Manchester City vs Barcelona, Jangan Bikin Malu Lagi

Manchester City vs Barcelona, Jangan Bikin Malu Lagi

MANCHESTER – Cacat apa yang masih kurang dari Josep Guardiola di musim ini? Kekalahan paling telak dalam karirnya sudah dia dapatkan ketika Manchester City dihabisi Barcelona di Camp Nou 0-4, di Camp Nou, 20 Oktober lalu. Kemudian, Guardiola juga sudah merasakan betapa menderitanya City tidak pernah memenangi enam laga beruntun. Karenanya, bersua lagi dengan mantan anak asuhnya di Etihad, Manchester, dini hari nanti WIB, bisa jadi momentumnya. Momentum untuk menebus noda kekalahan terbesar, dan momentum kembali melanjutkan tren tiga angka The Citizens –julukan City– setelah di akhir pekan kemarin kembali pada winning track-nya dengan menyikat West Bromwich Albion 4-0. \'\'Itu baru yang pertama, dan kami akan mempertahankannya pada laga berikut saat menghadapi Barcelona,\'\' koar gelandang City Ilkay Guendogan dalam situs resmi klub. Tidak semudah seperti kata-kata Guendogan. Menaklukkan Barca adalah tugas yang belum pernah dituntaskan City selama kiprah di Liga Champions. Dua kali menghadapi La Blaugrana, julukan Barca, dua kali pulalah City harus gigit jari. Dari delapan kali menjamu klub Spanyol, hanya Barca yang bisa menaklukkan Etihad. Enam lainnya masih bisa diredam City dengan tiga kali menang dan tiga lainnya draw. Termasuk menahan Real Madrid 1-1 pada leg pertama semifinal Liga Champions musim lalu. \'\'Penting bagi kami untuk terus improve lagi. Yang penting, jangan ulangi lagi kesalahan seperti saat beberapa pekan lalu,\'\' lanjut Guendogan. Dibandingkan tragedi di Barcelona, City sudah beda dari sebelumnya. City yang lebih konfiden. Bukan hanya konfiden dalam bertahan, begitu juga konfiden di dalam menyerang. Itu termasuk kembalinya ketajaman Sergio Aguero. Kun –panggilan akrab Aguero– mencetak dua gol ke gawang West Brom sekaligus mengakhiri paceklik golnya selama enam pekan sejak tanggal 24 September. Kali terakhir City tumbang atas Barca di Etihad pada 25 Februari 2015, pencetak golnya adalah Aguero. Makanya, ini seperti kesempatan bagi Aguero mencetak golnya lagi ke gawang Barca sekaligus memberikan pesta bagi Etihad. \'\'Saat saya menentukan starter melawan Barca, dialah orang pertama di dalamnya. Tebak sendiri di mana dia bermain,\'\' gurau Guardiola dikutip dari Sky Sports. Di Camp Nou lalu, Aguero dimainkan sebagai pengganti. Dengan Aguero di lini depan, kembalinya Kevin De Bruyne pasca cedera diharapkan menopang suplai bola bagi top scorer City musim lalu itu. Begitu juga dengan Raheem Sterling sebagai penyuplai assist terbanyak City di Liga Champions dengan tiga kali. Dari enam golnya di Eropa, dua di antaranya dari hasil kreasinya dengan Sterling. Yang jadi masalah, pemain di bawah mistar. Buntut dari kartu merahnya pada matchday ketiga, Claudio Bravo harus absen. Guardiola pun harus berharap pada Willy Caballero yang belum sekalipun merasakan starter Eropanya. Dilansir dari Tribal Football, Guardiola tidak panik. Sebaliknya, dia yakin Caballero bisa memberi bukti di depan trio MSN Lionel Messi, Luis Suarez dan Neymar. \'\'Dia sudah siap. Di laga terakhirnya di Old Trafford (melawan Manchester United di Piala Liga) dia bermain bagus kendati kami kalah. Dia membuat dua penyelamatan. Saya paham, striker terbaik di dunia itu ada di Barca. Tetapi, saya konfiden dengan kualitasnya,\'\' tutur pria yang empat musim berada di balik kemudi Barca itu. Bukan hanya di bawah mistar. Di jajaran back four, diyakini bakal ada perubahan. City tidak lagi bermain dengan back three seperti di The Hawthorns, kandang West Brom, di Liga Champions skema back four lebih sering jadi pilihan. Bukan lagi Fernando yang diplot di bek kanan, comeback-nya Pablo Zabaleta bisa jadi opsi Guardiola. Hanya, siapapun yang jadi opsinya nanti, Guardiola meminta pemainnya waspada dengan sosok Lionel Messi. Di pertemuan pertama, La Pulga –julukan Messi– jadi aktor dengan mencetak hat-trick plus satu assist. Tren apiknya melawan klub Inggris dengan 16 gol plus 7 assist dari 23 kali dimainkan jadi sinyal bahayanya. \'\'Dia bermain seperti memindai setiap jengkal area dan setiap momen,\'\' ungkap Guardiola yang empat musim menangani Messi di Barca. \'\'Sepertinya dia berjalan sendirian, terpisah. Di momen lain, dia memandang pemain bertahan, lalu dia berkeliaran di sekelilingnya. Nah, begitu bola sudah di dalam penguasaannya, dan dia sudah mengetahui hasil dari pemindaian sinar X-nya itu dari manakah sisi terbaik untuk menyerang, maka, pow!, dia akan menjadi pembeda,\'\' ulas Guardiola. Beruntung bagi City. Barca mendarat di Etihad bak pesawat yang kehilangan satu propeller-nya. Itu dengan absennya Andres Iniesta sebagai dirigen di lini tengah Barca. Iniesta cedera lutut saat kontra Valencia (23/10) dan harus absen sampai sebulan ke depan. Sport menyebut, untuk penggantinya, Luis Enrique sebagai pelatih Barca punya empat opsi. Di antaranya Rafinha, Andre Gomes, Arda Turan, dan Denis Suarez. Nama pertama disebutkan punya kans lebih besar. Dalam wawancara kepada The Sun, Messi menyebut Barca yang sekarang ini sudah berbeda seperti Barca di era Guardiola dulu. \'\'Barca yang sekarang lebih agresif,\'\' klaim pemain sekompatriot dengan Aguero dan Caballero itu. Perkataan Messi itu merujuk pada periode Lucho, sapaan akrab Enrique. Sejak 2014-2015, di sisi agresivitas Barca mampu mencapai 132 gol per musimnya. Bandingkan dengan saat empat musim era Guardiola dengan hanya 103 gol per musim. Padahal, musim ini baru berjalan tiga bulan. \'\'Pada era Luis (Enrique), kami menyerang dengan kecepatan. Di era Pep, kami pernah memakai serangan balik,\'\' lanjutnya. (ren)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: