Begini Cara Suruhan Dimas Kanjeng Habisi Salah Satu Santrinya

Begini Cara Suruhan Dimas Kanjeng Habisi Salah Satu Santrinya

PROBOLINGGO - Misteri kematian Abdul Gani di tangan para eksekutor suruhan Kanjeng Dimas Taat Pribadi terkuak. Lewat rekonstruksi yang dilakukan di beberapa lokasi di Padepokan Dimas Kanjeng, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Probolinggo, kemarin (3/10), terlihat korban tewas seusai dipukul dan dijirat dengan tali bagian lehernya. Dalam rekonstruksi tersebut, ada 5 tersangka yang dihadirkan untuk memperagakan 74 adegan terbunuhnya Gani. Mereka adalah Wahyu Wijaya, Kurniadi, Wahyudi, dan Ahmad Suryono. Tak ketinggalan, dalang di balik aksi pembunuhan tersebut, Dimas Kanjeng, juga dipulangkan ke ‘istana’nya untuk sementara agar proses rekonstruksi berjalan dengan baik. Ada sekitar 15 adegan penting yang ditandai dalam rekonstruksi tersebut. Di antaranya proses terbunuhnya Gani yang dilakukan tiga tersangka yakni, Wahyu Wijaya, Kurniadi, dan Boiron. Juga bagaimana sosok Muryat Subianto, yang kini masih DPO, turut merencanakan proses pembunuhan tersebut. Reka ulang dimulai pukul 10.00. Polisi meminta tiga Wahyu, Kurniadi, dan Boiron menunjukkan bagaimana ketiganya membagi tugas dalam mengeksekusi Gani. Rekonstruksi itu dilakukan di Asrama Putra Padepokan Dimas Kanjeng yang menjadi TKP pembunuhan Gani pada 13 April lalu. Gedung Asrama Putra sendiri banyak digunakan untuk ruang rapat para sultan dan tempat istirahat mereka. Berlantai dua, gedung itu cukup megah dibandingkan bangunan di sekitarnya. Letaknya tepat di samping timur rumah dari Dimas Kanjeng. Nah, dalam rekonstruksi kemarin, hanya lantai 1 saja yang digunakan. Tepatnya ruang tamu. Sebab, di ruangan itu Wahyu Wijaya, Kurniadi, dan Boiron (DPO) membunuh Gani. Dengan cara dipukul dan dicekik. Reka ulang itu terlihat Kurniadi yang memulai eksekusi pada korban sekitar pukul 08.00. Dia bertugas memukul bagian belakang korban dengan pipa besi saat akan menerima uang pinjaman sebesar Rp130 juta dari Wahyu Wijaya. Gani tersungkur ke lantai, dan Kurniadi menguncinya dengan menindih tubuh korban. Di sini Boiron ambil alih. Dengan tali parasit yang sudah dipersiapkan, dia mencekik leher Gani dari atas ke arah depan. Dia juga sempat menutup wajah korban dengan kresek warna biru. Gani yang sudah dalam keadaan sekarat langsung dihabisi oleh Wahyu WIjaya. Dengan lakban yang sudah disimpan di atas lemari ruangan itu, dia mengakhiri nyawa korbannya. Yakni dengan melakban kepala korban dari leher hingga hidung. Adegan yang lain, sebelum masuk ke dalam mobil, tersangka Wahyu Wijaya masih sempat menelanjangi tubuh Gani. Mayat mantan ‘sultan’ itu juga dimasukkan dalam kontainer plastik . Lantas, jenazahnya dimasukkan dalam mobil Avanza hitam yang dikendarai oleh Rahmad Dewaji. Korban dibuang di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Tengah. Sementara itu, reka ulang itu juga menghadirkan Rahmad Dewaji, salah satu tersangka yang masih jadi anggota aktif di TNI-AU. Dengan penjagaan ketat dari pasukan TNI, Rahmad Dewaji didatangkan sebagai saksi dalam kasus rekonstruksi kemarin. Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan reka ulang itu awalnya hanya ada 67 adegan saja. Karena kondisi di saat reka ulang terjadi, akhirnya adegan tersebut berkembang menjadi 74. “Ada beberapa hal memang yang baru ditemukan di sini, jadi adegan yang sudah disusun sebelumnya dikembangkan lagi,” terangnya. (rid)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: