Masyarakat Anjatan Lestarikan Upacara Adat Temoan

Masyarakat Anjatan Lestarikan Upacara Adat Temoan

ANJATAN – Pesta hajatan tak melulu dipandang soal kekeuh-nya warga mempertahankan budaya konsumtif. Tapi banyak tujuan baik yang terkandung di dalamnya. Meski seringnya diisi pentas hiburan, pelestarian adat tetap dipertahankan. Seperti yang biasanya dilakukan masyarakat pedesaan di wilayah Kecamatan Anjatan. Sekalian menggelar pesta hajatan, mereka juga berupaya mempertahankan tradisi dan kearifan lokal. Salah satunya tradisi yang disebut sebagai upacara Temoan. Temoan ini berasal dari kata temo yang berarti temu atau bertemu. Upacara ini melambangkan pertemuan antara dua keluarga yang dipertalikan oleh pernikahan kedua mempelai maupun sanak saudara, tetangga, kawan si tuan hajat. Seperti yang diselenggarakan pada pesta hajat rasulan Ancis, salah seorang tokoh masyarakat di Desa Anjatan, Kecamatan Anjatan. Pantauan Radar, upacara Temoan berlangsung di area terbuka semisal depan panggung hiburan. Pemangku hajat beserta keluarga berdiri di sana. Mereka didampingi oleh orang tua yang memegang baskom. Sebelumnya diingatkan oleh pembawa acara agar masing-masing anggota menyiapkan uang di tangannya. Musik yang riang kemudian dibawakan oleh seorang penyanyi. Lantas dimulai oleh beberapa keluarga pemangku hajat maju ke depan sambil berjoget, menyalami dan menyimpan uang ke dalam baskom yang telah disediakan. Suasana riang pun tercipta. Sambil berputar dan berjoget, warga, tamu undangan maupun kerabat lainnya kemudian ikut bersalaman dan uang disimpan ke dalam baskom. Demikian seterusnya sampai lagu selesai dinyanyikan. “Temuan ini menunjukkan kekompakan dan solidaritas keluarga. Selain ikut hadir, memberikan uang dan memasukkannya ke dalam baskom memiliki makna bahwa semua anggota keluarga, saudara dan kerabat juga siap membantu soal materil,” terang Dorih, sesepuh setempat. Upacara Temoan lanjut dia, biasanya dilaksanakan pada pesta hajatan perkawinan. Namun belakangan, pesta hajatan khitanan maupun rasulan, upacara adat Temoan kerap dihelat. Waktu pelaksanaannya fleksibel, sampai semua anggota keluarga pemangku hajat berkumpul. “Bisa siang, sore atau malam. Kalau sudah pada kumpul semua, langsung Temoan,” jelas dia. (kho)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: