Difteri di Palasah Diduga dari Sukabumi
MAJALENGKA – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Majalengka, dr H Gandana Purwana MARS menyatakan pasien positif Difteri yang dirawat di RSUD Gunung Jati Cirebon memiliki keterkaitan dengan Kabupaten Sukabumi. Sehingga ada kemungkinan besar jika bakteri tersebut dibawa dari wilayah itu. “Informasi dari Pemdes Palasah demikian. Pasien memiliki istri orang sana (Sukabumi, red). Jadi kemungkinan kalau bakteri itu dari sana dan dibawa ke Majalengka,” terangnya Selasa (20/9). Dijelaskan Gandana, pihaknya sudah menyiapkan segala upaya untuk mencegah penyebaran bakteri tersebut ke anggota keluarga pasien serta warga lain di sekitar tempat tinggalnya. Beberapa waktu lalu diambil sampel darah anggota keluarga serta puluhan warga Palasah lainnya, dan sampai saat ini belum ada hasil dari laboratotium Bandung. “Kalau hasilnya sudah keluar nanti kami informasikan,” ujarnya. Dinas Kesehatan terus mengimbau seluruh Puskesmas di Majalengka agar melakukan penyuluhan kepada masyarakat, khususnya jika ada warga mengeluhkan kondisi fisik dengan ciri-ciri seperti suspek Difteri agar segera melapor. Sementara Ketua Komisi IV DPRD Majalengka dr H Hamdi meminta Dinkes Majalengka cepat melakukan penanganan sejumlah penyakit menular, terutama difteri. Pasalnya, penanganan cepat dinilai akan menekan penyebaran penyakit ke sejumlah warga lainnya. “Kami yakin Dinkes sudah mengetahui prosedur dalam melakukan penanganan penyakit menular seperti Difteri. Semakin cepat penanganannya maka akan lebih baik,” terangnya. Warga yang positif Difteri akan diketahui berdasarkan pemeriksaan asal bakteri tersebut dari mana, dan mungkin datang dari luar Majalengka. “Nanti akan ketahuan sendiri bakteri itu dari mana asalnya, yang penting penanganan tidak boleh ditunda-tunda karena penyakit ini menular. Kami meminta kepada seluruh masyarakat jika tubuhnya demam, batuk pilek serta sakit tenggorokan agar segera memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat,” pesannya. Di tempat terpisah, Direktur RSUD Gunung Jati Cirebon drg H Heru Purwanto MARS melalui Kepala Bagian Medik drg Liliana Muljadi mengatakan, pasien dari Palasah tersebut sudah 7 hari dirawat di ruang isolasi RSUD Gunung Jati. Saat ini kondisi pasien semakin membaik. “(kondisinya, red) sudah stabil dan bagus,” ujarnya kepada Radar, Senin 19/9). Sebelum diperbolehkan pulang, apus tenggorokan pasien akan diperiksa. Jika sudah negatif difteri maka pasien diperbolehkan pulang. Penanganan yang dilakukan tidak terhambat obat Anti Difteria Serum (ADS), karena sudah ada persediaan dan telah diberikan kepada pasien secara rutin selama dirawat. Liliana mengimbau masyarakat di lingkungan pasien khususnya tidak perlu khawatir dan resah, karena jika sudah diperbolehkan pulang artinya pasien sembuh total. (ono/ysf)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: