Liga Champions, Si Tajir Masih Labil

Liga Champions, Si Tajir Masih Labil

PARIS – Kekuatan uang memang telah membuat Paris Saint-Germain (PSG) bisa membeli gelar di pentas domestik. Tapi, di level Eropa, mereka masih penasaran. Penunjukan Unai Emery sebagai pelatih musim ini juga tak lepas dari ambisi itu. Masalahnya, mereka masih labil di tangan nakhoda baru. Mereka kesulitan dalam dua laga Ligue 1 terakhir. Kalah oleh AS Monaco 1-3 (28/8) dan kemudian ditahan seri 1-1 oleh Saint-Etienne di Parc des Princes. Situasi yang bisa dimanfaatkan sang tamu, Arsenal, yang melawat ke Paris dalam laga matchday pertama Grup A Liga Champions dini hari nanti WIB. Kesulitan pada awal Ligue 1 terhitung aneh buat PSG yang selama ini begitu dominan, baik di tangan Carlo Ancelotti maupun Laurent Blanc. Bahkan, musim lalu mereka tak terkalahkan hingga pekan ke-27. Pergantian pelatih serta kepergian Zlatan Ibrahimovic tentu memberi pengaruh. Lebih menyulitkan lagi bagi sang pelatih anyar lantaran saat menjamu Arsenal, dia terancam sulit menurunkan beberapa pemain penting. Lubang paling menganga terjadi di pertahanan. Emery terancam tidak bisa menurunkan semua pemain terbaiknya di pertahanan. David Luiz memutuskan untuk kembali ke Chelsea pada deadline bursa transfer. Lalu, sang kapten Thiago Silva sejatinya telah siap untuk merumput lagi setelah absen selama 1,5 bulan akibat cedera pinggang. Tapi, Silva belum pernah bermain sama sekali pada musim ini, sehingga diragukan untuk dimainkan sebagai starter. Di sektor fullback, Serge Aurier masih berkutat di meja medis untuk menyembuhkan cedera engkel dan Maxwell juga menderita cedera minor. Sudah begitu, Layvin Kurzawa yang menjadi wakil Maxwell juga ikut-ikutan menepi akibat mengeluh nyeri di hamstring pasca ditahan imbang Saint-Etienne. Adapun di lini tengah dan depan, hanya Javier Pastore saja yang meragukan karena cedera betis. Namun, barisan penyerang seperti Edinson Cavani, Lucas Moura, maupun Hatem Ben Arfa belumlah memuaskan Emery karena baru menyumbang tiga gol di semua ajang. Meski di atas kertas agak meragukan, Emery masih optimistis bisa mengatasinya. ”Skuad ini adalah skuad pemenang yang masih bisa berkembang labih baik lagi,” kata Emery sebagaimana dilansir situs resmi UEFA. ”Kedatanganku ke klub ini adalah untuk semakin meningkatkan level tim,” lanjutnya. Kalau dalam kondisi terpaksa, tampaknya pelatih asal Hondarribia, Spanyol, berusia 44 tahun tersebut bakal membuat terobosan. Thiago Motta, yang merupakan gelandang bertahan, bisa saja dimainkan sebagai bek kiri. Posisi itu pernah dijajal ketika melawan Saint-Etienne. Tentu berisiko. Hal itu sudah terbukti dari gol penyama kedudukan Saint-Etienne yang dicetak oleh Robert Beric pada masa injury time. Gol itu terjadi setelah Kevin Malcuit melakukan solo run dari sisi kiri PSG yang seharusnya dijaga oleh Motta sehingga bisa mengirimkan assist kepada Beric. Kemudian di sektor kanan, Emery bisa mempercayakannya kepada penggawa berkebangsaan Belgia Thomas Meunier. Adapun di jantung pertahanan, jika Silva gagal menunjukkan kondisi kebugaran yang diinginkan, maka Emery bisa menduetkan Marquinhos dengan Presnel Kimpembe. Lebih lanjut, Direktur Olahraga PSG, Patrick Kluivert berkata bahwa pekan perdana Liga Champions ini haruslah diselesaikan PSG dengan kemenangan untuk kembali mendongkrak mental tim dalam petualangan mereka pada musim 2016-2017 ini. ”Kami jelas tidak senang dengan berbagai hasil ini,” keluh Kluivert kepada ESPN. ”Namun, kami harus tetap tenang dan memberikan waktu kepada Unai Emery,” lanjut mantan striker Timnas Belanda tersebut. Sudah banyak pemain yang meragukan, PSG juga punya rekor kurang asyik melawan klub asal Inggris. Dalam tiga musim terakhir, penampilan paling bagus PSG adalah perempat final Liga Champions. Dan, Inggris selalu menjadi batu sandungan bagi tim ibu kota Prancis itu. Tengok saja bagaimana di musim lalu, gol winger Manchester City, Kevin de Bruyne, pada menit 76 mengubur asa PSG untuk lolos ke empat besar sehingga kalah agregat 2-3. Status Inggris sebagai pengganjal PSG pun bisa berlanjut ketika mereka menjamu Arsenal di Parc des Princes dini hari nanti. Dari sisi sejarah pertemuan kedua tim, Arsenal tak terkalahkan dalam tiga pertandingan dengan mengemas dua kemenangan dan sekali imbang. Apabila ditarik lebih jauh lagi rekor Arsenal melawan tim Prancis di kompetisi Benua Biru cukup mentereng. Hanya tiga kali klub London Utara itu merasakan hasil negatif. Yakni, di tangan Auxeree, Lens, dan AS Monaco. Ini belum ditambah fakta sang entraineur Unai Emery kurang berjodoh dengan Liga Champions. Pada debutnya musim lalu, dia harus menyaksikan Sevilla terpuruk di peringkat ketiga klasemen Grup D setelah hanya mampu meraih dua kemenangan sebelum berhasil mempersembahkan trofi Europa League ketiganya. Di sisi lain, meski PSG tidak dengan kekuatan terbaiknya, bomber The Gunners –sebutan Arsenal– Olivier Giroud menyatakan lawannya tetaplah favorit di laga ini. ”Mereka (PSG) pasti bakal bangkit,” tutur Giroud sebagaimana dikutip dari Telefoot. ”Kini, tergantung kami untuk bisa menyulitkan mereka,” jelasnya. Tidak banyak kendala yang menimpa Meriam London dalam lawatan mereka ke Paris. Kecuali gelandang Aaron Ramsey yang masih bermasalah hamstrng-nya. Kapten sekaligus bek tengah Laurent Koscielny sebenarnya diragukan tampil karena matanya terkena tendangan saat Arsenal menang dramatis 2-1 dari Southampton Sabtu (10/9). Namun, manajer Arsenal Arsene Wenger tidak terlalu risau. ”Memang bengkak,” ujar Wenger dikutip oleh ESPN. ”Namun, dia akan baik-baik saja jika menutup matanya,” tuturnya. Jika dinyatakan fit oleh dokter, maka Koscielny bakal kembali bertandem dengan rekrutan baru Valencia, Shkodran Mustafi di jantung pertahanan. Sementara itu di lini depan, Giroud bakal kembali di posisinya sebagai targetman dengan Lucas Perez menghuni bangku cadangan. (apu/ham)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: