyajikan minuman Es kopi Vietnam. Tanpa harus menunggu kedatangan kedua temannya, yakni Wayan Mirna Salihin dan Juwita Boon alias Hani. Karena ada arahan dari pemesan (Jessica), dirinya pun menyajikan Es kopi Vietnam. Minuman itu disajikan dengan serbuk kopi dicampur susu cair putih dan diseduh dengan air hangat lalu diberikan es. Minuman itu pun berwarna coklat. Sama dengan minuman Es kopi Vietnam lainnya. Kemudian dirinya menaruh minuman tersebut di depan Jessica. Agus juga meletakkan sedotan di sebelah kanan minuman. Itu dilakukan karena Agus tidak diperbolehkan memasukan langsung sedotan di dalam minuman. Sebab hal tersebut sudah merupakan standar kerja. Yang hanya memperbolehkan adalah pemilik minuman. Setelah itu dirinya pergi meninggalkan Jessica. Namun Jessica terus terpantau olehnya. Walaupun dirinya tidak terlalu fokus memantau sikap Jessica. ”Saya melihat hanya sekilas, sambil melayani pelanggan lainnya,” tuturnya. Selang beberapa menit kemudian, sebelum Mirna dan Hani datang, dirinya tidak sengaja melihat minuman Es kopi Vietnam dimeja nomor 54. Warna minuman tersebut aneh. Sebab warnanya itu kuning terang seperti kunyit. Melihat hal itu dirinya sempat berbisik kepada temannya bernama Rosi. Dengan bisikan: “Kak coba lihat table 54, kok ibunya (Jessica, red) minum jamu kunyit ya”. Meskipun merasa curiga, namun dirinya tidak menegur Jessica. Sebab Agus berfikir kalau minuman Es kopi Vietnam itu sudah habis diminum Jessica. Dan bekas gelasnya tersebut dipakai untuk minuman jamu kunyit. Pukul 17.18 seperti direkaman CCTV, Hani dan Mirna tiba di lokasi. Kedatangan itu disambut pelukan hangat oleh Jessica. Setelah itu mereka langsung duduk di tempat yang sudah disediakan. Mirna duduk di tengah samping kiri Jessica dan kanan Hani. Kemudian Mirna langsung menyeruput Es kopi Vietnam itu. Dua menit kemudian Mirna merasa kejang-kejang. Kepanikan pun terjadi di lokasi tersebut. Khususnya Hani. Seperti yang terekam, Hani tak henti-henti memegang Mirna dan menelepon. Sedang Jessica ketika itu hanya terdiam. Sikap Jessica telihat sangat tenang. Dan selama Mirna kejang-kejang sampai dievakuasi, Jessica hanya terdiam dan melihat dari kejauhan. Sekitar satu meter dari tempat kejadia perkara. Sementara itu, penasehat hukum Jessica, Otto Hasibuan mengatakan berubahnya warna minuman Mirna tidak bisa dijadikan bukti kuat. Perubahan warna, kata Otto, belum tentu karena adanya cairan lain di dalam minuman itu. “Kalau perubahan warna itu bisa saja di karena efek dari cahaya matahari. Lagi pula bedanya tidak terlalu jauh. Hanya samar-samar saja,” kata Otto setelah persidangan, kemarin. (ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: