Mendesak, Badan Pengelola untuk Atur Parkir Bima

Mendesak, Badan Pengelola untuk Atur Parkir Bima

KESAMBI – Kawasan Bima diproyeksikan menjadi ikon baru Kota Cirebon. Keramaian area tersebut tidak hanya saat perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX berlangsung. Minggu depan kegiatan PON sudah selesai. Karena itu, seluruh pihak terkait di Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon diminta untuk segera membentuk Badan Pengelola Kawasan Bima. Agar euforia keramaian Bima dapat berlanjut dengan konsep lebih baik. Anggota Komisi B DPRD Kota Cirebon Tommy Sofianna SH mengatakan, sejak resmi dikelola Pemkot Cirebon, seharusnya SKPD terkait menjalankan fungsi dan kewenangannya dalam memaksimalkan potensi kawasan Bima. Termasuk didalamnya pengelolaan parkir. Politisi Gerindra ini berpendapat pengelolaan kawasan Bima dilakukan usai PON selesai. “Kalau bisa jangan ada jeda. Biar euforia keramaian Bima dapat terus berlanjut. Sebagai ikon baru Kota Cirebon, destinasi tujuan keramaian harus ada regulatornya,” ucap Tommy, kepada Radar, Sabtu  (24/9). Regulator dimaksud dapat dibentuk dengan Badan Pengelola. Dalam hal ini, ujar Tommy, Pemkot Cirebon harus pro aktif melakukan pengelolaan kawasan Bima dengan membentuk Badan Pengelola. Dengan langkah tersebut, dia yakin Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari berbagai sektor dapat lebih optimal. Selama ini kawasan Bima menjadi tempat berbagai kegiatan masyarakat. Bila badan pengelola tidak segera dibentuk, dia khawatir akan ada pengelola lain yang berasal dari berbagai elemen masyarakat. Karena itu, pemerintah harus memainkan peran dan fungsinya sebagai regulator. Secara teknis, dapat dilakukan dengan membentuk Badan Pengelola. erjalanan mendapatkan stadion Bima tidak mudah. Prosesnya dilakukan sejak tahun 2012 silam. Tommy menjelaskan, DPRD Kota Cirebon dalam ambil alih stadion Bima ikut berperan. Karena itu, dengan informasi telah resminya stadion Bima dipinjam pakai selama tiga tahun kedepan, para legislator ikut merasakan kegembiraannya. Namun, lanjutnya, status tersebut belum lengkah hingga menjadi hibah. Saat sudah menjadi hibah, dia yakin pengelolaan lebih optimal dibandingkan hanya pinjam pakai. Sebagai pengusaha, Tommy melihat ada banyak potensi yang dapat dikembangkan. Untuk itu, perlu badan pengelola yang menjadi regulator yang fokus mengatur ritme kegiatan di kawasan Bima. Sekretaris Daerah Kota Cirebon Drs Asep Dedi MSi mengatakan, pengelolaan stadion Bima dapat lebih dimaksimalkan setelah adanya penyerahan aset tersebut secara hibah. Saat ini, hanya pinjam pakai dari PT Pertamina yang dikuasakan Kementrian Keuangan (Kemenkeu). “Selesai PON langsung dibentuk Badan Pengelola kawasan Bima,” ucapnya. Hal lain yang sedang diupayakan adalah hibah. Dengan hibah, kata Asep Dedi, pemanfaatan dan pengembangan kawasan Bima dapat lebih optimal dan luas. Karena itu, sebagai penarik agar proses hibah lebih cepat, harus dilakukan inisiatif pengembangan secara mandiri. Banyaknya kegiatan yang digelar pada kawasan Bima, membuat Asep berpikir untuk lebih mengembangkan lagi dalam skala lebih luas. Karena itu, pria yang pernah menjabat Asisten Administrasi Umum ini terus menjalin komunikasi dengan berbagai petinggi olahraga dan pihak terkait tingkat pusat. Dengan banyak kegiatan skala nasional bahkan internasional di kawasan Bima, ikon baru ini dapat terus semarak. Meskipun demikian, ujarnya, potensi lain seperti pemberdayaan pedagang dan sejenisnya, tetap dilakukan sebagai satu kesatuan utuh dalam penataan kawasan Bima. (ysf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: