Meski Sulit Penjemuran, Order Bata Terisi Melonjak
TERISI – Industri bata merah press (cetak) di Kecamatan Terisi tetap menggeliat. Kendati musim penghujan, produksi Bata Terisi tak pernah berhenti seiring lancarnya permintaan bahkan cenderung melonjak. Guyuran hujan memang menjadi musuh menakutkan bagi para pengrajin Bata Terisi. Masih mengandalkan panasnya terik matahari, mereka kerap dibuat kalang kabut ketika hujan turun saat proses penjemuran bata yang baru saja dicetak di halaman Lio (pabrik bata, red). Untuk melindunginya, para pengrajin menyiapkan berpuluh-puluh terpal plastik yang dibuat seperti tenda untuk menutup cetakan bata yang jumlahnya puluhan ribu batang. Kerepotan juga dirasakan tatkala proses angkut Bata Terisi menggunakan mobil truk dari Lio ke pemesan. Turunnya hujan menyulitkan proses angkut dan distribusi. “Tapi Alhamdulillah, segala kerepotan ini terbayar dengan harga bata Terisi yang sekarang cukup bagus,” ujar H Ujer, salah seorang pengusaha Bata Terisi kepada Radar, Kamis (13/10). Saat ini harga bata Terisi untuk pembelian dilokasi Rp500 per batang. Sedangkan jika diantar sampai jarak setara ke Ibu Kota Kabupaten Indramayu Rp600 per batang. Harga ini naik Rp100 dibanding sebelumnya. Naiknya harga lanjut Ujer yang juga kordinator Paguyuban Pengrajin Bata Merah (PPBM) Kecamatan Terisi ini, lantaran permintaan yang cenderung meningkat. Sementara di sisi lain, produksi bata tersendat waktu. Konsumenpun harus jauh-jauh hari melakukan pemesanan, minimal satu minggu sebelumnya. “Produksinya mah setiap hari, tapi karena hujan prosesnya agak lama. Kalau mau beli gak bisa dadakan, harus pesan dulu seminggu sebelumnya,” terang Ujer. Pihaknya bersyukur, hasil produksi bata Terisi kian diminati di tengah munculnya bata alternatif seperti yang terbuat dari semen. Tidak hanya diminati konsumen lokal dan nasional, tapi juga oleh kontraktor asal luar negeri yakni Jepang. PT Kajima, kontraktor asal Jepang tersebut memanfaatkan bata Terisi untuk mengerjakan proyek pembangunan hotel dan pusat perbelanjaan di kawasan Senayan Jakarta. Tak tanggung-tanggung, 4 juta batang bata dipesan pada tahun 2013 lalu. Untuk memenuhi kebutuhan sebanyak itu, para pengrajin bata Terisi yang tersebar di Desa Jatimulya, Jatimunggul dan Desa Plosokerep dilibatkan. Di tiga desa itu terdapat sekitar 400 pengrajin bata merah dengan 159 lio dan 53 mesin cetak bata. Serapan tenaga kerjanya, mencapai ribuan orang. Terdiri dari tenaga pencetak bata, centeng, sampai kuli bongkar muat bata. (kho)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: