Kiprah Kelas Inspirasi; Rela Cuti Kerja Sehari Demi Jadi Relawan
Kelas Inspirasi benar-benar berupaya memberi kontribusi untuk pendidikan. Wadah ini telah menggerakan ratusan orang untuk bersedia menjadi relawan dalam upaya membangun mimpi anak Indonesia. Laporan: NUR VIA PAHLAWANITA, Kesambi TAK diduga sebelumnya, ratusan orang rela antre untuk mendaftar jadi relawan. Hingga saat ini, lebih dari 200 relawan dari wilayah III Cirebon dan sekitarnya siap berpartisipasi untuk helatan Kelas Inspirasi Cirebon 2. Para peserta relawan yang tergabung ini akan dibagi menjadi kelompok relawan inspirasi, ada yang menyumbangkan kemampuannya menjadi tim dokumentasi, ada juga fasilitator. Nantinya mereka akan bertugas di sejumlah Sekolah Dasar (SD) di wilayah Cirebon dan sekitarnya. “Kelas Inspirasi Cirebon 1 sukses dan sudah dilaksanakan setahun lalu. Awalnya kita terbentuk dari tim Indonesia Mengajar dan beberapa tokoh profesional yang ingin berkontribusi pada pendidikan Indonesia, akhirnya lahir konsep Kelas Inspirasi,” beber Koordinator Kelas Inspirasi Cirebon, Anshori Muslim. Kelas inspirasi merupakan kegiatan yang mewadahi profesional dari berbagai sektor untuk ikut serta berkontribusi pada misi perbaikan pendidikan di Indonesia. Kelas inspirasi merupakan kegiatan pembelajaran dan ajakan kepada anak-anak agar selalu memiliki cita-cita dan termotivasi untuk mencapainya. Dalam kelas inspirasi ini, relawan akan menceritakan profesinya masing-masing kepada siswa-siswi sekolah dasar. Kemudian memberi gambaran bagaimana upaya mewujudkan cita-cita. Meski hanya sehari, tetapi Kelas Inspirasi diharapkan dapat menginspirasi anak-anak SD agar berani bermimpi dan mengenal profesi lain yang mungkin belum pernah mereka ketahui sebelumnya. “Relawannya kan beragam, ada bankir, ada TNI, ada polisi juga, akuntan dan banyak lagi. Hebatnya, relawan ini rela cuti demi ikut program Kelas Inspirasi,\" kata Anshori, saat briefing persiapan hari inspirasi, 20 Agustus mendatang. Salah satu Relawan Kelas Inspirasi, Ferry mengaku telah mengikuti kelas inspirasi enam kali. Menurutnya, program ini sangat baik karena menjadi wujud kontribusi langsung elemen masyarakat terhadap dunia pendidikan. Program ini juga dapat membuka pintu interaksi positif antara kaum profesional dengan lembaga pendidikan. Partisipasi para profesional yang rela mengambil cuti sehari dan berbagi pengalamannya bersama anak-anak SD, merupakan partisipasi berbasiskan individu, bukan institusi. “Ini menunjukkan bahwa kepedulian dan kesadaran pribadi terhadap pendidikan masih tinggi,” katanya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: