Diguyur Hujan, Jl Cipto Kini Punya 102 Lubang
Selain langganan macet, Jalan Dr Cipto Mangunkusomo juga langganan rusak. Diguyur hujan dalam beberapa hari terakhir, 102 lubang langsung bermunculan dan mengancam pengendara. SERATUSAN lubang yang mengancam pengendara tersebut tersebar di dua lajur jalan protokol tersebut. Di lajur arah menuju Gunungsari terdapat 48 lubang dan di lajur sebelahnya atau arah Jl Pemuda terdapat 54 lubang. Lokasi lubang terbanyak berada di lajur menuju arah Jl Pemuda tepatnya di depan Supermarket Carrefour. Dari pantauan Radar, lubang yang bermunculan tersebut sudah diberi lingkaran putih. penanda untuk dilakukan perbaikan. Sedangkan untuk jenis kerusakan lengkap berada di kawasan ini. Sepanjang Cirebon Super Block (CSB) Mall sampai Carrefour ditemukan retak-retak (cracking) pada jalur kanan dan tengah. Untuk arah Gunungsari di depan Laboratorium Pramita sampai CSB jalan bergelombang (corrugation). Juga ada kerusakan berupa alur/cekungan arah memanjang jalan sekitar jejak roda kendaraan (rutting). Sementara dekat lampu merah Gunungsari, ada juga berupa genangan aspal di permukaan jalan (bleeding) dan ada juga berupa lubang (pothole). Merujuk pada data Bidang Bina Marga, panjang Jl Dr Cipto Mangunkusumo hanya 2,6 km. Artinya, hampir setiap kilometernya terdapat 25 lubang. Salah seorang pengguna jalan, Ahmad Karim mengatakan, kondisi jalan berlubang ini nampaknya dipengaruhi oleh sibuknya aktivitas para pengguna jalan dan genangan air hujan. Seperti di depan Carrefour, saat hujan selalu ada genangan. \"Ini saya lihat sering diperbaiki. Tapi sering juga mudah rusak, ini baru kena hujan berapa hari saja sudah rusak banyak lubang,\" ujar Karim, kepada Radar. Karim berharap, pemerintah kota memberi perhatian khusus pada ruas jalan ini. Sebab, Jl Dr Cipto Mangunkusumo merupakan kawasan bisnis dan etalase kota. Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi dan Sumber Daya Mineral (DPUPESDM), Ir Yudi Wahono DESS menyampaikan, curah hujan yang tinggi membuat kualitas sebagian besar jalan di Kota Cirebon mudah labil dan rusak. \"Memang untuk Jalan Cipto kondisinya agak labil juga terlalu sering banyak volume dan muatan. Namun kami secara maksimal terus melakukan pemeliharaan dan perawatan,” tuturnya. Disebutkannya, Kota Cirebon, memiliki 244 ruas jalan dengan panjang 165,7 km. Panjang jalan ini tersebar di lima kawasan yakni, Kejamatan Kejaksan 25 km, Pekalipan 12 km, Kesambi 53,7 km, Lemahwungkuk 16 km dan Harjamukti 58,9 km. Kendati demikian, anggaran pemeliharaan untuk jalan dan jembatan sangat minim. Alokasi anggaran untuk pemeliharaan di tahun ini hanya sekitar Rp400 juta. Jumlah ini dibagi di dalam dua semester (per enam bulan). \"Rp400 juta itu bukan cuma perbaikan saja, kan harus beli bahan dan bayar tukang juga,” katanya. Anggaran pemeliharaan tersebut hanya cukup untuk penambalan. Untuk tahun ini, anggaran Rp400 sudah direalisasikan untuk pemeliharaan di Kecamatan Harjamukti ada dua titik jalan yakni Jalan Guntur dan Kalijaga Permai. Kemudian di Kecamatan Kesambi yaitu Jalan Pangeran Drajat, Jl Terusan Pemuda, Jl Perjuangan, Jl Yudhasari dan Jalan Dr Cipto Mangunkusomo. Untuk Kecamatan Kejaksan ada dua titik yaitu Jalan Bima dan Pamitran sementara Kecamatan Lemawungkuk ada enam titik yakni Jalan Panjunan, Jalan Ngiri, Jalan Pelabuhan, Jalan Karang Kencana, Jalan Astana Garib-Kepatihan dan Jalan Kebon Cai. Anggaran Rp400 juta itu digarapkan bisa ditambah tahun depan. Paling tidak, DPUPESDM mesti punya anggaran Rp1 miliar untuk pemeliharaan jalan saja. Di tempat terpisah, Kepala Bidang Bina Marga DPUPESDM, Sumargo BE SE MSi juga mengakui, Jl Dr Cipto Mangunkusumo memang paling sering rusak. Kemudian yang kedua ialah Jl Penggung. “Dua jalan ini paling sering diperbaiki, padahal panjangnya nggak sampai tiga kilometer,” katanya. Sumargo mengungkapkan, kerusakan Jl Dr Cipto Mangunkusmo disebabkan kepadatan lalu lintas dan banyaknya titik genangan. Seperti diketahui, air merupakan salah satu musuh utama aspal. Sedangkan Jl Penggung sering rusak karena tonase berlebih. Untuk skala kerusakan, DPUPESDM punya indikator sendiri. Mulai dari baik (B), sedang (S), rusak ringan (RR), rusak berat (RB),mantap (M) dan kurang mantap (KM). Dengan adanya bantuan dari pemerintah pusat melalui dana alokasi khusus (DAK) sebesar Rp96 miliar dan Rp50 miliar, diharapkan kualitas jalan di seluruh kota meningkat. \"Ya sedang kita betonisasi. Setelah betonisasi selesai baru lapis aspal, supaya enak dilalui juga membuat pengendara lebih nyaman,” tuturnya. Hanya saja, Sumargo pesimis dengan penyerapan anggaran DAK tersebut. Saat ini penyerapan pengerjaan DAK baru 20 persen. Hal itu dikarenakan mepetnya waktu pengerjaan dan cuaca yang kurang mendukung. “Kami terus melakukan pementaan dan pengawasan kepada pemborong agar pengerjaannya bener dan tepat waktu,\" katanya. Untuk memantapkan kedua jalan yang sering terjadi kerusakan yakni Jl Dr Cipto Mangunkusumo dan Jl Penggung, tahun ini masuk dalam rencana betonisasi. Sementara untuk Jalan Cipto, tahun depan masuk dalam rencana pelebaran jalan dengan penamabahan luas lima meter. Bahkan rencana pelebaran Jalan Dr Cipto Mangunkusomo tersebut telah dispekati oleh warga setempat yang tanahnya terkena pelebaran. Untuk pembebasan lahan proyek pelebaran jalan Cipto sendiri untuk tahun ini dianggarkan Rp2,8 miliar dan tahun depan senilai Rp4 miliar. \"Sudah sebagain warga yang terkena pembebasan lahan Cipto. Untuk pembebasan lahan di Cipto per meternya Rp5,5 juta dan itu sudah disepakati,\" ucapnya. Rencana dari pelebaran Jalan Cipto Mangunkusomo itu sudah disetujuai oleh Provinsi Jawa Barat dan mendapat bantuan senilai Rp8,5 miliar. Tetapi pelebaran ini belum menyeluruh. Tahap awal sebatas saluran air dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) hingga ke simpang empat Jl Sunyaragi. “Jadi nanti saluran airnya kita tutup semua,\" katanya. Dari data Bidang Bina Marga, kondisi jalan di Kota Cirebon yang memiliki panjang 169,371 km; 41,83 persen diantaranya dalam kondisi baik, sedang 15,99 persen; rusak ringan 19,80 persen dan rusak berat 22,39 persen. Untuk kondisi struktur jalan dalam kondisi mantap 79,80 persen dan kurang mantap (KM) sebesar 20,20 persen. Di tempat, Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Cirebon, Didi Sunardi mengaku kecewa dengan buruknya manajemen perencanaan dalam program pengerjaan DAK Pusat dan DAK IPD yang diproyeksikan untuk DPUPESDM. Didi pesimis, anggaran perbaikan yang begitu melimpah dan sudah dikucurkan tersebut bisa meningkatkan kualitas jalan secara signifikan. “Dari proses lelangnya sudah terhambat, ditambah sekarang faktor cuaca. Pasti ada pengaruhnya sama kualitas perbaikan,” katanya. Kondisi ini, kata Didi, mesti jadi bahan evaluasi bagi DPUPESDM, Unit Layanan Pengadaan, termasuk para kontraktor. Jangan sampai dengan anggaran ratusan miliar, tahun 2017 jalan di Kota Cirebon masih tidak nyaman dilewati. (nurvia pahlawanita)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: