Pulang Lebih Awal

Pulang Lebih Awal

\"\"LONDON - Datang ke London sebagai favorit juara pada sepak bola putra Olimpiade 2012, Spanyol harus angkat koper lebih dini. Berbekal juara Euro 2008 dan 2012 serta Piala Dunia 2010, semua bursa taruhan memasang tim berjuluk La Rojita itu sebagai favorit emas. Apalagi, mereka juga datang dengan membawa sejumlah pemain yang baru saja membawa negaranya menjuarai Euro 2012, seperti Javi Martinez, Juan Mata, dan Jordi Alba. Ternyata, jauh panggang daripada api. Spanyol tersingkir memalukan. Setelah kekalahan mengejutkan dari Jepang di pertandingan pertama (26/7), Spanyol memang wajib menang untuk menjaga peluang melaju ke perempat final. Ternyata, mereka malah kalah 0-1 (0-1) dari Honduras pada laga kedua, kemarin dini hari WIB. Baru tujuh menit pertandingan berjalan, Spanyol sudah kecolongan gol melalui sundulan striker Honduras Jerry Bengston. Kiper Spanyol David De Gea hanya bisa melongo melihat bola melesak menuju gawangnya. Itu satu-satunya gol yang tercipta. Otomatis kekalahan itu memupus ambisi Spanyol. Bahkan, mereka saat ini menjadi juru kunci di grup D tanpa poin. Sejak era sepak bola putra di Olimpiade hanya membolehkan pemain U-23 plus, ini adalah hasil yang paling buruk buat Spanyol. Sejak 1992, mereka empat kali ambil bagian di Olimpiade, hasilnya menjuarai Olimpiade 1992, perempat final di Olimpiade 1996, dan runner-up pada Olimpiade 2000. Sebelum aturan pemain U-23 diterapkan, Spanyol pernah tersisih di fase grup, tetapi tidak separah ini. Terhitung tiga kali Spanyol tersisih di babak pertama, yakni pada Olimpiade 1924, 1976, dan 1980. Pada Olimpiade 1924, Spanyol tersisih karena menggunakan sistem gugur. Mereka kalah dari Italia pada babak pertama 0-1. Lalu, pada Olimpiade 1976 dan 1980 di mana sudah memakai fase grup, Spanyol juga tersingkir, tetapi tidak pulang tanpa poin. Pada 1976, mereka dua kali seri dan sekali kalah, sedangkan pada 1980, mereka selalu seri di tiga laga. Tekanan sebagai tim favorit sebelum Olimpiade 2012 diyakini sebagai salah satu faktor kegagalan. “Ya, sangat mungkin tekanan itu berdampak buat kami. Tetapi, kami adalah tim dengan pemain yang biasa tampil di level atas,” jelas Luis Milla, pelatih Spanyol, seperti dikutip Associated Press. Meski begitu, Milla menolak bila persiapan dianggap sebagai faktor kegagalan. “Sebagai pelatih, saya berupaya menganalisa apa yang membuat kami gagal. Kami tersingkir, namun persiapan kami cukup bagus,” katanya. Performa Honduras yang ngotot juga patut diberikan pujian. “Tensi pertandingan pada babak kedua memang bagus. Butuh kerja yang teramat keras dan akhirnya kami bisa menaklukkan mereka. Luar biasa,” ungkap Bengtson. Tersingkirnya Spanyol membuat Brazil yang sekarang berada pada urutan terdepan sebagai favorit juara. Apalagi, mereka lolos dengan mulus ke perempat final. Brasil lolos dari grup C dengan dua kemenangan atas Mesir 3-2 (26/7) dan Belarusia 3-1 (29/7). (ham)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: