Lewat PON XIX/2016, Mega Mendung Cirebon Makin Dikenal

Lewat PON XIX/2016, Mega Mendung Cirebon Makin Dikenal

Acara pembukaan PON XIX/2016 akhir pekan lalu begitu meriah. Sedikitnya 3.000 penari dilibatkan, membawakan tari Merak dan Jaipong. Berbagai suguhan seni dan tradisi yang disuguhkan merupakan khas Jabar. Lekat dengan budaya Jabar dan memiliki tiga zona budaya yakni Sunda, Cirebon, dan Melayu-Betawi.  Laporan: Adinda Pratiwi, Cirebon BAGI warga Cirebon, tentu ada kebanggaan tersendiri saat pembukaan PON. Presiden Jokowi dan Ibu Negera Iriana Jokowi, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, serta sejumlah menteri dan tamu undangan lainnya mengenakan kemeja dengan motif batik mega mendung khas Cirebon. Ketua Bidang Upacara PB PON 2016 Nunung Sobari mengakui suguhan seni dan tradisi yang disuguhkan merupakan khas Jabar. \"Lekat dengan budaya Jabar. Jabar memiliki tiga zona budaya yakni Sunda, Cirebon, dan Melayu-Betawi,\" kata Nunung Sobari. Nah, terkait dengan “wakil” Cirebon melalui motif mega mendung yang dikenakan tamu-tampu penting, ragam komentar pun bermunculan. Salah satunya dari pemilik Sanggar Batik Katura sekaligus pemerhati batik, Katura A.R.  Dipilihnya motif mega mendung, kata Katura, tentu mengangkat nama Cirebon. Apalagi mega mendung identik dengan motif batik khas Cirebon. \"Bagus banget, walaupun itu bukan batik, tapi motif mega mendungnya terangkat,\" katanya kepada Radar, Senin (19/9). Dia menyebutkan bahwa itu adalah tekstil bermotif batik yang sarat akan nilai-nilai tradisional. Seperti diketahui, motif mega mendung memiliki makna tersendiri serta sejarah yang panjang. Menurut Katura, motif mega mendung merupakan motif batik asli asal Cirebon. Tidak ada yang punya selain Cirebon. Motif khas Cirebon ini berasal dari Keraton Kanoman, di mana batik mulai berkembang sejak abad 14-an. Adapun sejarah motif mega mendung adalah motif yang diambil atau terinspirasi dari kolam berisi air. Kemudian ada pantulan dari mega atau artinya awan yang sedang mendung atau mendekati hujan. \"Maka terciptalah mega mendung,\" imbuhnya. Mega mendung sendiri memiliki motif yang sangat detail. Terlihat dari grasadinya yang memiliki 7 lapisan di setiap awannya. \"Maknanya, mega kaitannya dengan langit, yang katanya langit itu berlapis 7. Tujuh lapisan itu mulai dari warna termuda sampai tertua,\" papar Katura panjang lebar. Jika dilihat, seiring perkembangan zaman warna batik motif mega mendung sangat variatif. Ada biru, coklat, pink, hijau, dan lain-lain. Tetapi, menurut Katura, mega mendung identiknya dengan warna biru. Seperti halnya warna awan yang identik berwarna biru. Motif mega mendung juga memiliki makna tersendiri bagi mereka yang menggunakannya. Apabila seseorang menggunakan batik motif mega mendung, maka sebaiknya bisa mendinginkan suasana, jangan cepat marah, dan tenanglah hatinya. \"Jadi pengguna mega mendung itu harus bisa jadi pendingin suasana di sekitarnya, bukan cepat marah,\" ujarnya. Apalagi yang membuatnya, kata dia, harus tenang. Sebab motif ini memiliki detail yang membutuhkan konsentrasi. Tak heran jika batik tulis motif mega mendung diproses cukup lama. Bahkan bisa berbulan-bulan jika batik tulisnya halus. Karena batik tulis terbagi menjadi dua jenis yaitu tulis halus dan kasar yang bisa dilihat dari kerapihannya. \"Batik tulis dan bukan batik tulis dari tampilannya bisa kelihatan, bahkan batik tulis kasar dan halus juga bisa kelihatan dari detailnya,\" paparnya. Katura juga menyebutkan, bahwa banyak orang yang belum paham soal batik. Secara simpel ia mendeskripsikan soal batik. Bahwa, batik adalah karya seni rupa pada kain yang memakai teknik pewarnaan rintang atau penghalang dengan memakai malam atau lilin panas sebagai perintang warnanya. \"Kalau yang diproses bukan dengan lilin, berarti bukan batik, tapi tekstil bermotif batik,\" katanya. Menurutnya, jika yang benar-benar batik itu dijual mahal. Karena, prosesnya sangat rumit. Seperti di tempatnya, Katura menyebutkan bahwa dirinya punya kain batik berukuran 2 meter x 60 centimeter yang dijual dengan harga Rp12 juta. \"Tapi ada juga yang Rp200 ribu. Tergantung tulisnya, kasar atau halus, tergantung barang dan motifnya juga,\" jelasnya. Apresiasi yang sama juga disampaikan Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB). Ketua Harian YBJB, Dr H Komarudin Kudiya SIP MDS mengatakan potensi ekonomi kreatif bidang fashion, terutama batik Cirebon, harus terus berkembang. Hal ini merupakan kesempatan emas untuk mengangkat potensi lokal berupa batik yang banyak dikembangkan masyarakat Cirebon. \"Kami sangat mengapresiasi terselenggaranya PON, apalagi Jawa Barat menjadi tuan rumahnya. Dengan begitu batik-batik yang kita miliki, begitu juga dengan motif batik mega mendung Cirebon akan semakin dikenal,\" ungkapnya kepada Radar, Senin (19/9). Apresiasi ini disampaikan karena keterlibatan para pelaku industri menengah, terutama para pengrajin batik secara tidak langsung turut mempromosikan potensi wisata dan produk ekonimi kreatif lokal. Terutama Jawa Barat pada umumnya, dan Cirebon pada khusunya yang telah memiliki sejumlah motif batik khas. \"Berbagai motif itu diharapkan bisa menjadi referensi bagi para perajin batik. Saya lihat pada pembukaan PON banyak tamu dari luar Jawa Barat juga memperkenalkan batiknya masing- masing,\" tuturnya. Menurutnya, batik harus bisa bersinergi dengan berbagai macam kegiatan atau hajat nasional, terlebih dengan citra Cirebon yang kini telah menjadi destinasi para wisatawan lokal maupun asing. \"Ini merupakan bukti eksistensi batik Jawa Barat,\" tukas pria asal Trumsi, Plered, ini. Senada dengan itu, pemilik EB Tradisional, H Edi Baredi mengatakan melalui event PON maka secara tidak langsung keberadaan batik Cirebon juga diangkat dan dikenal lagi secara luas. \"Sangat bagus (penggunaan motif mega mendung, red) biar batik Cirebon lebih dikenal di seluruh Nusantara,\" singkat Edi. (*/dilengkapi tulisan nur via pahlawanita)     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: