Petani Kab Cirebon Merasa Kurang Diperhatikan
CIREBON-Perayaan Hari Tani Nasional yang biasa diperingati setiap tanggal 24 September, semestinya bukan hanya sekedar seremonial belaka tanpa menyentuh substansi bagi kebangkitan petani di Tanah Air. Banyaknya aksi unjuk rasa yang dilakukan ribuan petani di seluruh penjuru Indonesia mewarnai peringatan hari Tani ini, diantaranya mempersoalkan tanah yang mereka singgahi telah tergusur dari tempatnya sehingga para petani kehilangan tanahnya untuk berladang menuntut adanya perhatian dari pemerintah. Seperti di Kabupaten Cirebon, masih banyak persoalan pertanian yang masih jauh dari perhatian Pemkab Cirebon. Sehingga dengan Hari Tani Nasional ini diharapkan Pemkab Cirebon bisa lebih memperhatikan nasib para petani. Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Majelis Pertimbangan DPC SNI (Serikat Petani Indonesia) Kabupaten Cirebon Dedi Supriyanto. Kepada Radar Cirebon Dedi mengatakan, sampai sekarang lahan abadi di Kabupaten Cirebon belum ada zonasinya. “Lahan abadi saja itu bagaimana, memang Pemkab Cirebon sudah menerapkan lahan abadi, tapikan sayang sekali lahan abadi itu tidak disertai zonasi lahan mana saja dan di wilayah mana yang jadi lahan abadi itu,” katanya. Sehingga, menurut Dedi, apabila tidak terdapat zonasi bukan tidak mungkin lahan tandus bisa menjadi lahan abadi. “kalau nggak ada zonasinya, malah lahan yang tandus jadi lahan abadi. Justru lahan yang subur nanti dirubah jadi perumahan atau industri lainnya. Saya sudah minta untuk segera ditetapkan zonasinya, tapi sampai saat ini tidak ada tanggapan dari Pemkab Cirebon,” ujarnya. Selain itu juga Dedi khawatir dengan maraknya industri, namun penyeleksian ijin alih fungsi lahan di Pemkab Cirebon sangat lemah. “Yang saya khawatirkan itu adalah pembangunan industri khususnya di timur Kabupaten Cirebon sudah sangat luar biasa. Kami ingin agar ijin alih fungsi lahan dari lahan pertanian ke industri harus lebih diperketat. Kalau dibiarkan longgar bisa-bisa lahan pertanian kita habis. Sedangkan lahan pertanian itu sangat penting bagi masyarakat,” tuturnya. Dedi mengungkapkan masalah lainnya, Pemkab Cirebon sangat rendah perhatiannya terhadap nasib para petani. “Kami juga menilai pemerintah Kabupaten Cirebon itu perhatian sangat kurang sekali terhadap nasib petani. Tidak ada pernah itikad baik untuk mensejahterakan para petani,” tandasnya. Dedi juag mencontohkan, banyak program untuk petani yang tidak tepat sasaran. “Banyaknya program tidak terlalu berdampak bagi kesejahteraan petani. Karena sekarang yang menerima bantuan itu yang dekat dengan partai politik tertentu saja atau bahkan yang menerima bantuan itu bukan petani hanya mengatasnamakan petani saja. Sedangkan petani asli itu banyak yang tidak tersentuh bantuan,” pungkasnya. (den)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: