Api Majakerta; 1 Kali untuk Asian Games, 2 Kali untuk PON
Tulisan kemarin soal Lala Diah Pitaloka yang bikin bangga Majalengka karena terpilih sebagai penyulut api PON XIX/2016 Jawa Barat. Nah, api PON yang dibawa mengelilingi 27 kabupaten/kota, sebelum akhirnya disulut oleh Lala, berasal dari sumber api abadi yang ada di Desa Majakerta, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu. Laporan: Utoyo Priachdie, Indramayu TAHUN ini, perjalanan api PON menempuh jarak 1.005,4 kilometer. Pengambilan api PON dari Indramayu secara simbolis dilakukan Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman didampingi Bupati Indramayu Hj Anna Sophanah. Selanjutnya api PON diserahkan kepada Kopda Yulianto dari Arhanudse Kodam III Siliwangi, dan diarak oleh pasukan gabungan menuju Alun-alun Indramayu yang berjarak sekitar lima kilometer. Di alun-Alun Indramayu api PON kemudian dibawa sejumlah atlet legendaris Indramayu. Di antaranya Sukarya dari cabor tinju, terakhir mengikuti kejurnas dengan memperoleh medali emas, dan Aminah atlet berkebutuhan khusus dari cabor tenis meja (terakhir mengikuti PON Kaltim). Setelah diserahkan oleh Sukarya ke Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, selanjutnya api diserahkan kepada atlet legenda Kabupaten Indramayu, Darma, dari cabor angkat berat. Darma yang saat ini bekerja di Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Indramayu, memiliki prestasi 9 kali juara nasional, 4 kali juara PON, dan 1 kali juara Asia. Darma didampingi Suprayitno, atlet berkebutuhan khusus dari cabor atletik, yang terakhir mengikuti Sea Games Kobe Jepang pada 1989. Dari Indramayu selanjutnya kirab Api PON akan menuju Kabupaten dan Kota Cirebon, dan selanjutnya ke daerah-daerah lainnya hingga sampai Bandung. Nah, asal usul api abadi di Desa Majakerta memang masih simpang siur karena belum tercatat dalam sejarah. Kuwu Desa Majakerta Kecamatan Balongan, Suradi, saat ditanya mengenai sejarah api abadi ini mengaku tidak mengetahui secara pasti. Namun menurut cerita para orang tua, kata Suradi, api abadi Desa Majekerta ditemukan pertama kali pada tahun 1820 atau pada saat jaman penjajahan Belanda. “Harapan kami sejarah api abadi Majakerta ini bisa dibukukan, agar anak cucu kita tahu. Kalau sekaran kan banyak yang tak tahu, padahal ini merupakan sejarah besar,” tuturnya. Suradi mengungkapkan, penemuan sumber gas alam tersebut konon bermula saat pemerintahan pada saat itu (zaman Belanda) tengah mencari cadangan minyak. Tapi ternyata justru muncul semburan gas, yang kemudian menjadi sumber api abadi. “Cerita dari para orang tua memang seperti itu,” tandasnya. Sejarah api abadi Majakerta ini ternyata cukup membanggakan. Pada tahun 1962 sumber api ini sudah dipakai sebagai sumber api Pekan Olahraga Negara-negara Asia (Asian Games). Kemudian pada tahun 1977 menjadi sumber api PON IX Jakarta. Dan tahun ini untuk PON Jabar. Sumber api abadi Majakerta ini sebenarnya sempat habis dan padam dalam beberapa tahun terakhir. Namun setelah dilakukan penggalian lagi, ternyata masih muncul sumber gas. Sehingga pada PON XIX/2016 Jawa Barat ini bisa dijadikan lokasi pengambilan api PON. Sementara Bupati Indramayu, Hj Anna Sophanah mengakatan Indramayu telah mengukir sejarah pada pelaksanaan PON XIX dan Peparnas XV tahun 2016 ini. Pasalnya, api PON diambil dari sumber api alam yang berasal dari Desa Majakerta. Bupati mengaku bangga karena Kabupaten Indramayu menjadi bagian penting dari pelaksanaan PON kali ini. Bahkan sejarah pelaksanaan PON bisa diukir dan diawali dari Kabupaten Indramayu. Kebanggan itu bertambah setelah 3 cabor ditetapkan untuk menggelar pertandingan di Kabupaten Indramayu yakni cabor layar di pantai Balongan dan renang bebas dan selam di pantai Tirtamaya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: