6 Bulan Terakhir, Penyebaran HIV/AIDS di Kota Cirebon Bikin Takut
KESAMBI – Penyebaran HIV/AIDS di Kota Cirebon semakin memprihatinkan. Sepuluh tahun terakhir ada 778 kasus. Bahkan berdasarkan data dari Komisi Penanggulangan HIV/AIDS, dari Januari-Juni 2016 sudah ada 60 kasus dua diantaranya meninggal dunia. \"Kalau yang 778 kasus totalnya ada 56 yang meninggal dunia. Tapi untuk kasus di 2016 ada dua yang meninggal,\" ungkap Sekretaris KPA Kota Cirebon, Sri Maryati MA, kepada Radar, Minggu (7/8). Untuk menyisir para pelalu menyimpang berisiko tinggi terhadap ancaman HIV/AIDS, kata Sri, KPA senantiasa melakukan pendekatan, pendampingan dan konseling terhadap semua populasi risiko tinggi, seperti komunitas terminal, tempat hiburan dan lain-lain. Ketika pelaku terdorong untuk melakukan konseling, secara tidak langsung bisa membantu meminimalisasi penyebaran HIV/AIDS lewat hubungan seks tidak aman. Sri mengungkapkan, angka 778 kasus selama sepuluh tahun menjadi warning semua pihak untuk waspada. \"Sekarang bukan hanya PSK saja yang berisiko, ibu rumah tangga juga berisiko,” tuturnya. Mencegah kondisi tersebut, Sri mengimbau kepada para ibu rumah tangga untuk tidak segan-segan meminta suaminya melakukan tes HIV. Sedangkan untuk data yang masuk pada KPA berjumlah 778 orang tersebut tak melulu data tersebut merupakan warga/orang asli pribumi Kota Cirebon. Bahkan, data yang masuk ini hampir 50 persen bukan ber-KTP di Kota Cirebon. “Kebanyakan dari mereka memang bekerja di kota atau disebut perantauan lah dan ketika tes HIV dilakukan yang bersangkutan tesnya di RSUD Gunung Jati. Jadi datanya masuk di kami,\" tuturnya. Untuk warga ber-KTP Kota Cirebon hanya 374 yang tertular HIV/AIDS, sedangka sisanya 404 orang berasal dari luar Kota Cirebon. Dari 374 warga kota, 243 diantaranya berjenis kelamin laki-laki sedangkan 131 perempuan. “Jadi memang yang paling banyak itu laki-laki,\" kata Sri. Menurutnya, dari data kumulatif tersebut, penularan kasus HIV/AIDS di Kota Cirebon masih disebabkan hubungan seks berisiko tinggi. Kemudian menyusul hubungan seks yang tidak sehat. Faktor lain ialah pergaulan dan lingkungan, gonta-ganti pasangan, penyakit hormon, gaya hidup (pilihan hidup) dan atas dasar suka sama suka (kesengajaan). \"Risiko penularannya semakin mengkhawatirkan. Kami terus melakukan upaya dan imbauan kepada para ibu rumah tangga, para calon pasangan pengantin agar disarankan sedini mungkin melakukan tes darah HIV/Aids,\" katanya. Pihaknya juga sangat mendukung rencana Pemerintah Kota Cirebon membuat surat edaran yang mengikutsertakan para pimpinan perusahaan dan PNS ikut tes HIV/AIDS. Surat edaran ini menjadi pintu masuk untuk penanggulanngan penyebaran HIV/AIDS. \"KPA sangat mendukung langkah itu agar penyebaran virus HIV bisa diidentifikasi,\" tukasnya. (via)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: