Cuaca Tak Pasti, Mau Garap Lahan pun Tak Berani

Cuaca Tak Pasti, Mau Garap Lahan pun Tak Berani

BANTARUJEG – petani di wilayah selatan Majalengka mengeluhkan kemarau basah. Salah satunya dialami petani tembakau Desa Babakansari Kecamatan Bantarujeg, Desa Cisalak, Desa Sukajadi, dan Desa Sinargalih Kecamatan Lemahsugih. Mereka sebelumnya memprediksi jika awal Agustus 2016 lalu akan terjadi kemarau. Namun prediksi mereka meleset, karena sejak Agustus sampai saat ini masih sering terjadi hujan. Sehingga petani tembakau yang sudah terlanjur menanam terancam gagal panen. Petani tembakau Babakansari, Holidin menuturkan awalnya menduga Agustus mulai kemarau dan tidak turun hujan. Namun sampai pertengahan September hujan masih tetap turun. “Akibat kemarau basah seperti sekarang, lahan pertanian milik kami terpaksa tidak ditanami bahkan diterlantarkan,” tuturnya. Jika tanami dengan tanaman penggganti di luar tanaman tembakau seperti padi atau jagung, mereka malah khawatir musim kemarau tanpa hujan akan berkepanjangan. “kami khawatir malah tidak ada hujan kalau kami menanam padi. Sedangkan sebagian besar areal pertanian di wilayah kami ini merupakan sawah tadah hujan,” tuturnya. Untuk penanaman tembakau biasanya bukan dilakukan pada musim hujan, akan tetapi pada musim kemarau. Lain halnya dengan tanaman padi khusus yang berada di areal pertanian sawah tadah hujan harus dilakukan masa tanam pada waktu musim hujan. Kebanyakan petani di wilayah Bantarujeg menanam tembakau kemudian menanam padi atau jagung, dan rata-rata setiap tahun melakukan dua kali tanam yakni tembakau dan padi atau jagung. Namun yang paling diandalkan petani bukan dari hasil panen padi atau tanaman jagung, melainkan hasil panen tembakau. “Bahkan hasil panen tembakau lebih menguntungkan jika disbanding dengan tanaman lainnya,” pungkasnya. (har)          

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: