Kontruksi Bangunan Bahan Kayu Kelapa Diminati, Ini Sebabnya

Kontruksi Bangunan Bahan Kayu Kelapa Diminati, Ini Sebabnya

CIREBON - Kontruksi bangunan dengan dominasi kayu kelapa tampaknya kembali menjadi pilihan bagi sebagian masyarakat di wilayah pesisir pantura Kabupaten Indramayu bagian barat (Inbar). Penggunaan jenis kayu bernama latin Cocos Nucifera ini, menyusul harga berbagai jenis kayu keras lainnya yang saat ini sudah dianggap kelewat mahal. Tukang bangunan asal Kecamatan Kandanghaur, Narjo mengungkapkan, bahan bangunan dari kayu kelapa memang menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat. Ketika harga kayu hutan belakangan kian mahal. Seperti kayu Jati, merbau, ulin, kamper maupun kruing yang harganya di atas Rp 6 juta pe rmeter kubik. Sedangkan kayu kelapa kualitas super hanya dikisaran Rp 2 juta-Rp 2,3 juta per meter kubik. “Kayu kelapa semakin diminati masyarakat karena harganya lebih murah dan relatif kuat serta tahan lama untuk dijadikan bahan bangunan,” kata dia kepada Radar Indramayu. Sejatinya, ungkap Narjo, penggunaan kayu kelapa untuk kontruksi bangunan bukanlah hal aneh. Orang-orang tua zaman dulu, lebih menyukai bambu sebagai bahan kontruksi kuda-kuda pada atap bangunan. Hal itu tidak terlepas dari kualitas, daya tahan serta ketersediaan kayu kelapa yang cukup melimpah. Namun, sejak beberapa tahun terakhir, maraknya kontruksi bangunan alternatif seperti baja ringan membuat penggunaan kayu kelapa berkurang. “Tapi rupanya banyak orang sudah mulai berpikir balik ke masa lalu. Pingin sesuatu yang alami, murah dan berkualitas. Kayu kelapa akhirnya jadi pilihan,” terang Narjo. Sayangnya, sambung dia, penjual kayu kelapa berkualitas di wilayah Kabupaten Indramayu nyaris tidak ada. Penggunaan kayu kelapa lokal tidak disarankan lantaran kualitasnya kurang mumpuni. Warga yang ingin membelinya harus pesan dulu kepada para pedagang yang ada di wilayah Jawa Tengah maupun Sumatera. Tentang kelebihan kayu kelapa itu juga disampaikan H Unang, pengusaha kuliner. Dia mengaku lebih baik memilih kayu kelapa sebagai bahan bangunan dibandingkan kayu rimba yang tidak tahan lama dan harganya mahal. \"Rumah yang sedang saya bangun sekarang semuanya menggunakan kayu kelapa dari pohon yang sudah tua. Saya sengaja memilih kayu kelapa dari Sumatera yang kualitasnya super. Yang sudah tua bisa bertahan puluhan tahun,” katanya. Di Sumatera, kayu kelapa menjadi sumber kayu alternatif baru. Barangnya berasal dari perkebunan kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi buah. Pohon-pohon kelapa yang digunakan sebagai bahan bangunan itu rata-rata berumur 60 tahun ke atas. Karena tua, sehingga tidak berbuah lagi sehingga biasanya akan ditebang dan diganti dengan bibit pohon yang baru. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: