Spanyol vs Liechtenstein, Lopetegui Mencari Bukti
LEON – Timnas Spanyol pernah merasakan sentuhan juara dari Julen Lopetegui. Tetapi, itu dulu. Masa di saat Lopetegui berhasil mengantarkan generasi muda Spanyol menjadi penguasa Eropa di kelompok usia dalam dua tahun beruntun. Menjuarai Euro U-19 tahun 2012, yang berlanjut dengan juara U-21 di tahun berikutnya. Nah, dua kesuksesan itu yang sekarang harus dibuktikan Lopetegui begitu dipercaya memegang kendali La Furia Roja, julukan Timnas Spanyol. Menghadapi Liechtenstein pada pertandingan pertama kualifikasi Piala Dunia 2018 Grup G di Estadio Reino de León, León, dini hari nanti WIB, menjadi momen awal Lopetegui memberi bukti. Lopetegui sudah membuktikan sentuhannya begitu mengalahkan Belgia dalam laga uji cobanya di King Baudouin, Brussel, 2 September lalu. Belgia yang berperingkat kedua FIFA saja dihajar dengan dua gol tanpa balas. Apalagi Liechtenstein yang hanya berperingkat 182 FIFA. \'\'Siapapun Liechtenstein mereka tetap lawan yang terpenting. Lawan yang menentukan siapa kami,\'\' ujarnya dikutip Marca. Pertanyaaanya bukan siapa yang menang. Tetapi bagaimana Lopetegui memenangi laga pertama sebagai pelatih timnas senior pasca berakhirnya era Vicente Del Bosque ini. Pasalnya, dari 23 kali head to head belum pernah ada kejutan dari The Blues Reds, julukan Liechtenstein. Bahkan gawang negara juara Piala Dunia 2010 itu belum pernah kebobolan ketika melawan Liechtenstein. Kebetulan, dari starting eleven yang dimainkan Lopetegui di Brussel lalu hampir semuanya bisa diturunkan. Kecuali Alvaro Morata yang masih tanda tanya begitu mendapatkan cedera bahu. Posisinya akan jadi pertimbangan Lopetegui. Tetap dengan Morata, atau dengan memasukkan Diego Costa untuk posisi starter seperti yang banyak diberitakan media di Spanyol. Siapapun pemain di nomor sembilan, Spanyol tidak pernah bermasalah. Karena Spanyol masih punya pemain-pemain di lini kedua yang jauh lebih bertipikal pembeda. Masih ada David Silva sebagai pemain pembeda seperti di Brussel lalu. Selain Silva, Vitolo ataupun Nolito yang bermain dari sisi kiri pun dapat menjadi ancaman defense Liechtenstein. Berkaca dari pertandingan melawan Belgia lalu, serangan Spanyol termasuk efektif. Dengan 9 kali percobaan menjebol gawang Thibaut Courtois, empat di antaranya tepat sasaran. Persentasenya di dalam mengkonversikan tembakan sekitar 44,44 persen. Hanya, mantan pelatih FC Porto ini meminta pemainnya untuk tidak selfish alias egois. \'\'Yang lebih penting, bermainlah sebagai tim,\'\' harap pelatih berusia 50 tahun itu. Memenangi laga melawan Liechtenstein ini bisa menjadi titik tolak pertama Spanyol sebelum bersaing di Grup G. Itu karena dalam matchday kedua pada 7 Oktober mendatang Sergio Ramos dkk sudah harus menghadapi Italia di Turin. \'\'Fokuslah dengan tim sendiri, anggap saja laga ini melawan mereka (Italia),\'\' lanjutnya. Semasa eranya di skuad U-19 dan U-21, Lopetegui tidak jauh berbeda dengan Del Bosque dari sisi gaya bermainnya. Spanyol tetap bermain dengan tiki taka yang memaksimalkan penguasaan bola. Di masanya, penguasaan bola Spanyol rata-rata di atas 60 persen. Itu dilanjutkan dalam laga debutnya lalu dengan 61 persen penguasaan bola. Dari sisi formasinya, 4-3-3 akan menjadi pilihan Lopetegui. Yang membedakan hanya pemain-pemain yang mengisinya. Tidak ada Andres Iniesta di lapangan tengah Spanyol. Yang masih ada cuma Sergio Busquets. Dia akan didampingi Thiago Alcantara dan Koke. Nah, kedua nama ini tidak banyak mendapat kans bermain di era Del Bosque. Akan tetapi, dengan kepercayaan Lopetegui kepada dua alumnus Teddy Stadium di Jerussalem tiga tahun lalu membuat Thiago dan Koke kembali masuk dalam starter Spanyol. Tidak adanya Iniesta akan menjadi beban Koke di sisi kiri. Dalam wawancaranya dengan Cadena Ser, pemilik nama lengkap Jorge Resurreccion Merodio itu mengaku tidak terbebani ekspektasi itu. Sebaliknya, gelandang berusia 24 tahun itu sudah nyaman dengan formasi 4-3-3. \'\'Di klub saya (Atletico Madrid) beberapa kali memainkan formasi itu. Saya juga bermain di posisi itu (sisi kiri). Saya sudah menemukan feel bagus di sini, dan seiring dengan laga-laga berikutnya saya akan makin nyaman di posisi ini,\'\' tuturnya. Pemilik 25 caps untuk Spanyol itu mengungkapkan ada sesuatu yang berbeda antara Lopetegui dan Del Bosque. Terlepas dari kesamaan kedua pelatih itu yang menekankan ball possession dalam tiap laga Spanyol. \'\'Julen (Lopetegui) selalu meminta kami untuk menekan balik setelah mendapat serangan lawan,\'\' tegasnya. (ren)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: