AC Milan, Tatap Masa Depan dengan Skuad Muda

AC Milan, Tatap Masa Depan dengan Skuad Muda

IF you want something new, you have to stop doing something old (Jika anda ingin sesuatu yang baru, berhentilah mencoba hal-hal yang sudah usang). Kalimat dari filsuf sekaligus konsultan legendaris Amerika Serikat, Peter Ferdinand Drucker, mungkin tidak diketahui oleh AC Milan. Namun, secara tidak langsung, pemegang status terbanyak kampiun Liga Champions dengan tujuh trofi tersebut menerapkan quotes dari pencetus sistem korporasi modern di Negeri Paman Sam tersebut. Setidaknya, sejak musim 2006-2007 silam, klub warna kebesaran merah-hitam itu selalu getol merekrut pemain dengan harga murah maupun gratis. Biasanya pemain-pemain tersebut sudah mulai menurun kemampuannya. Dimulai dari menggaet Il Phenomenon, Ronaldo de Lima, yang sudah berusia 31 tahun, dengan banderol EUR 7,5 juta (Rp106,62 miliar). Bomber yang terkenal dengan kuncungnya kala mengantarkan Brasil meraih titel kelima Piala Dunia 2002 silam itu pun hanya bertahan semusim. Dia hanya menorehkan 20 penampilan dan delapan gol di Serie A sebelum akhirnya berlabuh ke Corinthians. Ataupun mendatangkan Ibrahim Ba dengan status gratis. Toh, hingga kemudian memutuskan pensiun di akhir kontrak dan menjadi pemandu bakat di Afrika, Ba hanya merasakan satu kali pertandingan Coppa Italia. Memang, tidak semua perekrutan Milan berakhir dengan buruk. Musim 2006-2007, mereka keluar sebagai jawara Liga Champons setelah menjungkalkan Liverpool 2-1 di Olympic Stadium, Athena. Ataupun tatkala scudetto ke-18 mereka dapatkan di musim 2010-2011. Saat itu, Milan mengandalkan Zlatan Ibrahimovic yang saat itu baru saja berkepala tiga. Namun, sejak Milan meraih scudetto itu, laju mereka seperti tersendat. Tidak hanya puasa gelar, mereka juga lebih banyak berkutat di papan tengah. Situasi inilah yang membuat allenatore Milan, Vincenzo Montella, melakukan gebrakan di musim ini. Pelatih 42 tahun tersebut lebih memfokuskan pengembangan skuadnya pada pemain muda. Montella menjadikan capocannoniere Serie B, Gianluca Lapadula, sebagai target pertamanya, meski striker 26 tahun itu kemudian flop di tengah perjalanan. Selain Lapadula, Montella juga menaikkan kiper 16 tahun Alessandro Plizzari dari tim junior, dan meminjam gelandang Mario Pasalic (21 tahun) dari Chelsea. Lini depan dihuni oleh pemain senior Carlos Bacca (30 tahun) dengan dukungan dari darah muda Suso (22 tahun), serta M\'Baye Niang (21 tahun). Adapun di bawah mistar, bercokol portiere yang digadang-gadang sebagai penerus Gianluigi Buffon, Gianluigi Donnarumma (17 tahun). Banyaknya pemain muda itu menempatkan Milan sebagai tim dengan rerata usia termuda keenam di Serie A musim ini. Ke-28 pemain mereka memiliki rata-rata 25,9 tahun menurut Transfermarkt. Statistk ini memang menurun dibanding musim lalu, dimana Milan mencatat 24,7 tahun. Namun, hal itu sudah cukup untuk menggambarkan keseriusan Montella membangun masa depan klub dengan julukan Il Diavolo tersebut. Skuad muda ini oun membantu Milan menapak di peringkat ketiga klasemen sementara. ”Jelas aku sangat puas,” kata Montella sebagaimana dilansir dari Eurosport. ”Mereka beranjak dari usia untuk kemudian menempa diri di kompetisi ini. Mereka adalah kartu sukses Milan di masa depan,” paparnya. Pujian dilayangkan arsitek Juventus, Massimiliano Allegri tadi malam (21/10). Dia mengatakan bahwa skuad Milan saat ini turut membantu regenerasi di tubuh Timnas Italia. Ada empat pemain yang kemarin dipanggil Giam Piero Ventura untuk kualifikasi Piala Dunia. Antara lain Donnarumma, Alessio Romagnoli (21 tahun), Mattia De Sciglio (24 tahun), dan Giacomo Bonaventura (27 tahun). ”Milan telah membantu perkembangan Italia,” kata Allegri dilansir dari Football Italia. ”Karena itu, aku harus mengucapkan selamat,” lanjutnya. (apu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: