Karna: Saya Belum Tentu Diusung PDIP

Karna: Saya Belum Tentu Diusung PDIP

MAJALENGKA – Munculnya pernyataan ketua DPC PDI Perjuangan (PDIP) Majalengka H Sutrisno SE MSi, yang memastikan partainya belum menentukan pasangan calon (paslon) bupati/wakil pada Pilkada 2018 mendatang cukup disayangkan. Mengingat sebelumnya sempat muncul pernyataan jika untuk Pilkada 2018 PDIP akan mengusung DR H Karna Sobahi MMPd sebagai bakal calon bupati. Menanggapi hal tersebut, Karna Sobahi menjelaskan sejak awal dirinya sudah berupaya mengingatkan dan memberi masukan kepada Ketua DPC PDIP agar jangan dulu mewacanakan calon bupati/wakil Bupati Majalengka untuk Pilkada 2018. Alasannya karena masih terlalu dini. “Apalagi yang waktu itu muncul wacana Karim (Karna-Iman, red), sementara usia pemerintahan Suka jilid II baru 15 bulan. Terlepas itu wacananya tertuju kepada kader atau nonkader,” ujar Karna, Selasa (8/11). Karna sangat paham dengan tahapan yang mesti ditempuh menuju Pilkada, sebab sudah pernah dua kali mengikuti dan bersanding dengan Sutrisno yang kemudian dipercaya masyarakat memimpin Pemerintahan Kabupaten Majalengka selama dua periode berturut-turut. “Saya saja berjodoh (resmi berpasangan) dengan beliau (Sutrinso, red) empat bulan sebelum pendaftaran. Sehingga sampai saat ini saya belum berani mengatakan bahwa saya sudah pasti diusung PDI Perjuangan. Sebab di PDI Perjuangan itu ada mekanisme dan tahapan partai yang saya hormati prosesnya,” sebutnya. Dia akan menghargai mekanisme itu dan berupaya menaati. Apalagi bicara rekomendasi beserta calon pendamping akan tertuju ke siapa, masih memerlukan tahapan dan proses panjang. Mengingat pelaksanaan Pilkada Majalengka 2018 baru akan berlangsung sekitar 20 bulan kedepan. “Jadi sangat benar apa yangg dikatakan ketua DPC (Sutrisno) kemarin terkait partai belum memutuskan paslon. Sebab paslon baru akan ditentukan melalui tahapan penjaringan, penyaringan, dan survei. Biasanya partai baru bisa menentukan paslon paling cepat lima bulan sebelum hari H pencoblosan,” terangnya. Sehingga sampai hari ini yang terus dilakukan Karna Sobahi adalah melakukan sosialisai diri ke masyarakat, melalui berbagai kegiatan pendampingan oleh relawan Lingkar Setia Karna (Laskar). Sementara salah seorang pengurus PAC PDIP, Abdul Muhit mengatakan statemen yang dilontarkan Ketua DPC tersebut lumrah dan biasa. Mengingat secara formal sampai saat ini PDIP belum melakukan penjaringan maupun penyaringan bakal calon. Namun dalam setiap kegiatan rapat resmi di partai, ketua DPC selalu mengatakan dan menegaskan jika dalam Pilkada Majalengka untuk calon M1 adalah Karna Sobahi dan itu sudah menjadi harga mati. Pernyataan itu disampaikan dalam agenda rapat-rapat dan agenda resmi kepartaian. Maka pihaknya menafsirkan perkataan ketua DPC tersebut sebagai hukum yang harus dipatuhi kadernya. Sehingga terbentuk keyakinan bagi para kader dan pengurus partai hingga ke akar rumput, bahwa PDI Perjuangan akan mengusung Karna Sobahi sebagai calon bupati di Pilkada 2018. “Jika kemudian misalnya ketua DPC memiliki nama lain yang ingin diusung, maka hal itu sah saja karena merupakan hak politik pribadi. Namun bagi kami sebagi kader tetap  patuh dengan statemen awal yakni Karna Sobahi harga mati sebagai calon M1, sedangkan M2 harga mati juga harus dari kader internal PDI Perjuangan,” tegasnya. (azs)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: