Berstatus Pinjaman, Berpeluang Dipatenkan
Melihat Kiprah Wandi dan Ade yang Dipanggil Persib Bandung U-17 Kegigihan Wandi dan Ade Rusdiyanto membuahkan hasil. Keduanya dipanggil memperkuat Persib Bandung U-17 di Piala Soeratin. Status adalah pinjaman. Namun, merreka berpeluang dipatenkan dalam skuad Maung Ngora, julukan Persib U-17. TATANG RUSMANTA, KOTA CIREBON WANDI tak pernah menyangka kemampuannya bermain sepak bola bakal dilirik sebuah klub sepak bola sekelas Persib Bandung. Sejak pertama kali berlatih sepak bola di usia 10 tahun, bocah kelahiran Cirebon, 4 Desember 1999 itu tak pernah berani bermimpi terlalu tinggi. Sejak anak-anak, dia terpaksa memikul tanggung jawab keluarga. Wandi kecil sudah biasa bekerja keras membantu perekonomian keluarga. Badowi, ayahnya, wafat ketika Wandi masih berusia 7 tahun. Sejak itu, Cartem, sang ibu, bekerja serabutan. Himpitan ekonomi tidak dapat dihindari. Namun, tidak membuat bungsu dari lima bersaudara itu patah arang. Sejak usia 10 tahun, bakatnya bermain sepak bola diasah di Sekolah Sepak Bola (SSB) Jatiwaluya. Baru pada tahun 2015, dia direkrut Al-Jabbar FC Kabupaten Cirebon. Tawaran dari Al-Jabbar FC datang pada waktu yang tepat. Ketika itu, Wandi hampir saja kehilangan banyak kesempatan akibat putus sekolah. Selepas menamatkan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada tahun 2014, tak ada lagi biaya untuk melanjutkan ke SMA. Setelah resmi bergabung dengan Al-Jabbar FC, Wandi secara otomatis masuk SMK Al-Jabbar Ciledug, Kabupaten Cirebon. Soal biaya dia tidak memikirkannya lagi. Sebab, SMK Al-Jabbar memberikan beasiswa penuh kepadanya. “Ibu saya baru mendukung saya bermain bola setelah saya masuk Al-Jabbar. Sebelumnya kalau latihan ya harus curi-curi kesempatan,” kenang Wandi saat berkunjung ke Graha Pena Radar Cirebon, kemarin (12/10). Serupa dengan Wadi, Ade Rusdiyanto ditinggal pergi sang ayah, Abdurohman sejak kecil. Ayahnya wafat akibat penyakit jantung saat Ade berusia 9 tahun. Bedanya, sejak kecil Ade memang telah diarahkan untuk bermain sepak bola. Semasa hidup, Abdurohman kerap berujar ingin menyaksikan putranya di televisi sebagai pemain sepak bola profesional. “Pesan-pesan almarhum ayah selalu menyemangati saya. Setelah beliau meninggal, saya bertekad untuk mewujudkan harapannya,” kata pemain yang berposisi center back. Kini, Wandi dan Ade berada lebih dekat dengan impiannya. Panggilan yang datang dari Persib U-17 seperti durian runtuh. Pintu telah terbuka untuk mengembangkan karir ke level yang lebih tinggi. Meski berstatus pinjaman, keduanya berpeluang masuk skuad Maung Ngora. Pagi ini, duo Al-Jabbar bertolak ke Kota Bandung. Sore harinya, mereka harus bergabung dengan tim pada sesi latihan. Besok, Jumat (14/10), keduanya akan turut diboyong ke Subang. Sebelum Piala Soeratin dimulai pada 22 Oktober, Maung Ngora akan melakoni uji coba dengan Persikas Subang. Dua pemain ini memang sudah cukup lama diincar Budiman Yunus, pelatih Persib U-21. Perkenalan Budiman Yunus dengan kedua pemain dimulai dari Piala Bobotoh 2016, Mei lalu. Meski gagal meraih trofi juara pertama, kemampuan Wandi dan Ade mencuri perhatian Budiman. Puncaknya, kedua pemain dipanggil mengikuti Perang Bintang Piala Bobotoh di Lapangan Sepak Bola Unpad, Jatinangor, Sumedang. Ketika itu, All Satrs Piala Bobotoh tampil menghadapi Persib U-21. Ketertarikan Budiman berlanjut. Keduanya direkomendasikan masuk skuad Persib U-17 proyeksi Piala Soeratin 2016. “Persib U-17 dan U-19 memang membuka diri untuk potensi-potensi pemain dari daerah,” ujar media officer PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB), Irvan Suryadireja via telepon. Hengkangnya Wandi dan Ade ke Persib dipastikan bakal mengurangi kekuatan Al-Jabbar FC. Klub sepak bola amatir asal Wilayah Cirebon Timur (WTC) ini juga akan mengikuti Piala Soeratin 2016. Jika lolos dari babak penyisihan Grup A, Al-Jabbar FC berpotensi menghadapi Persib Bandung yang diperkuat oleh dua penggawa andalannya tersebut. “Bagi kami melepas Wandi dan Ade ke Persib memang dilematis,” ujar Manajer Al Jabbar FC, Retno Widodo. Bergabung dengan Persib memang sebuah kesempatan emas yang tidak datang setiap saat. Widodo mengerti hal itu. Demi masa depan dua pemainnya tersebut, ia mengalah. Dia menyadari, Al-Jabbar FC yang resmi bergabung ke PSSI sejak 2012 bukan tempat yang tepat untuk berkarir di sepak bola. “Kami hanya mampu melahirkan bibit-bibit pemain. Untuk berkembang, mereka harus bergabung dengan klub yang lebih besar. Bagi Wandi dan Ade, ini baru sebuah awal,” ungkapnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: