Welcome Home, Il Polpo!
MANCHESTER – Ibarat cinta pertama yang selalu dikenang, maka Paul Pogba termasuk barisan gagal move on. Gelandang Juventus itu disebutkan balikan dengan cinta pertamanya, Manchester United. Sampai kemarin (29/7), pemain 23 tahun itu dikabarkan sudah menjalani tes kesehatan buat United di Amerika Serikat. Banderol harganya pun memecahkan rekor transfer Gareth Bale dari Tottenham Hotspur ke Real Madrid pada 2014 lalu. Pemain berjuluk Il Polpo atau Si Gurita tersebut kabarnya mencapai kesepakatan buat kembali ke United dengan banderol harga GBP 100 juta (Rp1,72 triliun) untuk lima tahun. Dan angka itu membuatnya pesepak bola dengan harga paling mahal sejagad saat ini. Soal harga dan kepindahan Pogba memang sebetulnya tinggal menunggu waktu yang tepat. United di bawah Jose Mourinho musim ini sangat membutuhkan tenaga Pogba. Nah, Pogba mengawali karir sepak bola dan bergabung dengan Roissy-en-Brie pada usia enam tahun. Lalu petualangannya berlanjut ke Le Havre sebelum akhirnya pindah ke United pada 2009. Menapak dari tim United U-18 pada 2009, pemain kelahiran Lagny-sur-Marne itu naik ke tim U-21 pada musim panas 2011. Satu setengah musim di tim U-21, Pogba pun mendekati mimpinya masuk tim senior. Pada musim dingin atau awal tahun 2012, Pogba pun masuk tim utama. Sayangnya, hanya setengah musim Pogba mendapat kesempatan bermain di bawah pantauan pelatih legendaris United, Sir Alex Ferguson. Musim 2011-2012, Pogba bermain tiga kali dengan jam terbang 68 menit. Dengan status free transfer Pogba pun pindah ke Juventus. Mantan rekan Pogba di United U-18, John Cofie kepada Sky Sports kemarin (29/7) menuturkan kalau sejak di tim U-18, Pogba memang kelihatan menonjol. Kemampuan bertarung di lini tengah juga visinya melepas umpan sangat diakui para rekan-rekannya. Dalam ingatan Cofie, sosok pemuda keling bertinggi badan 190-an sentimeter itu berusaha akrab dengan semua yang ada di ruang ganti. Meski bahasa Inggrisnya buruk, atau kadang diucapkan dengan aksen Prancis, namun pemuda itu senang bercakap-cakap dengan semua penghuni loker Manchester United U-18. Meski kadang masih kaku dalam berbahasa Inggris, namun ketika \'berbicara\' sepak bola di lapangan, Pogba tak pernah kesulitan. Pogba juga menjadi bagian sukses Setan Merah muda menjuarai Piala FA Youth 2010-2011. “Pogba sangat percaya diri dan punya skill yang sangat mumpuni. Sehingga diapun dengan cepat menyatu dengan tim,” puji Cofie, pemain yang kini bermain buat tim kasta kelima Liga Inggris, Southport FC. Cofie yang cukup akrab dengan Pogba menyatakan kalau di luar lapangan Pogba juga rekan nongkrong yang asik. Pogba dan Cofie sering berpetualang bersama menjelajah Manchester. Sehingga, menurut Cofie, ketika Pogba pindah ke Turin pada musim panas 2012 lalu, hati Pogba sedikit kecewa. “Saya cinta kota ini,” Cofie menirukan kata-kata Pogba saat pindah ke Juventus. Potensi skuad United U-18 yang menjuarai Piala FA Youth lima tahun lalu sebenarnya cukup lumayan. Selain nama Pogba nama Jesse Lingard dan Ravel Morrison mungkin yang paling moncer. Bek United U-18 yang kini bermain di tim non-liga Aldeshot Town Sean McGinty berkata seandainya yakin satu saat Pogba akan menjadi pemain besar. Dengan sikap disiplin, tanggung jawab, plus kerja keras sudah ditunjukkan Pogba di tim junior United ketika itu. “Pogba adalah pemain yang rajin datang ke gym juga selalu mengakhiri sesi latihan paling terakhir. Di ujung waktu latihan, dia akan menambah menendang penalti, tendangan bebas, dan corner kick,” kata McGinty. McGinty, selain berteman juga pernah \'bermusuhan\' dengan Pogba. McGinty yang membela Republik Irlandia U-17 itu bentrok dengan Pogba yang berkostum Prancis U-17 di satu laga uji coba 2009 lalu. “Kaki-kaki Pogba yang panjang sangat kokoh dan kuat. Pogba ahli dalam melindungi bola,” kenang McGinty. Pelatih United U-18 Paul McGuinness menuturkan sejak usia belasan dan bergabung dengan timnya, Pogba adalah sosok yang menyenangkan. Namun ketika latihan, hilanglah semua senyum di wajahnya karena Pogba akan sangat serius. “Jika bola di kakinya terebut oleh pemain lain, maka Paul (Pogba) tak akan membiarkan perebutnya membawa bola terlalu jauh. Dia akan mengejar dan memenangi bola itu lagi,” tutur McGuinness. McGuinness pun mendapati seandainya pemain-pemain United masih berkomunikasi dengan Pogba. McGuinness suatu saat menemukan pemain muda United Adnan Januzaj melakukan face time dan meminta saran kepada Pogba. Bakal bergabungnya Pogba dengan United membuat tactician Liverpool Juergen Klopp geleng-geleng kepala. Klopp menilai nilai transfer Pogba yang sampai GBP 100 juta itu sangatlah mahal. Seperti diberitakan Liverpool Echo kemarin, mantan arsitek Borussia Dortmund tersebut melihat fanatisme sepak bola Inggris yang tinggi membuat pemain sepak bola dihargai demikian tinggi. “Jika pemain seharga GBP 100 juta (Rp1,72 triliun) Anda cedera dan kehilangan seluruh musimnya, maka harga itu akan menguap,” ejek Klopp. Setali tiga uang dengan Klopp, mantan pemain United Paul Scholes kepada Manchester Evening Standard pun melihat, transfer yang dilakukan United sudah keterlaluan. Sebab tak ada garansi, dengan mendatangkan Pogba United bakal juara Premier League musim depan. Dari statistik Pogba musim lalu di Serie A, penggawa Timnas Prancis tersebut bermain 48 kali. Pogba membuat delapan gol plus 12 assist. Musim lalu Pogba mengkreasi 54 peluang gol. Di sisi lain, entrenador Real Madrid Zinedine Zidane yang juga memburu Pogba sepertinya sudah legawa dengan bergabungnya Pogba ke United musim ini. Zidane dan Real kabarnya kini serius mendatangkan gelandang pengganti Pogba, Moussa Sissoko dari Newcastle United. “Pogba adalah pemain hebat. Dan jika Anda berlabel Madrid maka Anda ingin pemain hebat dalam skuad Anda,” kata Zidane kepada Marca. “Namun sampai hari ini nyatanya dia belum menjadi pemain Madrid,” tambah Zidane. (dra)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: