Premiere League, Menguji Gegenpressing

Premiere League, Menguji Gegenpressing

LONDON - Juergen Klopp sempat kesulitan menerapkan strategi gegenpressing di Liverpool musim lalu. Pada musim pertamanya, gegenpressing yang belum matang mampu mempertahankan The Reds – julukan Liverpool – di peta persaingan sepuluh besar. Meski hanya mencatat 43,3 persentase menang dari 30 pertandingan Premier League-nya. Nah, di musim ini, Kloppo – julukan Klopp – kembali mengharapkan tuah strategi yang sudah dia terapkan sejak di Borussia Dortmund, dua musim silam. Mampukah gegenpressing makin matang pada musim keduanya di Premier League? Jawabannya akan terjadi di Emirates, London malam nanti ketika Liverpool dijamu Arsenal dalam pekan pertama Premier League. Klopp sudah memanasi strategi gegenpressing itu dalam dua laga terakhir turnamen pramusim International Champions Cup (ICC) 2016. Dimulai ketika mengalahkan AC Milan 2-0 (31/7), dan saat menggilas Barcelona di Wembley dengan empat gol tanpa balas sepekan kemudian (7/8). \'\'Dia (Klopp) meminta kami untuk bermain direct, maju, dan terus berupaya memenangi duel perebutan bola,\'\' sebut gelandang Adam Lallana, dikutip dari Goal. Bukan hasil akhir yang jadi indikator. Karena dua laga itu hanya laga pemanasan semata. Tapi, dari sisi statistik performanya sudah menunjukkan gegenpressing mulai panas. Statistik di Sky Sports mencatat, persentase tekel sukses Jordan Henderson dkk mencapai 56,3 persen. Lalu efektivitas shots-nya mencapai 43 persen. Dua aspek itulah yang menjadi kunci dari gegenpressing. Meskipun efektivitas shots-nya tidak mencapai 50 persen, setidaknya ada progress bagus untuk bekal Klopp sebelum awal Premier League ini dijalani. \'\'Masih banyak yang harus kami kerjakan, setidaknya untuk lebih baik lagi,\'\' sebut pemain berusia 28 tahun itu. Nah, kebetulan malam nanti The Gunners – julukan Arsenal – tengah dirundung masalah pelik. Badai cedera menghantam Santi Cazorla dkk di awal musim Premier League. Terutama di pertahanan peringkat ketiga Premier League musim lalu itu. Per Mertesacker dan Gabriel Paulista belum terbebas dari cedera. Mertesacker cedera lutut, sementara Gabriel mengalami robek otot ligamen malleolar. Cedera itu didapatkan dari rangkaian pramusim Arsenal sebulan terakhir. Itu ditambah dengan beberapa pilar musim lalu yang baru kembali dari liburannya pasca Euro 2016. Seperti Olivier Giroud, Mesut Oezil dan Laurent Koscielny. Ketiganya sudah kembali berlatih di London Colney – kamp latihan Arsenal. Harusnya, untuk menyiasati krisis bek tengah itu Arsene Wenger bisa memainkan Koscielny. Tetapi, dalam konferensi persnya Jumat petang waktu London (12/8), Wenger sudah menegaskan Koscielny tidak dimainkan di laga nanti. Sebagai gantinya, bek muda Rob Holding diyakini akan menjalani debutnya. Sebagai duetnya, Wenger memilih Calum Chambers. Dalam wawancara di situs resmi Liverpool, Klopp memilih untuk tidak mengomentari badai cedera Arsenal itu. Sebaliknya, Klopp meminta pemainnya mengambil sisi bagus dari kondisi ini. Caranya? Ya memaksimalkan kembali serangannya dengan gegenpressing yang sudah mampu diperagakan di laga pramusim lalu. \'\'Karena besar atau tidaknya persoalan defense itu, hanya dilihat di saat permainan tim lainnya benar-benar kuat dalam menyerang,\'\' kata Klopp. Ketika Arsenal diserang badai cedera di lini belakangnya, lini depan Liverpool sedang on fire. Dengan formasi 4-3-3, front three Liverpool kemungkinan besar diisi oleh Philippe Coutinho, Roberto Firmino, dan Sadio Mane. Nama terakhir merupakan pembelian Liverpool pada musim panas ini dari Southampton. Pemain senilai GBP 30 juta (Rp507,5 miliar) itu memang hanya mencetak satu gol selama pramusim lalu. Akan tetapi, winger 24 tahun itu punya kualifikasi yang mendukung gegenpressing Klopp. Di dalam statistik LFC Stats, Mane musim lalu melakukan 35 kali intersep. Jauh lebih banyak ketimbang Lallana (20 kali) dan Coutinho (17) dan Firmino (16). Mane pun juga bermain impresif di dalam laga melawan Barcelona lalu. Klopp pun meminta Mane dan para pemainnya yang lain tetap mempertahankan konsistensi di awal musim ini. \'\'Banyak hal yang perlu kami lakukan, tapi hal paling utama akhir di pekan ini adalah bagaimana memenangi laga. Untuk itu, perlu bagi kami untuk dalam level ketajaman yang terbaik. Ini tantangan besar,\'\' lanjutnya. Klopp baru menerapkan gegenpressingnya sejak laga pertamanya di Premier League melawan Tottenham Hotspur, 10 Oktober lalu. Makanya, baru sekali Klopp dan gegenpressing-nya menghadapi Arsenal. Di Anfield, 13 Januari lalu, Liverpool tertahan dari Arsenal 3-3 setelah nyaris kalah sebelum mencetak gol penentu di akhir laga. Menurut Klopp, dari situ dia sudah tahu bahwa Arsenal main dengan bola-bola panjang. Bukan dengan bola pendek seperti sebelumnya. \'\'Ada banyak bola-bola panjang, dan selalu mengarah kepada Olivier Giroud,\'\' ungkap Klopp. Kebanyakan, Mesut Oezil yang jadi kreator di balik permainan dengan bola-bola panjang Arsenal itu. Karena itulah, Klopp meminta pemainnya untuk menghentikan pergerakan Oezil. \'\'Dia mampu membuat kami kerepotan. Dia ancaman terbesar. Tapi memang bola-bola panjang kerap jadi pilihan di klub-klub yang melawan kami. Seharusnya, kami mampu bertahan lebih baik,\'\' harapnya. Baik Giroud ataupun Oezil masih berpeluang dimainkan Wenger. Wenger akan melihat kondisi terakhir kedua pemain tersebut hingga beberapa jam sebelum laga dimulai. Dilansir dari situs resminya, Wenger tetap konfiden dengan komposisi pemainnya. Terlebih di posisi defense. Banyak yang bertanya, siapa Holding? Mampukah Holding dibebani ekspektasi besar pada laga seketat melawan Liverpool ini? Usianya masih 20 tahun, dan hanya didatangkan dari klub kasta kedua di Liga Inggris, Bolton Wanderers. \'\'Hanya dia pemain yang kami miliki saat ini. Dia masih muda, tetapi memiliki keinginan besar untuk melakukannya lebih baik. Saya rasa pengalamannya selama di Championship lalu cukup baik untuk modalnya kali ini,\'\' sebut Wenger. Dengan posturnya setinggi 185 sentimeter, Holding sangat kuat dalam intersep bolanya. Pun demikian dengan kemampuannya memblok bola. Yang dapat dimanfaatkan Wenger dari Holding ini adalah hobinya melakukan bola-bola panjang. Di Bolton, Holding termasuk pemain yang terbanyak melakukan bola-bola panjang. Dengan formasi 4-2-3-1, Cazorla bisa menjadi bala bantuan bagi pertahanan Arsenal. Bermain sebagai poros ganda bersama Granit Xhaka, Cazorla dapat fokus penuh membantu pertahanan. Karena Xhaka yang baru didatangkan dari Borussia Moenchengladbach musim panas lalu bisa diandalkan saat transisi bertahan ke menyerang. (ren)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: