Deteksi sejak Awal, Daging di Kota Cirebon Aman Dikonsumsi

Deteksi sejak Awal, Daging di Kota Cirebon Aman Dikonsumsi

CIREBON- Dinas Kelautan Perikanan Peternakan dan Pertanian (DKP3) Kota Cirebon memastikan semua hewan kurban yang sudah disembelih dan dibagikan kepada warga aman dikonsumsi. “Tidak ada penyakit yang membahayakan,” kata Kepala DKP3 Kota Cirebon drh Hj Maharani Dewi melalui Kasi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner DKP3 Kota Cirebon, drh Dyah Komala Laksmiwati, Rabu (14/9). Dikatakan Dyah, untuk menjamin keamanan hewan kurban yang memenuhi syarat higine sanitasi bahan asal hewan, DKP3 menurunkan Tim Pemeriksa Hewan Qurban Post Mortum (saat dan sesudah pemotongan) pada tanggal 12-14 September. Tim tersebut terdiri dari dokter hewan, paramedik, dan petugas kesehatan hewan yang dibagi menjadi 5 tim yang disebar untuk memeriksa pemotongan ternak dan daging di masjid, musala, sekolah-sekolah di lima kecamatan di Kota Cirebon. \"Kami juga bekerjasama dengan Balai Veteriner Subang untuk melakukan sampling daging kurban, untuk dilakukan pengujian TPC (Total Plate Count,red) dan bakteri Salmonella serta E Coli,\" ujarnya. Hasil dari pengujian tersebut, lanjut Dyah, kemudian akan diserahkan kembali kepada masjid atau musala yang disampling agar ke depannya dapat lebih baik dalam menerapkan higinie sanitasi penyembelihan dan penanganan hewan kurban. Tak hanya saat pemotongan daging hewan kurban, DKP3 pun sudah memeriksa hewan kurban sejak 6-11 September. Dalam pemeriksaan itu, DKP3 Kota Cirebon memeriksa 2.556 ekor domba, 3 ekor kambing dan 299 ekor sapi yang berasal dari 72 pedagang domba, 2 pedagang kambing dan 14 pedagang sapi di Kota Cirebon. Pada saat pemeriksaan, dijumpai 46 ekor menderita conjunctivitis (sakit mata), 11 ekor menderita ORF, 1 ekor helminthiasis (cacingan), 1 ekor scabies (penyakit kulit), 6 ekor menderita flu, 1 ekor menderita bottle jaw (gondongan), dan 2 ekor diduga cysticerus (cacing yang menular pada manusia). Tindakan yang dilakukan pada hewan sakit tersebut dengan memberikan supportife terapi seperti vitamin. DKP3 tidak memberikan antibiotic pada ternak tersebut karena saat pemeriksaan sudah dekat dengan hari Raya Idul Adha, tujuannya agar tidak ada residu antibiotic pada saat hewan kurban tersebut dipotong. \"Hewan yang diduga menderita penyakit cysticercus kami larang untuk dijual. Dan hewan yang dinyatakan sehat serta memenuhi syarat kemudian diberi tanda stiker sehat oleh petugas,\" tuturnya. Selain pemeriksaan, DKP3 juga sudah menggelar pelatihan tata cara pemotongan hewan kurban yang diikuti 44 peserta yakni perwakilan dewan kemakmuran masjid dari 22 kelurahan di Kota Cirebon. Khusus untuk temuan di RW 13 Kalijaga Permai, DKP3 menyimpulkan hewan kurban tidak terinfeksi antraks. \"Ada tim kesehatan mengontrol dan sepakat dibagikan, karena diperiksa katanya aman,\" ujar Sekretaris RW 13 Taman Kalijaga Permai, Edi. (mik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: