Olimpiade Rio, 12 Pemain vs 500 Jurnalis
Skuad Lengkap Team USA Bikin Heboh Media Center RIO DE JANEIRO – Kedatangan tim nasional basket Amerika Serikat ke konferensi pers Olimpiade Rio 2016 sudah diperkirakan bakal heboh. Namun, ramai, riuh, dan ributnya ternyata lebih dari yang dibayangkan! Seperti sirkus. Kemarin, Jawa Pos (Radar Cirebon Group) dan lebih dari 500 wartawan dari segala penjuru dunia memang menantikan kedatangan para superstar basket Amerika di Samba Room, sebuah hall terbesar di main press center, Barra da Tijuca, Rio. Konferensi pers sempat tertunda satu jam. Sebab, Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach yang mengisi sesi bertemu wartawan sebelum Team USA telat datang. Namun, wartawan tetap sabar dan mendengarkan uraian Bach yang membosankan itu. Apalagi, konferensi pers yang berlangsung satu jam tersebut cuma mebulet pada dua isu. Pertama, kasus doping Rusia (yang diulang-ulang). Dan kedua, fasilitas yang disediakan Brasil untuk menggelar Olimpiade (yang juga bolak-balik dibicarakan). Garing. Dan, ketika tim basket Amerika Serikat datang, ruangan menjadi cerah. Managing Director Jerry Colangelo dan Head Coach Mike Krzyzewski berbaik hati dengan membawa seluruh skuadnya. Jadi, 12 nama kondang dalam dunia basket dunia berkumpul jadi satu. Mulai Kevin Durant sampai Carmelo Anthony. Mulai Draymond Green sampai Klay Thompson. Mulai Kyrie Irving, DeMar DeRozan, sampai Paul George. Komplet. Konferensi pers berjalan singkat saja. Tidak sampai lima menit. Yang berbicara di panggung adalah bintang utama Chicago Bulls Jimmy Butler mewakili debutan Olimpiade. Lalu, dilanjutkan Carmelo, pemain Team USA paling berpengalaman dalam multievent terbesar empat tahunan tersebut. Setelah itu, tim media Olimpiade membebaskan jurnalis untuk mewawancarai semua pemain. Kevin Durant menjadi pemain yang paling diburu. Namun, pemain lain juga tak kalah banyak yang mengerubungi. Bertemu 10 pemain All-Star (hanya Harrison Barnes dan DeAndre Jordan yang belum terpilih) dalam satu ruangan bagi sebagian besar wartawan bisa jadi adalah pengalaman sekali seumur hidup. Dua belas pemain tersebut adalah orang superkaya. Nilai kontrak mereka musim ini saja menembus USD 235 juta (Rp3,076 triliun). Akhirnya, banyak yang bingung memilih. Apakah bertarung untuk mendapatkan foto dan kutipan empat pemain yang berada di panggung, yakni Antony, Durant, Thompson, dan Irving. Ataukah berebut mendatangi pemain macam Lowry, DeRozan, dan Jordan yang menyebar di bawah. Dan di sanalah, banyak hal lucu terjadi. Seorang jurnalis tiba-tiba meminta tanda tangan kepada DeMar DeRozan saat dia sedang asyik menjawab pertanyaan. Tiba-tiba mood bintang Toronto Raptors itu jadi anjlok. Wajahnya langsung masam. Tapi, si wartawan tidak berhenti. Dia malah meminta DeRozan untuk mengadakan sesi tanda tangan setengah jam. ’’Come on man, jadilah sosok yang profesional. Tidak, tidak, kami nggak akan bikin sesi tanda tangan!’’ kata Rozan. Namun, NBA All-Star dua kali itu masih tetap mau melayani permintaan berfoto bersama. Draymond Green yang terkenal ceplas-ceplos itu juga sempat terpancing dengan pernyataan seorang wartawan Australia. Ketika itu, si jurnalis berkata, ’’Seberapa kecewakah Anda jika seandainya Team USA kalah oleh The Boomers (sebutan untuk Timnas Australia)?’’. ’’Kalah melawan siapa? The Boomers?’’ kata Green meninggi, lantas mengerutkan alis. Ketika diberi tahu bahwa Boomers itu sebutan Timnas Australia, Green baru nyambung. Apalagi, di sana akan ada Andrew Bogut, rekan setimnya di Golden State Warriors yang mulai musim ini dijual ke Dallas Mavericks. ’’Dia adalah big man yang sangat skillfull. Dia akan membuat Australia kuat dalam bertahan. Senang bisa melihat dia bermain di ajang ini,’’ ucap Green. Bintang utama Indiana Pacers juga agak dongkol dengan pertanyaan, lagi-lagi, oleh seorang wartawan Australia. Saat mendapat pertanyaan siapakah lawan terbesar Team USA di Olimpiade, George mengatakan akan mewaspadai Spanyol, Argentina, Lithuania, Prancis, dan Serbia. ’’Kok tidak menyebut Australia?’’ kata wartawan itu. George agak kaget, tapi menjawab juga. ’’Ya sudah... Australia, Brasil, Tiongkok. Apalagi? Masih kurang?’’ ucapnya. Sementara itu, Jordan mengaku sangat bangga bisa terpilih masuk skuad Olimpiade. Meski dua superstar utama NBA Steph Curry dan LeBron James tidak bergabung, dia merasa skuad ini sangat luar biasa. Ketika muda, ucap center Los Angeles Clippers tersebut, hal terbesar yang dia incar dalam karirnya adalah terpilih masuk All-Star. ’’Namun, ini lebih besar daripada yang aku bayangkan,’’ ucap pemain 28 tahun itu. Sebagai debutan, antusiasme Jordan sama besarnya dengan Carmelo Anthony, pemain yang akan bertanding di Olimpiade keempatnya tahun ini. Bagi bintang utama New York Knicks tersebut, bergabung bersama tim nasional adalah panggilan jiwa. Sebagai pemain tertua –baru 32 tahun– dalam tim, Antony bertekad bermain sebaik-baiknya dan tidak mau main-main. Terutama dalam laga pertama melawan Tiongkok pada 6 Agustus waktu Rio di Carioca Arena 1. ’’Kami ini memperlihatkan bahwa kami sungguh-sungguh,’’ ucapnya. Olimpiade kali ini menjadi yang terakhir bagi Head Coach Mike Krzyzewski membesut Team USA. Dia akan digantikan pelatih San Antonio Spurs Gregg Popovich. Jadi, dia ingin melanjutkan tradisi emas yang telah didulang dari Beijing 2008 dan London 2012. (nur/c17/tom)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: