Sopir Angkot 03-04 Diacuhkan

Sopir Angkot 03-04 Diacuhkan

Pejabat Lebih Memilih Nonton Final Sepak Bola KUNINGAN – Aksi mogok masih dilakukan para sopir angkot 03 dan 04 hingga kemarin (13/7). Namun, aksi mereka nampaknya dicueki oleh Pemkab Kuningan. Bupati, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub), sejumlah kepala dinas dan kepala badan lainnya lebih memilih nonton final Porda antara kesebelasan Kuningan melawan Kota Bandung. Pantauan Radar di jalan raya Cirendang, sejumlah mobil patroli dalmas diterjunkan. Baik itu mobil dalmas Satpol PP maupun Polres Kuningan. Beberapa mobil Dinas Perhubungan pun diturunkan guna mengatasi masalah penumpang yang terbengkalai akibat mogoknya angkot 03 dan 04. ”Lima unit mobil Dishub kami turunkan untuk mengatasi masalah penumpang. Selain itu, dua unit mobil patroli dalmas Satpol PP dan 3 unit dalmas Polres,” jelas Kabid Angkutan pada Dishub, Dadi Suryadi saat dikonfirmasi Radar, kemarin. Sejumlah mobil tersebut terlihat sangat sibuk antara pukul 06.00 hingga 07.00. Sebab, pada jam-jam tersebut anak sekolah sedang membutuhkan jasa angkot. Terutama bagi mereka yang sekolah di Kuningan kota. Sama halnya dengan para PNS dan pegawai swasta yang tidak membawa kendaraan sendiri. Banyak pula dari mereka yang menggunakan jasa ojek dengan ongkos antara Rp12 ribu hingga Rp15 ribu. Memasuki pukul 09.00 ke atas, kesibukan mulai mereda. Tampak mobil patroli dalmas ngetem cukup lama menunggu penuhnya angkutan. Itu menjadi pemandangan di jalan raya Cirendang, tidak jauh dari Terminal Cirendang. Menjelang siang, para orang tua yang mempunyai anak sekolah SD di kota pun sibuk menjemput. Seperti di SDN 7 Kuningan, warga Perumahan Ciharendong Ny Hj Darto terlihat membonceng dua cucunya di motor. Padahal biasanya cucunya itu bisa pulang sendiri dengan menggunakan jasa angkot 03/04. Sementara itu di sejumlah dinas dan badan kemarin, nyaris tidak ada pejabat penting. Mereka berangkat ke Bandung guna menyaksikan babak final antara Kuningan melawan Kota Bandung yang dihelat Selasa sore. Hal itu mengesankan bahwa nasib sopir angkot dan penumpang tidak dihiraukan. Begitu pula pelayanan prima terhadap masyarakat. ”Kantor-kantor dinas di Kuningan sepi. Seluruh pejabat Kuningan meninggalkan kewajibannya hanya untuk nonton bola yang mungkin bisa meningkatkan PAD,” ketus Yudi, salah seorang warga Kuningan yang sering mondar-mandir di kantor pemerintah. Terpisah, Kabid Angkutan Dishub Dadi Suryadi membantah jika Pemkab Kuningan tak menghiraukan aksi mogok para sopir. Ia menjelaskan bahwa sesuai dengan dialog Senin (12/7), Dishub akan menyelenggarakan rapat dengan pengurus seluruh angkutan. Baik itu angkot 03, 04, 05, 08, 09 maupun angkot jurusan Cilimus-Cirendang. Pada rapat nanti kata Dadi, bakal diundang pula para pengusaha angkotnya. ”Sesuai hasil dialog dengan perwakilan pengunjuk rasa kemarin, kita akan gelar rapat Kamis (15/7) nanti. Semua sopir dan pengusaha akan kami hadirkan. Begitu pula pihak-pihak yang tergabung dalam Fokorlantas. Kami ingin mencari solusi terbaiknya seperti apa dalam mengatasi masalah ini,” terangnya. Menanggapi tudingan bahwa pemerintah tak menghiraukan sopir, Dadi membantahnya. Dia mengatakan, secara kebetulan aksi yang dilancarkan para sopir bertepatan dengan babak final. Secara kebetulan pula Kuningan berprestasi dalam sepak bola dengan masuknya sampai babak final.  Sehingga agar bisa meraih medali emas, dibutuhkan supporter dalam jumlah yang banyak. ”Yang jelas kita bukan menyueki. Penumpang tidak kami terlantarkan justru kami angkut dengan mobil angkutan yang kami miliki. Aksi para sopir juga kami sedang kami upayakan penyelesaiannya dengan menggelar rapat Kamis nanti,” kata dia. Adapun kenapa digelar Kamis, Menurut Dadi karena penyebaran surat membutuhkan waktu. Dengan begitu dalam pelaksanaannya nanti semua undangan bisa menghadirinya. Waktu beberapa hari itu pun dimaksudkan agar semua pihak sama-sama saling intropeksi. ”Kita sama-sama intropeksi lah. Sopir angkot 03–04 juga kami harapkan intropeksi. Karena berdasarkan pengamatannya, tidak semua sopir ingin beroperasi sampai Sadamantra. Dari 149 unit angkot 03 dan 04, paling cuma 30 unit saja yang menginginkan sampai Sadamantra,” paparnya. Jika trayek angkot 03/04 ditetapkan sampai Sadamantra kemudian dalam pelaksanaannya cuma 30 unit saja, bakal berdampak buruk. Mereka harus diberikan sanksi dan siapa nanti yang akan bertanggung jawab. (ded)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: