1 AC Milan v Juventus 0, Ganjalan di Kota Milan
MILAN – Kota Milan. Sejak awal dekade 2010, tidak banyak prestasi di sepak bola yang bisa dibuat oleh kota yang sudah berdiri selama hampir 2500 tahun tersebut. Sejak Internazionale meraih hat-trick di musim 2009-2010, dan Associazione Calcio mendapatkan scudetto ke-18 semusim berselang, mereka seperti tenggelam sebagai tim medioker dan di belakang keperkasaan Juventus. Namun, musim ini, jalan ceritanya sedikit berbeda. Kota yang identik dengan surga mode sekaligus seni kebudayaan itu memberikan luka yang teramat dalam kepada Juventus. Ya, dua kekalahan yang diderita Juve musim ini semuanya berasal dari Milan. Uniknya, juara bertahan lima musim terakhir tersebut kalah di stadion yang sama, San Siro bagi Milan, maupun Inter yang mengucapkannya sebagai Giuseppe Meazza. Setelah Inter mengandaskan Juve 2-1 (18/9), dinihari kemarin (23/10) giliran sang kakak yang tersenyum pasca menang dengan sebiji gol. Ini menjadi kekalahan kedua yang diderita Juve setiap kali bertandang sejak 2009/2010, dan ketiga di Serie A sepanjang delapan musim terakhir. Pemain muda benar-benar memegang kendali penting di dalam kemenangan Rossoneri, sebutan Milan, dinihari kemarin. Gol kemenangan dicetak di menit 65 oleh Manuel Locatelli yang baru berusia 18 tahun. Sementara sang kiper, Gianluigi Donnarumma, yang lebih muda setahun daripada Locatelli, menampilkan performa menawan sepanjang 90 menit. Portiere (kiper) bertinggi 196 sentimeter itu melakukan tiga kali penyelamatan dan dua kali memenangkan perebutan bola. Termasuk menggagalkan tendangan jarak jauh Sami Khedira di menit 90+6. Locatelli yang menjadi uomo partita (man of the match) mengaku tidak percaya bahwa dia menjadi penentu kemenangan pemiliki tujuh torif Liga Champions tersebut. ”Aku menaklukkan kiper terbaik dunia dan membawa kami hanya berjarak dua poin! Apa yang kulakukan?!” katanya dengan gembira seperti dilansir Mediaset Premium. Wakil Presiden Milan, Adriano Galliani menyatakan, dirinya begitu tercengang ketika Gigi, sapaan Donnarumma, melakukan penyelamatan di detik-detik terakhir pertandingan. ”Mungkin tidak ada lagi klub Eropa yang mempercayakan masa depan timnya kepada kiper 17 tahun, dan playmaker 18 tahun,” tuturnya kepada Milan TV. Galliani yang juga menjadi sebagai CEO itu melanjutkan, proyek peremajaan skuad yang dilakukan oleh allenatore Vincenzo Montella tidak hanya sukses membawa Milan menapak di posisi kedua klasemen sementara dengan selisih dua angka dari Juventus (21-19). Namun, 19 poin yang dikoleksi Ignazio Abate di sembilan giornata awal Serie A, menurut Opta Paolo, membuat mereka mengulangi musim 2008/2009 di mana saat itu Milan mengumpulkan 19 poin atau lebih. Galliani melanjutkan, kemenangan ini pun menjadi kado indah era Silvio Berlusconi yang sudah berjalan sejak 1986 silam. ”16 poin dalam enam laga terakhir,” ujar Galliani senang. ”Aku sudah berbicara dengan Presiden (Berlusconi), dan dia sangat bahagia,” sambung pengusaha 72 tahun asal Monza tersebut. Montella sendiri dalam konferensi pers berujar bahwa para pemainnya harus berjuang dengan sangat keras. Itu jika mengacu jalannya pertandingan yang sangat timpang. Dikomandoi oleh duet paling maut, Gonzalo Higuain-Paulo Dybala, klub dengan julukan Si Nyonya Tua itu tidak hanya membombardir pertahanan Milan dengan tiga tembakan ke gawang dari 22 kali peluang. Gianluigi Buffon tersebut juga mengurung rapat Il Diavolo, sebutan lain Milan, dengan 59 persen penguasaan bola berbanding 41 persen dari Milan. ”Aku begitu suka dengan keberanian yang ditujukan para pemain,” ujar Montella seperti dikutip oleh Sky Sport Italia. Eks pelatih Fiorentina, AS Roma, dan Sampdoria itu kemudian menyatakan bahwa hasil ini berhasil mempengaruhi Milan selama sisa musim ke depan. ”Setiap laga yang akan kami lalui, lawan pasti akan memiliki ekspektasi besar kepada kami,” paparnya. ”Karena itu, aku mengatakan bahwa musim baru dimulai. Kami tidak boleh lengah,” tegasnya. Terpisah, arsitek Bianconeri, sebutan lain Juve, Massimiliano Allegri berujar bahwa dia tidak terlalu khawatir dengan hasil ini. ”Milan memang menampilkan organisasi permainan yang sangat bagus,” puji Allegri kepada Mediaset Premium. ”Kami tidak beruntung. Namun, musim belumlah berakhir. Segalanya bisa terjadi,” imbuhnya. (apu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: