4 Celta Vigo vs Barcelona 3, Terlempar dari Tiga Besar

4 Celta Vigo vs Barcelona 3, Terlempar dari Tiga Besar

VIGO – Celta Vigo bukanlah raksasa di belantika sepak bola Spanyol. Mereka tidak memiliki trofi La Liga sama sekali. Di level Eropa pun, penampilan terbaiknya hanyalah Piala Intertoto di musim panas 2000. Namun, sejak promosi dari Segunda Division musim 2012-2013 silam, kiprah mereka mulai mendapat atensi dari penggemar sepak bola. Sebab, posisi mereka tidak hanya terus merangkak menuju papan atas. Mereka juga sukses menjadi ”pengganggu” Luis Enrique. Ya, sejak Enrique menjabat sebagai entrenador Barcelona 19 Mei 2014, dia tidak pernah tersenyum setiap kali bertemu dengan Celta. Itu mengacu pada rekornya yang sudah menelan tiga dari lima pertandingan di La Liga. Termasuk kekalahan memalukan dinihari kemarin (3/10) di Balaidos, di mana mereka harus menyerah 3-4. Kekalahan ini menjadi kekalahan beruntun El Barca di Balaidos setelah pada pertemuan pertama di musim lalu, tim asal Catalan tersebut dibantai dengan skor 1-4. Hasil ini tak pelak membuat Barca terlempar dari tiga besar dengan menghuni peringkat empat klasemen sementara. Andres Iniesta dkk terpaut dua angka dari penguasa Atletico Madrid (15-13). ”Harus diakui, Celta bermain sangat baik daripada kami,” keluh Iniesta sebagaimana dilansir oleh Sport. ”Itu fakta yang tidak bisa dibantah,” lanjut playmaker yang merayakan penampilan ke-600 dinihari kemarin. Tanda-tanda kekalahan Barca sebenarnya sudah terlihat ketika Enrique memilih susunan starting XI-nya. Javier Mascherano yang selama ini menjadi tandem setia Gerard Pique di jantung pertahanan dicadangkan. Sebagai gantinya, dia memilih Jeremy Mathieu yang sebenarnya berposisi sebagai fullback. Pun demikian di sektor lapangan tengah. Trio Iniesta-Sergio Busquets-Ivan Rakitic dirombak total. Andre Gomes masuk. Sementara Arda Turan yang sudah mulai menikmati perannya sebagai winger kanan pun digeser sebagai gelandang kiri. Tempat Turan diserahkan kepada Rafinha untuk menopang Neymar dan Luis Suarez. Strategi yang sangat tidak perlu jika melihat agenda setelah ini. Pasca jeda internasional, mereka hanya menjamu tim medioker Deportivo La Coruna di Camp Nou Minggu malam WIB (16/10). Akibat pergantian di empat posisi tersebut, Barcelona menampilkan permainan yang serampangan. Tidak ada alur yang jelas kapan bertahan maupun menyerang. Rafinha tidak banyak berkutik. Dia tidak bisa melakukan dribel sama sekali. Turan dan Gomes tidak bisa menjadi otak serangan Barca dengan melepaskan akurasi passing di bawah 90 persen (Gomes 81, Turan 89 persen). Pun demikian dengan lini belakang yang terus membuat kesalahan. Menurut statistik WhoScored, lini belakang Barca dibuat kocar-kacir dengan sembilan shot on goal dari 14 kesempatan yang dimiliki tuan rumah, meski mendominasi lapangan seperti biasanya lewat catatan 65,1 persen penguasaam bola. Hasilnya adalah tiga gol yang dicetak Celta hanya dalam tempo 33 menit. Dimulai dari Pione Sisto pada menit 22. Berawal dari goal kick yang tidak jelas juntrungannya, Iago Aspas menyerobot bola itu, kemudian mengirim terobosan kepada Sisto yang langsung menendang datar ke kanan gawang Ter Stegen. Gol kedua pun begitu. Clearance Celta yang sempat terkena kepala Pique bisa dimaksimalkan oleh Aspas untuk menggetarkan jala Ter Stegen sembilan menit berselang. Makin miris setelah Mathieu, yang bermaksud memotong terobosan Daniel Wass, malah membuat Barcelonista yang datang ke Balaidos terdiam karena bola masuk ke gawang sendiri. Puncaknya adalah Ter Stegen yang melakukan blunder sehingga bisa diserobot oleh Pablo Hernandez di menit 77. Gol balasan dari Pique (58’, 87’), serta eksekusi penalti Neymar (64’) setelah Gomes dilanggar pun tidak lagi menjadi berarti. Busquets secara tidak langsung mengatakan bahwa tanpa Iniesta dan Rakitic, yang selama ini menjadi kreator permainan Barca, dia tidak bisa mengeluarkan kemampuan optimalnya. ”Namun, aku bertanggung jawab penuh atas kekalahan ini,” kata Busquets sebagaimana dilansir AS. ”Hal ini bisa dimaklumi lantaran kami bukan robot. Jadi, yang harus kami lakukan adalah bekerja keras untuk kembali ke penampilan terbaik,” tegasnya. Enrique sendiri tidak mengatakan spesifik apa yang membuatnya melakukan rotasi sebanyak itu. Sebab, karena keputusannya, Barca pun menjalani musim terburuk selama 11 musim terakhir. Hingga tujuh jornada, mereka baru mengemas empat kali menang, sekali seri, dua kali kalah, dengan total poin yang dikumpulkan 13. Terpaut tiga angka dari statistik terburuk mereka di musim 2006-2006. ”Aku adalah orang yang paling kecewa dengan kekalahan ini,” kata Enrique dalam konferensi pers kepada Reuters. ”Namun, keputusan telah dibuat. Dan aku tidak menyesal membuatnya,” lanjut arsitek berjuluk Lucho tersebut. Lebih lanjut, Pique mengatakan bahwa mereka harus berbenah untuk menyambut sisa laga di akhir tahun ini. Dia masih optimis klub yang telah lima kali menjuarai Liga Champions itu bakal segera bangkit. ”Kompetisi masih panjang. Jadi, segalanya masih bisa berlangsung dengan sangat ketat,” ulas kekasih penyanyi Kolombia Shakira itu, sebagaimana ditulis Movistar Plus. Terpisah, entrenador Os Celticos, sebutan Celta, Eduardo Berizzo menerangkan, strategi pressing ketat berjalan dengan sangat baik. ”Namun, setelah Iniesta masuk, permainan Barca mulai berubah,” terang pelatih asal Argentina itu dikutip dari Mundo Deportivo. (apu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: