Peserta Workshop PR Diskusi Berita dan Bisnis Media
CIREBON- Peserta workshop public relations (PR) yang diikuti para PR dan humas dari berbagai perusahaan dan organisasi pemerintah di Indonesia mengunjungi Graha Pena Radar Cirebon, kemarin. Kunjungan itu merupakan salah satu rangkaian agenda dalam kegiatan workshop yang diadakan oleh Majalah PR (Public Relations) Indonesia. Kegiatan dengan tema “Handling Crisis through Strategic PR to Build Public Trust” ini diadakan di Cirebon mulai kemarin (11/8) hingga Sabtu (13/8). “Kunjungan ini dimaksudkan guna melihat langsung kantor redaksi (newsroom) dan berdialog dengan teman-teman redaksi Radar Cirebon,” kata Direktur Utama PT Media Piar Indonesia, Asmono Wikan. Pada kesempatan itu, Asmono Wikan mengatakan setiap organisasi atau korporasi tentu berpeluang mengalami sebuah krisis. Yang membedakan, jika krisis ditangani dengan baik, maka potensi pelemahan kepercayaan publik (pelanggan atau masyarakat) akan bisa dikendalikan. Sementara, jika krisis tidak bisa ditangani dengan baik, bakal menghancurkan kepercayaan publik tersebut. “Salah satu upaya terbaik untuk mengkomunikasikan krisis adalah dengan menggunakan pendekatan strategic public relations (PR) dan manajemen kepercayaan publik (public trust management). Melalui pendekatan ini, sebuah krisis akan dikelola dengan sangat komprehensif dan dikomunikasikan secara strategis, tidak asal dikomunikasikan. Itulah yang ingin kami sampaikan dalam kegiatan workshop ini,” terang Asmono Wikan. Pada kesempatan itu, rombongan sempat berdiskusi tentang sistem kerja redaksi dan persaingan bisnis media. Salah satu peserta yang cukup aktif menanyakan seputar kerja redaksi adalah Humas BNN Kombes Slamet Pribadi. Termasuk pertanyaan seputar sistem kerja redaksi Radar Cirebon dalam mengemas berita-berita nasional dan lokal. “Karena setiap hari banyak wartawan dari berbagai media dan daerah mengontak saya untuk meminta konfirmasi,” katanya. Dia pun menegaskan bahwa BNN selalu terbuka dalam menyampaikan informasi kepada wartawan. “Kecuali ada hal-hal tertentu yang harus off the record. Di luar itu, kami bisa berbagi informasi. Saya bisa dikontak kapan saja,” tambahnya. Pada kesempatan itu, Pemimpin Redaksi Radar Cirebon Rusdi Polpoke mengatakan wartawan Radar Cirebon selalu dituntut untuk menyajikan berita-berita yang akurat dan berimbang. “Kemudian soal berita-berita nasional, kami punya jaringan Jawa Pos Group (JPG), sehingga tidak pernah kekurangan berita-berita nasional. Se-Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, ada JPG. Itu kekuatan JPG, dan memudahkan kami mendapatkan berita dari seluruh Indonesia,” kata Rusdi. Sementara soal bisnis media, khususnya media cetak, GM Radar Cirebon Toto Suwarto mengatakan saat ini terus menggeliat. Bisnis media cetak, kata Toto, terus tumbuh meski banyak media online yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat. “Online bukan ancaman. Bahkan kami juga punya portal online dan stasiun TV (RCTV, red). Kami bersinergi menjadi kekuatan besar di wilayah III Cirebon dan sekitarnya,” ujar Toto. Di sela-sela kunjungan itu, para peserta workshop sempat menyantap nasi jamblang yang disediakan di lantai dua Graha Pena Radar Cirebon. Setelah diskusi, peserta menuju hotel untuk istirahat dan akan kembali melanjutkan kegiatan hari ini hingga besok. (dri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: