MSI Tetapkan Harga Jual Singkong Terendah Rp 1.000 per Kg
KUNINGAN - Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) bersepakat menetapkan harga jual singkong terendah di tingkat petani yaitu Rp 1.000 per Kg. Penetapan harga tersebut secara resmi diumumkan dalam kegitan panen raya singkong di Desa Bakom, Kecamatan Darma, yang dihadiri Ketua MSI Jawa Barat Alex Noby Wirahadiukusumah, Sekretaris Dewan Pembina MSI Pusat yang juga staf khusus Wapres RI Machiko dan sejumlah ketua MSI di Jawa Barat serta sejumlah pejabat Pemkab Kuningan. Penetapan tersebut berdasarkan pertimbangan harga ideal yang dinilai tidak membuat petani singkong mengalami kerugian. \"Para petani singkong kerap mengalami kerugian karena harga jual singkong yang teramat murah, bisa mencapai Rp 600 per Kg. Atas pertimbangan biaya tanam, perawatan dan lainnya akhirnya disepakati harga jual ideal di tingkat petani saat pencabutan di kebun sebesar Rp 1.000 per Kg,\" kata Alex di sela-sela kegiatan panen raya singkong kepada media, Senin (25/7). Namun demikian, lanjut Alex, penetapan harga jual tersebut hanya sebagai acuan saja dan bukan berarti mengharuskan para petani menjual singkongnya seharga Rp 1000 per Kg. Ketika harga pasaran sedang tinggi, maka petani bebas mengikuti mekanisme pasar dan tidak terpaku pada harga tadi. \"Ini sebagai antisipasi ketika harga singkong sedang jatuh, maka petani jangan sampai menjualnya di bawah Rp 1000 per kg. Keberadaan MSI ini yang nantinya akan menjadi solusi para petani, ketika harga singkong jatuh hingga Rp 600 per Kg misalnya, maka MSI bisa menampungnya dengan harga jual Rp 1.000 per Kg,\" ujar Alex. Menurut Alex, penetapan harga jual tersebut merupakan yang pertama dalam sejarah pertanian singkong di Indonesia yang tujuannya untuk mengangkat derajat petani singkong tanah air. Selama ini, kata dia, para petani selalu dihinakan dengan harga singkong yang teramat murah tidak sebanding dengan biaya tanam dan produksi serta keringat yang dikeluarkan. Selain untuk dipasok ke sejumlah pabrik makanan olahan, kini singkong juga bisa diolah menjadi tepung pengganti terigu atau biasa disebut mocaf seperti yang sedang dilakukan MSI. Bahkan, keberadaan mocaf tersebut kini sudah dijual untuk ekspor ke beberapa negara tetangga. \"Sebetulnya, produksi singkong nasional masih jauh dari angka kebutuhan sehingga memaksa pemerintah harus mengimpor dari negara tetangga untuk memenuhi kekurangannya dengan harga yang jauh lebih mahal dengan singkong lokal. Padahal secara kualitas, singkong dari Indonesia juga tidak kalah bahkan singkong grade A yang didatangkan dari Vietnam ternyata sama dengan yang ditanam di daerah Darma ini,\" ujar Alex. Dengan adanya penetapan harga jual terendah tersebut, Alex berharap, bisa mengangkat derajat para petani singkong sekaligus menumbuhkan semangat mereka untuk tetap bertani singkong. Pasalnya, selama ini rendahnya harga jual singkong banyak menyebabkan para petani kapok dan enggan lagi menanam singkong yang sebetulnya peluang pasarnya masih cukup tinggi. (taufik)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: