Chelsea vs Leicester City, Duel “Raja” Bertahan
LONDON – Antonio Conte dan Claudio Ranieri menjadi duo magnet Italiano di Premier League musim ini. Sebagai sesama pelatih dari Italia, keduanya punya kemampuan yang bagus untuk mengorganisasikan lini pertahanannya. Lantas bagaimana jika kedua pelatih ini bersua? Di Stamford Bridge, London, malam nanti WIB, kedua pelatih ini akan bersua usai menjalani 65 harinya di Premier League. Bedanya, untuk kali ini Conte dan Ranieri tidak beradu kuat dalam bertahan. Melainkan beradu pintar untuk mengembalikan sentuhan di dalam bertahan. Karena, hingga pekan ketujuh Premier League defense Chelsea dan Leicester City yang mereka tangani jauh dari kata kokoh. Conte dengan reputasi kebobolan hanya 0,57 gol per laga selama di Juventus malah nyaris tidak pernah cleansheet di Premier League musim ini. The Blues –julukan Chelsea– sudah kebobolan 1,28 gol per laga. \'\'Kami bekerja keras untuk mengubah situasi ini. Caranya dengan membangun segala yang penting dari tim ini demi laga-laga berikut dan masa depan klub ini,\'\' ucap Conte di dalam konferensi persnya di London Cobham, tadi malam WIB. Conte memang tengah disorot. Didatangkan agar mengubah defense Chelsea yang musim lalu bobol dua gol per laga, sentuhan tangan Conte belum terbukti. Sebelum laga, mantan allenatore Italia itu bahkan digosipkan bakal didepak Roman Abramovic. Tetapi, itu cuma gosip dari prediksi bursa belaka. Agar gosip itu tidak jadi kenyataan, pria 47 tahun itu pun wajib melakukan upaya-upaya penting. Salah satunya bagaimana agar defense-nya kokoh. Seperti Italia ataupun di La Vecchia Signora, julukan Juventus. Nah, Conte pun konfiden mengusung formasi back three. \'\'Tidak benar jika klub sebesar Chelsea kebobolan banyak gol setiap laganya. Dari situ kami harus terus mencari solusi baru. Termasuk back three ini. Saya memiliki empat bek tengah, saya harus memilih tiga terbaik di antaranya,\'\' ungkap Conte. Terakhir, back three dimainkan saat Chelsea mengalahkan Hull City 2-0 di KCOM Stadium (1/10). Formasi 3-4-3 flat jadi pilihan Conte. Comeback-nya Terry dari cedera engkel jadi kekuatan tambahannya. \'\'Dia (Terry) akan tersedia bagi kami,\'\' sebut Conte. Dengan JT, inisial nama Terry, maka back three bukan lagi dengan Cesar Azpilicueta. Sebaliknya, di posisi itu akan diisi Terry, David Luiz dan Gary Cahill. Sedangkan Azpilicueta seperti saat eksperimen Conte di laga melawan Liverpool (16/9) dan Arsenal (24/9) bakal naik membantu serangan dari sisi kanan. Di sisi kiri, itu akan ditempati Marcos Alonso. Sayangnya, eksplorasi dari sisi kanan kehilangan sosok Willian yang absen karena ibundanya meninggal dunia. Di sinilah peran ganda bisa dijalani Azpilicueta. Tanpa Willian, Conte sepertinya bakal memilih Victor Moses. Tapi, di balik agresivitasnya dia punya kelemahan dari sisi passing-nya. Akurasi passing Moses di bawah 80 persen. Tidak demikian dengan akurasi passing Azpilicueta yang mencapai 88 persen, mendekati akurasi passing Willian dengan 89 persen. Dengan bermain tanpa Willian itulah yang di atas kertas bisa menjadi keuntungan bagi pertahanan Leicester. Dengan Willian, arus bola dari sisi kanan sama besarnya dari sisi kiri Eden Hazard. Alhasil, dengan tanpa Willian maka Chelsea kemungkinan besar bertumpu dari Hazard di flank kiri. Ranieri dikutip dari situs resmi klub mengingatkan pemainnya agar tetap waswas. Tanpa atau dengan Willian, defense juara bertahan Premier League itu selalu kesulitan di dalam menahan bola-bola dari flank. \'\'Bagi kami, penting untuk bertahan dan menyerang bersama-sama,\'\' ungkap The Tinkerman, julukan Ranieri. Ranieri mengaku sudah bisa menebak Conte bakal memakai formasi 3-4-3 lagi di laga ini. Biasanya, dengan formasi itu serangan lebih banyak dari sisi sayap. \'\'Yang saya tunggu dari laga ini adalah bagaimana pemain kami bereaksi. Ini tantangan terbesar bagi kami,\'\' tegasnya. (ren)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: