Djadjang Perangi Mental
BANDUNG - Persib Bandung berhasil membalikkan keadaan hingga meraih kemenangan atas Persiba Balikpapan, Sabtu (1/10) lalu di Stadion Wibawa Mukti, Kabupaten Bekasi. Gol simpel Matasunaga Shohei di akhir babak pertama dibalas gol Sergio van Dijk, serta Vladimir Vujovic pada babak kedua. Pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman mengaku tak mudah melakoni pertandingan dengan situasi mental terpuruk. Diakui Djanur, sapaan akrabnya, faktor mental masih tampak memengaruhi performa Persib dalam laga pekan ke-21 Torabika Soccer Championship (TSC)-A 2016. “Jujur, tidak gampang melakoni sebuah pertandingan pasca dua kali kalah, terutama di sisi mental,” kata Djanur dikutip Simamaung.com. Finishing touch tak pernah bosannya menjadi penyakit yang masih menempel dalam penampilan Persib. Mereka mampu menguasai jalannya permainan dan menciptakan banyak peluang. Sayang hanya dua gol yang mampu tercipta. Kemenangan Sabtu (1/10) lalu membuat Persib naik tiga peringkat ke posisi 6 di bawah Bhayangkara FC. Persib memiliki poin sama dengan Mitra Kukar di pos ke-7 dan Pusamania Borneo FC di peringkat ke-8. Nah, untuk menyiapkan diri jelang melawat ke Bandung Raya (8/10), Djanur langsung menggelar latihan kepada para pemain, hari ini (3/10). Sementara itu, performa buruk Persib Bandung saat lawan Persiba, berdampak pada buruknya produktivitas gol. Selain itu, sektor pertahanan jadi sorotan karena jebol empat kali dalam dua pertandingan terakhir. Dua pertandingan itu berakhir dengan kekalahan. Namun menurut bek Rudolf Yanto Basna, torehan buruk itu bukan tanggung jawab pemain belakang saja. Karena, Persib merupakan satu unit tim yang tidak bisa dipisahkan. “Kita main bola satu tim. Kita punya PR bersama, yaitu kebobolan banyak dan susah cetak gol. Tapi kami berusaha untuk tidak kebobolan lebih banyak lagi,” ungkap Basna. Pemain 21 tahun itu pun mengatakan, setiap pemain merupakan suatu kesatuan. Sehingga ketika satu lini bisa tampil bagus, mental rekan setimnya yang lain pun akan terangkat. Sebagai pemain belakang, kepercayaan diri Basna pun akan terangkat saat para pemain depan bisa bermain dengan cair dan tajam dalam mencetak gol. “Semoga kami bisa perbaiki dan saling mengisi. Kalau striker cetak gol, para pemain belakang percaya diri. Kalau tidak kebobolan, pemain depan juga ikut percaya diri. Dengan begitu tim solid akan terbentuk,” ungkapnya. (net/mid)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: