Konsultan BBWS Terima Curhat Warga Jatitujuh Soal Irigasi
MAJALENGKA - Warga desa di Kecamatan Jatitujuh dan Ligung yang diwakili kades masing-masing meminta pengelola proyek rehabilitasi irigasi Bendungan Rentang, memperbanyak pintu air di beberapa titik. Hal itu untuk mengatasi banjir saat musim hujan serta sebagai pengatur volume air yang mengairi areal sawah di wilayahnya. Permintaan tersebut mengemuka saat sosialisasi amdal proyek rehabilitasi daerah irigasi Bendung Rentang, di aula Kantor Kecamatan Jatitujuh. Kegiatan itu digagas BBWS dan konsultan proyek terhadap 18 kepala desa di Kecamatan Ligung dan Jatitujuh, Sabtu (5/11). Kepala Desa Putridalem Kecamatan Jatitujuh, Toto Suwarto bahkan memprotes BBWS karena di wilayahnya tepatnya di blok Keputren telah terjadi abrasi akibat Sungai Sindupraja. Sehingga lebih dari 500 titik tanah warga terkikis habis . “Saya sudah melaporkan kasus ini kepada BBWS namun tidak pernah ada tindak lanjut, kalaupun pernah menjanjikan akan membangun beronjong tapi tidak pernah terlaksana sementara tanah warga habis terkikis air,” ungkap Toto. Dia juga minta pihak BBWS dan pengelola proyek membuat pintu air di seberang balai desa, agar saat terjadi banjir tidak merendam pemukiman warga. Selain itu Toto minta dibangun pintu air di wilayahnya, agar air dari Cipelang bisa dimanfaatkan untuk mengairi sawah di tiga desa yakni Putridalem, Sumber, pangkalanpari. Hal yang sama juga disampaikan Kepala Desa Ampel, Samsudin yang mengatakan ada 10 rumah di blok Sanga-sanga ambruk akibat abrasi sungai. Dia juga mengaku sudah menyampaikan persoalan tersebut kepada BBWS namun belum ada penanganan serius. Kepala Desa Kedungsari Suwaryo, memohon BBWS mengalirkan air dari sungai Sindupraja agar areal sawah di wilayahnya mendapat pasokan air. Selama ini untuk mengairi areal sawah harus menggunakan pompa air. “Wilayah Majalengka ini hanya dilintasi saluran induk, sementara airnya dipasok ke Indramayu dan Cirebon,” ungkapnya. Sementara konsultan BBWS, Hartono mengatakan akan menyampaikan seluruh permohonan para kepala desa kepada BBWS. Hartono menjelaskan dalam waktu dekat akan dilakukan rehabilitasi daerah irigasi Bendung Rentang, dan sebelum pengerjaan akan melakukan studi amdal guna menyajikan rencana kegiatan yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan. Selain itu mengidentifikasi komponen lingkungan yang mengalami perubahan mendasar akibat dari kegiatan, memperkirakan dampak akibat kegiatan terhadap komponen lingkungan, serta memberikan arahan rencana kerja lapangan dan rencana pelaksanaan. “Dari sosialsiai amdal ini kami berharap masyarakat bisa ikut berpartisipasi memberikan masukan, mereka juga bisa memahami secara jelas pekerjaan yang akan dilaksanakan agar tidak menimbulkan salah paham. Mereka juga bisa berperan aktif dalam pengawasan pekerjaan, dan kedepan masyarakat bisa ikut menikmati hasil pekerjaan,” jelas Hartono. (gus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: