2 Hari Air Ledeng Mampat, Warga: Kalau Bayar Harus Tepat

2 Hari Air Ledeng Mampat, Warga: Kalau Bayar Harus Tepat

CIREBON - Masalah pelayanan air menuai sorotan dari pelanggan perusahaan daerah air minum (PDAM) di Kota Cirebon. Penyebabnya, sudah dua hari pasokan air dari PDAM tak lancar.

\"Ini bukan sekali dua kali. Entah sudah berapa kali kami mengeluhkan soal air,\" ujar Yuri Wiratni (32), warga Perumahan Nuansa Majasem kepada Radar, Selasa (30/8).

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan masak, dia terpaksa menggunakan air galon. Pasalnya, aliran air PDAM tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Kalaupun ada aliran air, debitnya terlalu kecil dan butuh waktu lama untuk menampungnya. \"Nyuci dan mandi kan butuh banyak air. Kalau nyalanya kecil repot juga,\" ungkapnya.

Hal senada diungkapkan warga lainnya, Aan Darmawan (34). Aan mengaku tidak mengetahui penyebab distribusi air tidak lancar belakangan ini.

Dirinya hanya berharap PDAM segera melakukan perbaikan bila ada kerusakan pipa atau faktor lain yang menyebabkan aliran air terganggu.

\"Kita berharap pihak PDAM dapat segera mengatasi persoalan-persoalan seperti ini. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kita untuk kehidupan sehari-hari,\" harapnya.

Gangguan aliran air PDAM juga meluas. Di Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, warga mengeluhkan lambatnya respons petugas PDAM dalam menindaklanjuti laporan.

Aliran air sepekan terakhir tersendat, nyaris tanpa penanganan. “Kita kalau bayar harus tepat, tapi giliran mampat dan kita laporan ternyata tidak ditangani,” tutur Fadli (42), warga Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk.

Tak hanya penanganan laporan, kata Fadli, warga juga mengeluhkan minimnya informasi dari PDAM. Mestinya ketika ada gangguan ada sosialisasi yang disampaikan sehingga warga bisa melakukan antisipasi.

Fadli berharap, PDAM meniru yang dilakukan petugas PT PLN yang berkeliling menggunakan pengeras suara dan menyebar surat bila ada pemadaman maupun perawatan.

“Ini nggak ada informasi sama sekali, kita jadi bertanya-tanya dan bingung. Kok jadi sering mampet ini kenapa?” tanya dia.

Sebelumnya, saat dikonfirmasi atas keluhan warga, Direktur Utama PDAM Sofyan Satari mengakui, ada laju penambahan pelanggan yang membuat kebutuhan air masyarakat juga naik signifikan.

Sampai saat ini, setidaknya ada lebih dari tiga ribu sambungan baru. Padahal, sistem yang digunakan PDAM belum diperbaharui.

“Sistem baru itu seharusnya sudah selesai di tahun 2000. Tapi baru 2016 kita melakukan penyesuaian, karena tahun 1998 dan 1999 kita ada krisis moneter dan itu berpengaruh juga ke PDAM,” tuturnya.

Keterlambatan selama 16 tahun ini, kata Sofyan, menyebabkan pelayanan PDAM kepada 59.268 rumah tangga kurang maksimal. Apalagi, dalam tiga tahun terakhir terjadi kenaikan sambungan hingga 3.150 rumah tangga.

Kondisi ini tidak mampu ditanggulangi karena berdasarkan Surat Izin Pengambilan Air (SIPA) hanya 1.061 liter/detik. Sehingga untuk daerah yang terpadat, tertinggi dan terjauh, aliran air belum mampu mencapai 24 jam sehari.

“Terpadat seperti Samadikun. Perumnas dan wilayah Kecamatan Harjamukti itu tertinggi. Klayan terjauh,” terangnya. (mik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: