Meti Agustin Eksplorasi Songket; Pilih Kombinasi dengan Soft Velvet
Seiring perkembangan zaman, kain songket kini berkembang menjadi sangat popular dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan salah satunya sebagai busana muslim. Seperti yang diterapkan oleh perancang busana sekaligus Pemilik MetiA\'Boutique, Meti Agustin. Laporan: MIKE DWI SETIAWATI, Cirebon FASHION hijab akhir-akhir ini sedang naik daun di Indonesia. Kalangan muda, tua mulai mengikuti tren berbusana muslim. Tak hanya Indonesia, tampaknya tren ini juga menular ke sejumlah daerah di Indonesia, salah satunya Cirebon. Hal ini pun dinilai sebagai peluang bisnis oleh Meti Agustin (23). Wanita berhijab ini memutuskan untuk memulai bisnis fashion hijab sejak awal tahun 2015, dengan target pasar remaja dan dewasa. Awalnya ia tak sengaja menggeluti bisnis fashion hijab. Saat itu, perempuan yang akrab dipanggil Meti ini baru saja belajar berhijab. Keisengan hunting bahan yang nyaman untuk dijadikan hijab sehari-hari membuat Meti nekad berjualan jilbab, khimar dan pashmina hasil kreasi sendiri. Tak disangka, Meti banyak mendapat respons positif dari teman-teman dan pelanggan hijab kreasinya. Tak puas hanya dengan bermain-main dengan kreasi penutup kepala. Meti yang tanpa latar belakang desain pun mencoba-coba membuat busana muslim. \"Nggak ada bakat atau bekal desain, tapi saya penasaran dan nyoba gambar-gambar baju muslim kalau lagi santai,\" ujarnya. Dari sekian rancangan busana yang dibuat, Meti merancang busana muslim dengan material kain songket. Perpaduan kain songket dengan kain velvet halus dan mengkilap, membuat rancangan busana ini terlihat mewah dan elegan saat dipakai. \"Dipakai untuk acara-acara resmi seperti lamaran, pre wedding, wedding dan acara lainnya,\" ujar Meti, kepada Radar. Dalam rancangannya ini, Meti membuat lima pilihan warna. Yakni busana muslim dengan warna cerah seperti biru, merah, dan merah muda. Untuk busana wanita, ia memadukan long dress dihiasi kain songket dengan hijab turban yang sangat simple dipakai dan tidak terlalu berlebihan. Kenapa pilih motif etnik dari kain songket? Menurut Meti, motif etnik tidak akan lekang oleh waktu. Kemudian, memiliki kesan eksklusif. Apalagi, setiap rancangan di bawha labelnya, dihadirkan dalam jumlah sangat terbatas. Lewat rancangannya, ia ingin perempuan merasa dan tampil chic, tanpa mengorbankan kenyamanan pakem berpakaian perempuan berhijab. Hal-hal tersebut dijawantahkan dalam pemilihan bahan, desain, maupun potongan. \"Baju yang saya rancang ready to wear. Bisa dipakai dalam berbagai kesempatan,\" ujarnya. Merancang busana dengan menonjolkan kain songket ternyata bukan hal yang mudah. Meti harus mencari kain songket hingga ke Pekalongan, Jawa Tengah. \"Agak susah cari bahan kain songketnya, karena nyari di Cirebon nggak ada. Pas lagi jalan-jalan ke Pekalongan terus beli deh beberpa corak. Makin kesini banyak peminat jadi beli di online dan nyetok, itupun terbatas karena beda-beda corak,\" ungkapnya. Tak berhenti di kain songket, rencananya untuk meramaikan koleksi busana muslim, di tahun 2017 Meti akan kembali merancang dengan kain tenun. \"Insya Allah di 2017 aku ingin angkat kain tenun,\" harapnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: