Larangan Tertulis di Spanduk, Sampah Tetap Menumpuk

Larangan Tertulis di Spanduk, Sampah Tetap Menumpuk

KUNINGAN - Seruan Bupati Acep Purnama agar masyarakatnya tidak membuang sampah sembarangan, rupanya tidak diindahkan. Buktinya, di Jalan Raya Caracas-Cibuntu, tumpukan sampah menggunung. Akibatnya, sampah itu menyebarkan aroma tidak sedap bagi warga yang melintas. Padahal lokasi itu bukan tempat pembuangan sampah, hanya kebun milik warga. Tapi anehnya, masyarakat yang melintas kerap membuang sampah ke pinggir jalan di tempat tersebut tanpa merasa bersalah. Mayoritas yang dibuang ke tempat itu sampah rumah tangga, dan bekas dari Pasar Cilimus. Di tempat ini, nyaris sepanjang 10 meteran, pinggir jalan dipenuhi aneka jenis sampah. Mulai dari bangkai ayam, pakaian bekas, sampai sampah rumah tangga yang dibungkus kantong plastik hitam dan karung berjejer di ruas jalan yang tiga bulan lalu dilebarkan. Pemdes Caracas, Kecamatan Cilimus sudah menggunakan berbagai cara agar pelintas tidak membuang sampah di tempat tersebut. Termasuk memasang spanduk tepat di atas tumpukan sampah. Isi spanduk terbilang unik. Isinya: Yang membuang sampah di lokasi ini semoga mendapatkan hidayah, dan diampuni dosa-dosanya, amiin. Spanduk berwarna kuning dipadu putih itu di bawahnya terdapat tulisan Pemdes Caracas dan di sebelahnya, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat Desa Caracas. Pemasangan spanduk ini rupanya bentuk kejengkelan dari pemdes dan masyarakat Caracas terhadap oknum warga yang membuang sampah sembarangan. Petugas kebersihan Desa Caracas, Kecamatan Cilimus, Hada mengaku kesal dengan ulah oknum tidak bertanggung jawab yang membuang sampah sembarangan di sisi jalan. Hada menjamin, pelaku pembuangan sampah bukan warga Caracas. Melainkan berasal dari pengendara motor dan mobil yang pulang dari pasar. Atau bisa saja warga yang melintas membawa sampah dari rumah, dan membuangnya ke tempat itu. “Kalau warga Caracas tidak mungkin. Soalnya sampah rumah tangga mereka kami yang tangani. Ini pasti ulah mereka yang pulang dari pasar atau sengaja lewat sambil buang sampah yang dibawa dari rumahnya,” tegas Hada dengan nada kesal. Untuk penanganan kebersihan sampah di desanya, sambung dia, pihak desa mempekerjakan lima pegawai yang bertugas mengangkut sampah dari setiap rumah warga Caracas ke TPS yang berada di jalan lingkar timur. Sampah-sampah itu dimasukan ke kontainer yang kemudian diangkut mobil sampah BPLHD ke TPSA Ciniru. “Jadi, sampah di sekitar bong China itu bukan buangan warga Caracas karena sampah dari warga Caracas kami buang ke TPS jalan baru. Sedangkan yang di bong China, kami tidak tahu menahu,” ujar Hada. Melihat banyaknya sampah yang berserakan di pinggir jalan, Hada merasa gusar. Bahkan dia berencana menjebak pembuang sampah sembarang di tempat itu, dan membawanya ke balai desa untuk dikenakan denda. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: