Tunggu Jalan Diperbaiki, Pengadaan Angkot Argasunya Ditunda Lagi

Tunggu Jalan Diperbaiki, Pengadaan Angkot Argasunya Ditunda Lagi

HARJAMUKTI - Rencana adanya akses angkot ke wilayah Kelurahan Argasunya dan sekitarnya, baru akan terwujud tahun depan. Padahal, keinginan tersebut sudah dibahas sejak tahun 2013 silam. Tim terkait masih belum memiliki kesimpulan akhir. Bahkan, Dinas Perhubungan Informatika Komunikasi (Dishubinkom) menunggu pekerjaan proyek Dana Alokasi Khusus (DAK) infrastruktur di wilayah selatan selesai. Kepala Dishubinkom Kota Cirebon Drs H Atang Hasan Dahlan MSi mengatakan, rencana adanya jalur angkot yang menuju wilayah selatan baru ada di tahun 2017. Dalam rapat tim bersama Organda dan pihak terkait lainnya, disepakati keberadaan angkot di wilayah selatan Kota Cirebon tersebut. Selama ini, sebenarnya ada trayek angkot D-9 yang melewati wilayah Kelurahan Kalijaga dan Argasunya, namun jumlahnya sangat sedikit dan terdiri dari mobil tua. “Organda belum bisa jalankan karena mobilnya sudah pada tua. Nanti menunggu jalan wilayah selatan bagus setelah proyek DAK selesai,” ujarnya kepada Radar, Rabu (9/10). Surat Keputusan (SK) rute untuk angkot D-9 tersebut, lanjut Atang, masih dalam kajian Dishubinkom bersama Organda Cirebon. Di samping itu, alasan menunggu tahun 2017 karena anggaran baru dimasukan di tahun tersebut. Di sisi lain, hal penting yang menjadi penantian para sopir angkot D-9 yang akan melewati wilayah selatan sebagai jalur tambahan baru, kondisi jalan yang selama rusak dan berharap segera mulus kembali. Dengan keberadaan jalur trayek baru tersebut, Dishubinkom berharap ada penambahan armada angkot yang menuju wilayah selatan. Agar, masyarakat dan pelajar yang bersekolah ke SMAN 9, SMPN 9, MTsN 2 Kota Cirebon, mendapatkan kemudahan dalam alternatif transportasi. Atang yakin, dengan kondisi akses infrastruktur jalan dan jembatan yang bagus, ditambah moda transportasi angkot semakin banyak, pertumbuhan perekonomian dan geliat wilayah selatan semakin berkembang. Sebab, saat ini, perkembangan kota sudah mulai mengarah ke wilayah selatan Kota Cirebon. Untuk itu, kebutuhan akan infrastruktur dan akses transportasi yang baik menjadi kebutuhan utama. “Banyak sarana pendidikan dan kesehatan di wilayah selatan yang belum terjangkau transportasi umum. Ini menjadi salah satu program prioritas kami tahun depan,” terangnya. Berbagai keluhan dan harapan adanya akses transportasi umum yang memadai di wilayah selatan disampaikan banyak kalangan. Termasuk pula salah satunya Kepala SMAN 9 Kota Cirebon Drs Bekti Susilo MPd. Pria yang puluhan tahun menjadi guru di SMAN 1 Kota Cirebon itu mengatakan, siswa SMAN 9 sebagian besar warga menengah ke bawah dari wilayah selatan. Dengan bersekolah di SMAN 9, mereka berharap lebih dekat dengan rumah dan memangkas waktu. Namun, tidak semua siswa memiliki motor. Akhirnya, kata Bekti Susilo, banyak di antara siswa SMAN 9 memilih jalan kaki saat pulang pergi menuntut ilmu. Efeknya, siswa menjadi kurang bersemangat saat menjalani proses belajar mengajar di kelas. “Akses angkot sangat sulit. Padahal ini sangat membantu siswa kami,” ujarnya. Banyak siswa SMAN 9 yang berasal dari daerah Cadas Ngampar, Kopiluhur dan sekitarnya, lebih memilih jalan kaki berpuluh-puluh kilometer.       Dengan perjalanan jauh yang melelahkan, tidak sedikit dari mereka kerap datang terlambat. Namun, kata Bekti Susilo, pihak sekolah dapat memakluminya. Karena mereka punya semangat juang untuk belajar. “Kami mengusulkan ada angkot gratis untuk antar jemput siswa-siswi seperti mereka,” ucapnya. Terkait usulan angkot, dalam setiap Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) selalu disampaikan. (ysf)      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: