Tradisi Kurban di Kuningan; Hewan Mandi Kembang dan Uang Saweran
Selalu ada saja kegiatan penyembelihan, entah sapi ataupun kambing. Dari semua kegiatan itu, banyak yang masih memegang tradisi dari nenek moyang yang hingga kini terus dilestarikan. Laporan: Agus Sagi Mustawan, Kuningan DARI penelusuran Radar Kuningan, ada beberapa tempat yang masih menggukan tradisi yakni Dusun Sukasari, Desa Cijemit, Kecamatan Ciniru. Kemudian, Desa Jagara, Kecamatan Darma. Dua tempat tersebut setiap lebaran kurban, hewan yang akan dikurbankan harus mandi kembang. Bukan hanya itu, hewan itupun harus menggunakan kain kafan, diberikan wewangian dan tidak lupa kaca cermin beserta sisir. Warga sudah sepakat bahwa setiap ada yang melaksanakan ibadah kurban, ia harus melakukan ritual. Ritual pertama yang dilakukan adalah warga tersebut melakukan pengajian pada malam hari sebelum penyembelihan hewan kurban. Cara ini agar dalam pelaksanaan pemotongan berjalan lancar. “Rutin seperti ini tiap tahun. Kami tidak ingin melupakan tradisi nenek moyang kami,” ucap Ustad Nana Herdiana kepada Radar Kuningan, kemarin (12/9). Bukan hanya di Desa Cijemit, warga di Desa Jagara juga melakukan hal yang sama. Meski ada sedikit perbedaan, namun tradisi prosesi mandi kembang masih terus dilestarikan. “Kan mau dikurbankan, maka hewan pun harus diperlakukan dengan baik. Mereka harus gagah, wangi dan tentu kasep (tampan, red),” ujar Ujang Supriatna warga setempat. Proses penyembelihan di Dusun Sukasari berjalan lancar. Ada satu ekor sapi dan lima kambing di sembelih. Kegiatan penyembelihan dilakukan usai warga bersilaturahmi dengan tetangga. Dipimpin Ustad Nana Herdiana, acara dimulai dengan memanjatkan doa kepada Allah agar kegiatan ini menjadi berkah. Warga pun khusyuk ikut memanjatkan doa. Sementara itu, di depan ustad yang berdoa sudah disimpan baskom yang berisi bunga dan perlangkapan. Usai diberi doa langsung ke proses penyembelihan . Diproses inilah dikatakan unik, karena sebelum disembelih hewan kurban itu sebagian badannya ditutupi kain kapan. Kemudian hewan tersebut dimandikan dengan air kembang tujuh rupa yang sudah disiapkan pada baskom. Khusus untuk kambing, bulu yang ada pada kepala disisir terlebih dahulu. Bukan hanya disisir hewan tersebut disuruh bercermin. Bahkan, diberi pewangi yang disemprotkan oleh pemilik hewan kurban ke tubuh kambing. Usai prosesi tersebut baru disembelih. Setelah proses penyembelihan pun ada tradisi lain yakni saweran dari mereka yang berkurban. Semakin banyak hewan yang dikurbankan semakin banyak pula uang yang disawer. Acara saweran sendiri ungkapan rasa syukur karena lancarnya acara penyembelihan hewan kurban. Tentu dengan adanya kegiatan tersebut bukan hanya menjaga tradisi. Namun banyak hal positif yang diperoleh warga, salah satunya bisa berkumpul dan bergembira. “Selain mendapatkan daging warga juga mendapatkan uang sewaran. Bagi kami ini sangat seru karena hanyan terjadi satu tahun sekali,” ucap tokoh masyarakt setempat Toni Suroso RM. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: