Popkota, Jangan Hapus Ide Brilian!
Disdik Diimbau Cari Solusi agar Popkota Digelar CIREBON – Pernyataan ditiadakannya Pekan Olahraga Pelajar Kota (Popkota) Cirebon tahun 2016 oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon, H Jaja Sulaeman, mengundang reaksi. Khususnya insan olahraga di Kota Cirebon. Mereka menyayangkan jika Popkota batal. Kadisdik disarankan mengundang semua stake holder untuk mencari solusi, bukan buru-buru meng-cut event tahunan bagi pelajar tersebut. Salah satu perintis lahirnya Popkota Cirebon, Drs H Agus Muharam MPd mengaku sedih jika pesta olahraga pelajar terbesar di Kota Cirebon itu ditiadakan. Agus, yang pada awal 2000-an menjabat Kasi Binmudora Disdik Kota Cirebon, adalah salah seorang penggagas lahirnya Popkota. Dia mengatakan, salah satu cara paling brilian mengangakat martabat daerah adalah dengan meraih prestasi di bidang olahraga. Pembinaan olahraga secara masif di level pelajar, lanjut dia, juga berdampak luas terhadap karakter generasi muda. Karena itu, dia sangat menyayangkan, jika setelah 13 tahun perjalanannya, Popkota malah batal digelar di tahun ini. Dan, tidak ada jaminan dari Disdik bahwa multievent tahunan itu akan kembali dihelat di tahun mendatang. “Dulu, prestasi Kota Cirebon belum ada apa-apanya. Di Pekan Olahraga Pelajar Wilayah (Popwil), kita selalu kalah saing dengan Kuningan dan Sumedang,” kenang Agus kepada Radar Cirebon, kemarin (19/10). Karena itu, dia berharap, kadisdik tidak buru-buru mengambil keputusan membatalkan Popkota. Menurut dia, perlu dilakukan kajian bersama seluruh stake holder. Terutama para guru olahraga dan ketua Klub Olahraga Pelajar (KOP) di Kota Cirebon. Agus yakin masih ada jalan keluar. Dengan catatan, pertemuan itu digelar dengan visi yang jauh ke depan, bukan malah mencari-cari kesalahan. “Dulu juga tidak ada anggaran. Tapi kami memiliki semangat yang besar. Saya yakin, semangat itu masih ada di benak para guru dan pembina olahraga,” ungkapnya. Hal senada diungkapkan Ketua Umum KONI Kota Cirebon, Dr Chandra Lukita SE MM. Menurut Chandra, sebagai sebuah kegiatan yang sudah menjadi agenda rutin setiap tahun, Popkota seharusnya sudah terprogram. “Kegiatan yang sudah menjadi tradisi selama belasan tahun mestinya tidak mengalami persoalan finansial,” katanya. Sayang, KONI tak mau terlibat secara langsung dalam persoalan tersebut meski diakui kendala pembinaan di level pelajar akan berpengaruh terhadap prestasi di level senior. “Popkota bukan tupokis (tugas pokok dan fungsi) KONI. Kami hanya memberikan saran, agar sebaiknya Popkota tetap dilaksanakan,” imbuh penyuka kopi ini. Sementara itu, Ketua DPRD Kota Cirebon, Edi Suripno MSi mengaku belum mendapat laporan resmi mengenai batalnya Popkota 2016. Dia juga belum memeriksa apakah sebelumnya, Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kota Cirebon sudah menganggarkan atau tidak. “Nanti saya cek, apakah TAPD sudah menganggarkan atau tidak. Kalau sudah dianggarkan untuk dilaksanakan tahun ini, maka kegiatannya tidak boleh dibatalkan,” ujarnya. Sementara itu, salah satu pemerhati olahraga merasa kaget kalau Popkota batal tahun ini. Dia menyebut, lahirnya Popkota bermula dari ide brilian untuk menghasilkan atlet berprestasi yang berkelanjutan. “Jangan sampai ide brilian itu dihapus begitu saja. Sebab, di daerah lain, event semacam Popkota tidak ada. Itu yang saya tahu,” ungkapnya pria yang enggan namanya dikorankan. (ttr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: