Disdukcapil Kejar Target, Jemput Siswa dan Jompo

Disdukcapil Kejar Target, Jemput Siswa dan Jompo

KESAMBI - Berbagai upaya dilakukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) untuk mengejar target perekaman Kartu Tanda Penduduk Elektronik (E-KTP). Salah satu program yang tengah gencar digeber yakni jemput bola, dengan melakukan perekaman terhadap siswa yang telah berusia 17. Tidak hanya itu, petugas disdukcapil juga turun ke rumah warga terutama jompo yang sudah tidak dapat bepergian. “Tiak Sabtu kita turun ke lapangan,” ucap Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk (Dafduk) Disdukcapil Kota Cirebon, Drs H Agus Muharam MPd, kepada Radar, Rabu (21/9). Pada perekaman jemput bola, kata Agus, pihaknya menurunkan armada e-KTP mobile atau layanan keliling. Layanan e-KTP keliling tersebut untuk menjangkau warga yang jarak rumahnya jauh dari kantor kecamatan, usia lanjut atau warga sakit yang tidak bisa melakukan perekaman data untuk pembuatan e-KTP di kantor kecamatan. \"Kami sudah bekerjasama dengan dinas pendidikan dan masing-masing RT/RW, kelurahan dan kecamatan agar sistem jemput bola ini bisa diterapkan,\" tuturnya. Operasional e-KTP mobile jemput bola ini dilakukan dirumah penduduk, di SMA Negeri maupun Swasta, di kantor kelurahan. Bahkan di tempat yang dengan mudah dilalui banyak orang seperti di bawah jembatan layang. Dikatakannya, untuk melakukan perekaman e-KTP, wajib KTP cukup membawa fotokopi Kartu Keluarga (KK) maupun surat pengantar dari RT/RW dan kelurahan. \"Memiliki e-KTP begitu penting, karena semua pelayanan publik berbasis NIK. Makanya untuk mempermudah ini kami melakukan jemput bola,\" tutur Agus. Dikatakannya, sistem jemput bola ini mesti dilakukan di siswa SMA yang memasuki usia 17 tahun dan warga jompo dengan alasan agar dapat mempermudah pelayanan. \"Kita pilih siswa SMA karena meraka tidak ada waktu untuk ke kecamatan. Begitupun dengan orangtua jompo yang secara fisik tidak bisa datang ke kecamatan,\" jelasnya. Kepala Seksi Identitas Penduduk pada Disdukcapil Kota Cirebon, Darto Sugiarto SE menambahkan, sebelum melakukan sistem jemput bola pihaknya terlebih dahulu menginformasikan kepada sekolah atau kelurahan dan RT/RW sehingga saat pelaksanaan jemput bola banyak warga yang berdatangan. “Sehari saja bisa lebih dari 100 orang yang melakukan perekaman saat jempul bola,\" tukasnya. (via)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: